KETIKA
HATI PERCAYA AKAN JANJI ALLAH
PERJALANAN
KARIR
PART
II
“Berharap
pada manusia akan berakhir pada kekecewaan,
Berharap
pada Allah akan berakhir pada kebahagiaan”
Alhamdulillah, segala
puji syukur penulis panjatkan kepada Rabb Semesta Alam. Dialah Rabb, Tuhan bagi
seluruh makhluk. Izinkanlah penulis menuliskan uraian kisah perjalanan hidup
penulis. Perkenalkan sebelumnya, namaku Dewi Nur Halimah, biasa dipanggil Halimah.
Seorang gadis desa yang sangat mencintai ilmu dan sedang menuntut ilmu dan in syaallah
selamanya akan menuntut ilmu hingga akhir hayatnya.
Mimpi, cita-cita? Apa
yang terbesit di benakmu ketika mendengar kata “mimpi dan cita-cita”. Tentu
setiap orang memiliki mimpi sejak ia masih kecil. Sebagaimana umumnya orang,
sejak kecil lebih tepatnya saat SD. Halimah punya mimpi, tapi saat itu asal
ceplos karena masih sangat polos dan lugu. Ya kan namanya anak SD. Dulu, saat
waktu SD, Halimah punya life plan
tentang kehidupan masa depan Halimah. Aku juga heran, kog masa kecil aku,
pikirannya jangka panjang banget hehe…Hal-Hal…dasar future oriented.
Hidup
di dunia itu sementara
Kehidupan
di akherat-lah selamanya
Jangan
terlalu mengejar dunia
Lantas
melalaikan urusan akherat
1
hari di akherat sama halnya 1000 tahun di dunia
Waktu kecil, aku bermimpi
stelah kuliah, aku mondok di pesantren agar pengetahuan agama dan dunia
seimbang. Sepeerti semboyan yang pernah disampaikan guruku:
Ø Orang
yang mengerti agama, tapi tidak mengerti dunia itu seperti orang PINCANG. Tapi
masih mending, biar pincang masih bisa berjalan, masih bisa melihat.
Ø Orang
tak mengerti agama, hanya mengerti dunia (hubbuddunia) itu seperti orang BUTA.
Sudah tak bisa melihat, tak bisa mengerti apapun.
Ø Orang
yang mengerti agama dan mengerti dunia adalah orang yang normal dimana
pengetahuan agama dan dunianya seimbang. Tetapi minimal bila tak memiliki
kekayaan dunia, agama dan akhlak bagus.
Mimpi itu sempat
terkubur, karena Halimah terobsesi S2 (Master degree) di LN. Ternyata jalan
Allah berkata lain, kedua orangtua Halimah tak mengizinkan Halimah studi di
luar negeri. Alhamdulilah, segalanya pasti indah di balik semua kejadian. Akhirnya
Halimah memutuskan setelah kuliah S1, Halimah akan bekerja untuk membantu
orangtua. Perjalanan karirku cukup panjang, sudah kutuliskan sebelumnya
sebagian di perjalanan karir mentari desa. Baiklah akan Halimah ceritakan perjalanan
karir Halimah lagi hingga saat ini…hehe.
Ø Pada
akhir bulan Oktober 2016, Halimah wisuda S-1 dari Universitas Diponegoro,
Semarang Indonesia.
Ø Pada
bulan November 2016, Halimah persiapan lomba “Kewirausahaan Mahasiswa
Indonesia” mewakili Universitas Diponegoro karena sebelum wisuda, Halimah sudah
di daftarkan pihak universitas sebagai wakil UNDIP di ajang KMI Nasional 2016
di Malang.
Ø Pada
bulan Desember 2016, Halimah diberitahu Mas Sigit ada Indonesia Mengajar. Halimah
Daftar Indonesia Mengajar sambil membantu Ibu di rumah. Sempat, terbesit di
benak Halimah ingin mencari beasiswa S2. Namun sayang, Halimah mendapatkan
musibah tertipu orang 5,25 juta (5.250.000,00) sehingga tabungan Halimah yang Halimah
persiapkan buat IELTS gagal. Modus penipuan itu adalah tiket pesawat terbang
PP. Setelah uang Halimah transfer untuk ke Papua, ternyata tiket tidak dikirim.
Ya sudah, seharusnya lebih baik beli tiket itu langsung lewat agen saja
daripada via online, rawan penipuan. Tapi kalau difikir-fikir dan dikembalikan
lagi ke Allah, syukuri saja, mungkin uang itu bukan rizki Halimah. Atau mungkin
penipu itu lebih membutuhkan uang itu untuk mencukupi keluarganya, namun
sayangnya caranya salah yakni menghalalkan segala cara. Dibilang sedih, iya
sedih tapi semuanya dikembalikan ke Allah dan Alhamdulillah tenang.
“Ketika kamu
sedang bersedih karena suatu musibah…
Maka bersabalah
dan perbanyaklah berdoa
Sesungguhnya
tidaklah seorang itu dibiarkan berkata “Aku
mencintai Allah”
Tanpa diuji
keimanan dan kadar cintanya
Musibah
melatihmu untuk sabar
Dan
sebaik-bainya tempat kembali seorang hamba adalah kepada Tuhannya
Tuhan semesta
Alam, yang menciptakan langit dan bumi
Masih
di Bulan Desember 2016, tepatnya tanggal 13 Desember 2016 Halimah lolos seleksi
administratif di perusahaan Desain Interior Café. Tanggal 13 Desember Halimah
menjalani seleksi wawancara. Alhamdulillah Halimah lolos seleksi wawancara
sebagai BDM (Business Development Manager) dengan tawaran gaji 3-10 juta/ bulan
di tempatkan di Semarang. Namun sayang, Halimah tidak diizinkan Ibu kerja di
perusahaan tersebut karena owner perusahaan tersebut beridiologi berbeda dengan
Halimah. Halimah (ahlisunnah Waljama’ah NU), bos Halimah bermahzab Wahabi.
Orangtua Halimah tidak ridho, kawatir anaknya menjadi radikal, benci Tahlil dan
Tahsin, dan mengkafir-kafirkan saudara muslim.Well karena Halimah mau taat ortu, dengan berat hati Halimah
melepaskan pekerjaan dan jabatan itu (Halimah resign). Halimah lebih berat
orangtua daripada pekerjaan karena Halimah ingat di waktu Halimah sakit, yang
merawat Halimah adalah Ibu Halimah. Yang melahirkan, mendidik Halimah baca
Qur’an dan bisa baca tulis adalah Ibu Halimah, karena Halimah tidak pernah les
kecuali dari sekolah. Yang bekerja, ayah Halimah. Maka dari itu, Halimah rela
melepas apapun, demi orangtua walau berat dan nyeseg karena pada hakikatnya
cinta itu pengorbanan. Itulah bentuk pengorbanan Halimah ke orangtua Halimah,
taat.
Ø Pada
bulan Januari, Halimah mendaftar kerja sebagai SBMPTN Teacher di Lembaga Bimbingan Belajar BIAS (Belajar Itu Asyik
Sekali) di Pare, Kediri, Jawa Timur. Halimah lolos seleksi mengajar SBMPTN.
Gaji Halimah 3 juta/ bulan, mendapat tunjangan makan dan tempat tinggal. Tapi Halimah
cuman minta kontrak lebih pendek, cuman 10 Hari. Karena pada tanggal 20 Januari
Halimah Harus seleksi wawancara IM (Indonesia Mengajar) di Yogyakarta, dari
10.256 pendaftar IM, yang lolos seleksi wawancara ada 210. Dan dari 210 nanti
diambil 40 delegate Indonesia Mengajar. Alhamdulillah, segalanya indah kalau di
syukuri. Pengumuman lolos IM (Indonesia Mengajar) adalah tanggal 10 Februari
hingga 10 Maret. Seleksi Indonesia Mengajar meliputi: seleksi tulis (TPA),
seleksi FGD (Focus Group Discussion), seleksi wawancara, seleksi psikologi (menggambar),
seleksi microteaching mengajar.
Ø Pada
bulan Februari, sambil masa menunggu. Halimah membuka Bimbingan Belajar di
Rumah mengajar anak SD, SMP, SMA. Alhamdulillah ramai, dan muridnya banyak. Kegiatannya
seru, rumah ramai anak-anak hingga penuh. Senengnya itu, anak-anaknya lucu-culu
sehingga bikin aku seneng dan awet muda. Senengnya lagi pas tahu nilai
anak-anak naik dan peringkat anak yang les pada naik. Alhamdulillah.
Ø Bulan
Maret, tanggal 10 Maret 2017, Halimah mendapatkan pengumuman IM. Ternyata
kehendak Allah lain, Halimah gagal di kesehatan. Mencoba berhusnudzan, mungkin
itu yang terbaik untuk Halimah. Lalu pada tanggal 20 Maret Halimah ikut seleksi
wawancara, dan menyedihkannya disyaratkan wajib memiliki SIM A dan bisa nyetir
mobil. Halimah ndak bisa nyetir mobil, alhamdulillah ditolak. Belum rizki, Halimah
curhat Pak Iyo (Satriyo). Bapaknya bilang “Hal kenapa ndak bilang ke saya kalau
saratnya bisa nyetir mobil, kalau kamu bilang bisa saya latih”. Yah namanya
belum rizki, saya memang menceritakan sesuatu itu kalau sudah terjadi kalau
belum, takut omdo (omong doang), mending biar hasil yang bicara (sudah
kejadian) hehe. Selanjutnya ada lowongan kerja di Bank, Halimah ikut seleksi di
Bank X (rahasia). Seleksinya terdiri dari seleksi berkas dan wawancara.
Alhamdulillah pas Halimah wawancara, manager Bank nya lewat, dan tertarik ke Halimah.
Melihat semua berkas Halimah (CV, Cover letter, achievement, dll) menggunakan
bahasa inggris, beliau tertarik. Terus Halimah disodori tulisan bahasa inggris
satu halaman, diminta menterjemahkan. Alhamdulillah bisa…dan sebelum pengumuman
Halimah sudah dikasih sinyal sama manager langsung, accepted. Rasanya seneng,
pas pulang wawancara, senyum merekah. Tetapi kehendak Allah berkata lain, Orangtua
Halimah dan adek Halimah ndak meridhoi anaknya kerja di bank.
“Bapak, Ibu,
adek ora ridho neg sampean kerja di Bank. Di bank itu ada unsur ribhanya, ribha
itu haram. Meskipun ada 2 ulama, ada yang mengaharamkan dan membolehkan, Tapi
Bapak, Ibu dan adek nggak ridho”
Ditambah
adek berkata:
“Mbak,
ngendikane guruku ugi wonten teng kitab (langsung dipundhutke kitab e dan
dibawakan dalil e), bank itu ribha dan mayoritas ulama mengharamkan. Neg
sampean purun tak kandani, nggeh ampun kerja di bank. Kalau sampean kog kerja
dibank, nggeh monggo. Kulo mboten ngelarang tapi kulo mboten purun jenengan
paringi artane jenengan kerjo”
Buat
apa Halimah kerja, kalau orang yang Halimah cintai (ayah, Ibu, dan adek) tidak
meridhoi, terlebih tidak mau menerima uang dari Halimah. Halimah kerja kan pengennya
buat membahagiakan orang-orang yang Halimah cintai. Ketika Halimah ditelfon
untuk menandatangani kontrak dengan bank, langsung Halimah mohon resign
mengundurkan diri sebelum ttd kontrak. Kalu kerja di bank, sudah ttd kontrak
lalu resign itu bahaya, dendanya ratusan juta. Jadi sebelum memutuskan resign
di tengah jalan, lebih baik resign sebelum ttd kontrak. Kecuali kalau manteb
kerja di sana, silahkan dilanjut TTD kontrak.
Ø Bulan
April 2017, Halimah berangkat ke Depok diterima kerja di perusahaan kosmetik.
Alhamdulillah. Begitu sampai stasiun, langsung di jemput. Halimah sebagai staff
Research and Development (R&D). Selama di Depok, Halimah diperlakukan Baik
sama Bos. Selain di Research, Halimah juga sering diajak meeting, menyambut
kunjungan kerja menteri keuangan (MENKEU) dan MENRISTEKDIKTI (Menteri Riset dan
Teknologi Pendidikan Tinggi), Menyambut kunjungan kerja Bule dari Universitas
di Australia, Presentasi. Dan terakhir sebelum resign, Halimah direkomendasikan
sebagai Leader Kosmetik Padat (Sabun), lebih tepatnya sebagai Solid Product
Developer and Own Brand Company Developer.
Tapi, sayangnya, sebelum resign. Ketika Halimah
masih di R&D, Halimah dikerja’in. Diminta belanja handuk di pasar.
Sementara Halimah nggak tahu tempatnya, Halimah memang berani dengan
tanya-tanya. Tapi, jujur Halimah sakit hati, beli-beli itu kan tugas Office
Boy/ Office girl atau bisa juga field purchaser staff. Lah R & D kog
diminta beli-beli, jujur kecewa banget sama supervisorku di R&D. Mau bilang
BOS, kesannya pengadu…akhirnya Halimah pendam. Ternyata sahabat Halimah, lapor
ke HRD kalau Halimah diperlakukan buruk. Supervisorku ditegur BOS. Dan ketika
aku mau resign, ditahan BOS, dipindah dari R&D menjadi Leader Kosmetik Padat (Sabun), lebih
tepatnya sebagai Solid Product Developer and Own Brand Company Developer
diperusahaan milik bos yang satunya lagi (perusahaan lainnya). Di perusahaan
ini Halimah diperlakukan baik, semua karyawan menyambut Halimah ramah. Tapi
belum bisa mengobati kekecewaan selama 2 bulan sama atasan (supervisor di
R&D) dulu. Halimah masih ingat saat Halimah minta kerja’aan dicuekin. Halimah
dimarahin, diperlakukan beda. Sudah terlanjur kecewa, Halimah memang orang
baru, tapi perlakuan BOS baik dan percaya Halimah, mungkin Hal itulah yang
membuat dia (supervisor) sering mengerjain Halimah.
Siapa
yang nggak sakit hati, difitnah nggak mandi seminggu…
Siapa
yang nggak sakit hati dikerjain ke pasar
Siapa
yang nggak sakit hati dicuekin…
Siapa
yang nggak sakit hati dibully dan dianggap boraks..
Halimah
sanggup diam dan nahan sakit pas dibully, tapi Halimah nggak bisa bohong kalau Halimah
kecewa banget. Begitu kecewa banget, Halimah langsung nyari tempat baru dimana Halimah
mendapatkan apresiasi sesuai yang Halimah mau. Kalau ada yang bahagiakan kamu,
bisa memberi seperti apa yang kamu mau, ngapain mempertahankan yang
menyakitimu…lepaskan dan tinggalkan hehe.
Ternyata
usut punya usut Halimah dikasih tahu ririn. Kata Ririn:
“Teteh (Leader
R&D) itu kenapa memperlakukan kamu begitu, karena kamu bercita-cita pengen
bikin foundation. Yang kepoin prestasi kamu di youtube itu Teteh bukan Heri.
Terus di sebar ke karyawan-karyawan”.
Well, apa yang salah dengan foundation. Aku memang
dari kecil bermimpi punya yayasan yatim piyatu dan yayasan rehabilitasi
pelacur. Toh mimpi gratis, nggak ada aturan undang-undang yang ngelarang orang
bermimpi, ya suka-suka saya. Diketawakan sih EGP, toh badan saya masih utuh,
asal nggak ganggu saya, privasi saya, kerjaan saya. Saya EGP, tapi yang bikin
sebel, dia ganggu kerjaan saya. Setahu saya, harusnya kalau perusahaan memiliki
karyawan berprestasi itu disambut baik, iya ini disambut baik BOS tapi disambut
buruk oleh leader (supervisor). Kalau kerjanya bareng BOS terus mungkin Halimah
tahan, lah selama MT sebelum jadi Leader, Halimah ditempatkan sama supervisor,
diperlakukan buruk terus, gimana betah. Halimah tipikal diam, marahpun diam,
nggak membalas. Tipikalnya kalau sebel, jengkel diam, langsung pergi nggak mau
ditemuin. Dibilang..’Apa sudah memaafkan”, in syallah sudah. Kenapa Halimah
menghilang nggak mau ditemuin, karena tiap keingat wajahnya keingat semua
perlakuan buruknya (kejahatannya). Daripada semakin bertambah dosaku sebab benci
ke orang yang menyakitiku, mending menjauh. Dengan sibuk pada hal baru yang
saya sukai, saya pun dengan sendirinya akan lupa dengan yang dulu menyakiti
saya, simple kan hehe.
Sebelum resign, Halimah sudah searching lowker. Well
Halimah daftar sebagai “Biology Teacher” di SMP Anak Terang (International
School Berbasis Billingual School). Oh ya, SMP Anak Terang (International
School Berbasis Billingual School) ini yayasan milik swasta. Meski demikian,
sekolah tersebut keren, kesehariannya murid-muridnya dilatih komunikasi menggunakan
bahasa inggris. Mayoritas siswanya dan guru-gurunya dari ethnis Thionghoa yang
mayoritas beragama khristiani dan khatolik, tetapi toleransinya cukup baik. Tak
hanya itu, mayoritas muridnya adalah anak-anak orang kaya (golongan upper
class). Seleksinya menjadi guru di SMP tersebut cukup lumayan ketat. Seleksi
pertama adalah seleksi berkas, alhamdulillah lolos. Seleksi kedua adalah
wawancara dan Mikroteaching (Praktek mengajar dengan murid kelas IX). Begitu
seleksi wawancara menggunakan 2 bahasa, pertama Bahasa Indonesia dan kedua
Bahasa Inggris. Alhamdulillah seleksi berjalan dengan lancar, semua pertanyaan
dapat terjawab dengan baik.
Lanjut seleksi microteaching, Halimah mengajar
genetika. Metode yang Halimah gunakan pada anak-anak adalah metode tanya jawab
interaktif, jadi bukan hanya guru yang aktif menjelaskan tapi murid juga. Jadi
sistemnya saya menjelaskan, di tengah menjelaskan dan setelah menjelaskan saya
beri quis. Sementara Bu Syelfi (Kepsek) duduk di belakang siswa, mengamati cara
mengajar saya. Microteaching berjalan lancar, anak-anak riang, aktif dan paham
apa yang saya jelaskan. Kelas saya interaktif, sebagaimana kelas dalam film
Tare Zamen Pyar yang diperankan oleh Amir Khan. Saya suka tipikal santai, tapi
paham, simple kan hehe. Setelah microteaching, saya istirahat bentar.
Bu Syelfi langsung memeluk saya, berjabat tangan dan
menyatakan saya lolos seleksi, kalau siap, segera TTD kontrak, dan SK Guru akan
langsung dikeluarkan yayasan. Saya suka, karena sebelumnya juga ada yang
diseleksi-seleksi tapi belum dinyatakan lolos. Saya setelah microteaching
langsung di ACC lolos, alhamdulillah. Saya minta salary mengajar 5 jt/ bulan,
dan sudah mau dinegokan sama pemilik yayasan kalau saya deal TTD kontrak (just
info, rata-rata salary guru di sana adalah 4 juta/ bulan). Saya minta di atas
rata-rata, karena menurut saya salary sesuai kualitas, dan bagi mereka salary bukan
masalah. Jadi sama-sama sepakat, musyawarah. Sebelum mengambil keputusan TTD
kontrak, Halimah minta waktu 2 hari untuk telfon Ibu minta perestuan ridho
Ibu. Karena keyakinan Halimah, ridho Allah
bersama ridho kedua orangtua, maka Halimah harus minta restu orangtua.
Menurut Halimah, bekerja di lingkungan yang
mayoritas non muslim (penganut agama kristen dan katholik) itu hal yang
menarik, memacu adrenalin dan merupakan tantangan baru karena Halimah berada
sebagai minoritas (pemeluk agama islam/ muslim). Tantangan pertama, Halimah
berhasil dimana Halimah berhasil melobby dan boleh mengenakan hijab. Strategi
yang kedua, Halimah mau dakwah islam dengan politik melalui ilmu, sains, prestasi,
dan akhlak. Tanpa perlu koar-koar, kalau akhlak bagus dan prestasi kerja bagus
kan orang dengan sendirinya tertarik, sebagaimana taktiknya sunan kalijaga dulu
hehe. Halimah juga akan belajar pluralisme, hehe menurutku sangat menyenangkan.
Halimah teringat, dimana dulu sebelum ada agama islam yang dibawa Rosulullah,
semua penduduk di mekah dan madinah mayoritas pemuja berhala. Apa yang
dilakukan Rosulullah? Ya didakwahi melalui akhlak yang bagus (terbukti julukan
Rosulullah adalah Al Amin) dan prestasi Rosulullah (Rosulullah kecil sudah
terkenal, sebab dikitab-kitab injil dan para ahli kitab sudah diceritakan
ciri-ciri Nabi Akhirus Zaman), well alhamdulillah sekarang islam dikenal di
seluruh dunia.
Namun kenyataan berbeda, begitu Halimah telfon kedua
orangtua Halimah. Mereka tidak mengizini Halimah kerja di tempat yang mayoritas
orangnya beragama non islam, khawatir Halimah menjadi Murtad (keluar dari
islam) dan pindah agama seperti yang terjadi pada 2 tetangga Halimah, pindah
agama karena bekerja dilingkungan non Muslim. Halimah, sudah melobby dan
mengutarakan alasan Halimah detail seperti di atas. Kamipun sempat berdebat. Halimah
teguh pendirian, bahwa Halimah tidak akan terbawa arus, namun Halimah yang
membawa arus. Kalau masalah prinsip, prinsip tetap nomor satu, sekalipun
disogok satu milyar supaya prinsipku berubah, aku tak akan mau. Aku meyakinkan
keluargaku kalau aku baik-baik saja, dan aku tak akan keluar islam. Tetap
orangtuaku juga kekeh pendirian, tidak mengizinkanku. Akhirnya aku mengalah
setelah mendengar pernyataan ini dari ibuku:
“Neg sampean (awakmu)
tetap kerja di sana. Ibu nggak ridho. Bapak Ibu ndak mengakui sampean sebagai
anak. Ibu Bapak ndak mau menerima uang dari kamu. Kerja itu yang penting halal
nduk, politikmu seberapa. Aku kuwatir kamu malah murtad, lihat tetanggamu (Mas
P, Mkak W dan mbak P) yang pindah agama. Ibu nggak mau. Ibu ndak gila harta
dunia, yang penting halal, cukup, disyukuri. Kamu kerja buat dirimu sendiri
nggak papa, nggak usah mikirin Ibu. Yang penting halal, toyyib di lingkungan
muslim”.
Jujur…beratlah kalau ndak diakui anak, saya lebih
memilih orangtua daripada pekerjaan. Daripada kehilangan orangtua, lebih baik
kehilangan pekerjaan. Pekerjaan, uang bisa dicari lagi. Kalau orangtua kandung,
di toko ndak bisa beli e hehe. Dengan berat hati, akhirnya aku menelfon Bu Syelfi
(Kepsek) bahwa Halimah mengundurkan diri sebagai guru karena orangtua tidak
merestui.
Akhirnya Halimah kerja di tempat lama, tapi entah
mengapa rasa syebelku masih besar pada teteh (supervisor yang membully aku dengan
borak dll) dan jeanet (si tukang gosip yang suka keliling-keliling buat
nyebarin berita). Aku tak bisa benci berlama-lama, memang kalau keingat fitnah
dan bullying itu, sakit hati banget. Gimana nggak ketemu, lawong satu mess sama
Jeanet, ya jelas ketemu terus hehe. Aku tahu yang menyebarkan fitnah itu Jenaet,
yang bilang Ririn dan Mbak Rikha, terlebih lagi aku sering memergoki dia
keliling ruangan di PPIC, R&D kalau ketemu aku nggak nyapa, seolah yang
digosipkan aku. Well ternyata benar, gosip nggak mandi seminggu itu dia…padahal
itu salah paham. Dulu aku pernah cerita,
“Aku kasihan
sama teman adekku di pesantren. Pas kemarau, satu pesantren mengalami krisis
air. Satu pesantren kan ratusan santri bahkan ribuan. Buat nyuci dan wudhu aja
susah, bahkan pernah kejadian mereka nggak mandi seminggu, semingggu sekali.
Aku pengen bikin alat yang bisa nyaring air lautan menjadi jernih, karena
lokasi mereka di pesisir. Tapi pesisirnya kotor banget. Nah pakai alat itu bisa
bikin air kotor jadi jernih. Kan bisa bermanfaat buat ngebantu mereka. Ada
kenalan Halimah yang inovasinya, nemukan alat buat nyaring air kotor jadi air
bersih”.
Eh dia salah paham, malah pahamnya aku pernah nggak
mandi seminggu dan disebar-sebarkan. Jengkel. Orang kog ember banget wkwk. Do
you know guys? Orang yang paling aku benci itu, orang ember, orang yang suka
ngebully dan ngerja’in orang, tukang adu domba fitnah. Kalau aku udah kecewa,
ya kumaafkan juga sih, cuman nggak mau ditemui. Aku nggak mau keinget wajah e,
karena tiap keingat wajah e keingat jahat e. Mending aku jauh, aku bisa bahagia,
aku bisa ngelupakan dia. Prinsip Halimah:
“Kamu mau apa
aja silahkan, asal nggak ganggu aku, keluargaku serta sahabatku
Aku menghargai
sampean, sampean juga harus menghargai aku
Aku sangat
menjunjung pluralisme, tenggang rasa
Aku lemah lembut
pada siapapun…tapi neg sampean ngerasi aku, aku juga berani
Jangan ganggu
kesukaanku, aku ndak ganggu kesukaanmu (saling menghormati)
Aku ndak mau neg
sampean ajak ngrumpi jama’ah, ngrumpi mesti tak cuek i
Bukan aku nggak peduli, dosaku sendiri
wes akeh, lahopo ghibahi (ngrumpi’in) orang lain, kog sodakoh pahala, kayak
kelebihan kebaikan, lawong dosaku aja sendiri banyak, coba kalu diperlihatkan
mungkin aku ndak kuat bawa.
Aku bakal diam, bicaraku pengennya
di musyawarah, diskusi, forum, pas jadi speaker atau pas kumpul teman dekat,
saudara, keluarga aja…
Kalau sama yang lain ya ramah, tapi
sebatas say hello dan menghibur…
No need to tell…
Aku tuh, maunya langsung action,
bisaku bantu orang apa ya kulakukan, walau sekedar moivasi, sharing lowker,
lomba, volunteer program, yang penting bermanfaat. Kalu bisa action, biasanya
aku langsung action.
Aku suka banget kalau di ajak ke
rumah sakit buat survey, karena di sana selain menyambangi orang sakit, aku
belajar bersyukur diberi nikmat sehat, apalgi kalau di RSJ.
Aku suka banget kalau pas ada rizki
lebih ke yayasan yatim piyatu, atau ke anak jalanan, pengemis di kolong
jembatan, dll
Serasa nyaman aja…hehe, Halimah kog
sukanya lapangan sih? Ya Halimah sukanya sebenarnya kerjanya ya ngajar dan di
humanity. Pengennya di PBB bagian Humanity.
Saya pribadi (Halimah) sanagat mengidolakan
ummahatul mukminin terutama sayyidah Khadijah RA, Sayyidah Fatimah RA, Sayyidah
Aisyah RA, Sayyidah Asiyah RA, Sayyidah Maryam RA dll. Halimah juga kagum sama
RA. Kartini, Imam Nawawi Al Jawani Al Bantani dan para ulama lainnya. Halimah
nggak ngefans artis, makanya jangan kaget. Ketika ada artis didatangkan, pada
rame rame minta foto bareng, pas ada band siapa itu Halimah nggak kenal,
katanya sering masuk TV, ada Fatin juga. Halimah santai-santai dan lebih milih
makan cemilan daripada uyel-uyelan mengejar artis, enakan makan hehe. Digoda
kayak apapun, kalau Halimah nggak suka ya nggak bakal ngaruh. Nggak digoda pun
kalau Halimah tertarik, ya tetep tertarik. Sayange yang Halimah idolakan mayoritas
sudah wafad. Kadang rindu banget sama yang Halimah kagumin, pengen banget
ziarah ke makamnya, hanya belum ada rizki ke sana. Belum dipanggil ke Makkah.
Selain para nabi, para wanita hebat (ummahatul
mukminin & wanita solekhah), ulama, cendekiawan muslim, saintis dunia
muslim, juga ada yang Halimah kagumi dan masih hidup. Contohnya KH. Maimun
Zubair Sarang (Halimah kagum sejak kecil), Gus Mus, Gus Dur, Cak Nun, Malala
Yousafzai. Mereka masih hidup, tapi nemuin Malala juga susah. Jadi sebagai
bentuk rasa cinta, ya doa. Halimah suka orang yang ringan tangan, suka
membantu, tampilan cuek tapi diam-diam suka membantu, orang yang sederhana,
cerdas, rendah hati hehe.
Alhamdulillah, Halimah diterima kerja di pesantren.
Maka Halimahpun segera resign, daripada kebencianku ke teteh dan Jeanet makin
besar. Karena aku tahu dhalang dibalik itu semua ternyata mereka. Aku nggak mau
benci orang, nambahi dosa. Tapi mau nggak benci, terlanjur benci gara-gara
bullying itu dan dikerja’in. Kenapa Halimah tahu, banyak sumbernya, ada Pak
Faizal, Ririn, Halimah pernah mergokin langsung tapi dia nggak tahu. Meski Halimah
sebel, Halimah nyari cara supaya ketika Halimah resign mereka berdua nggak
dipanggil BOS, nggak ditegur BOS karena saya resign gara-gara mereka berdua.
Jadi untuk pengalihan isu, juga buat nutupin biar mereka tidak jadi bahan
pembicaraan karyawan karyawan di perusahaan, kasihan nanti mereka terkena
mental stressing, Halimah keluar dengan alesan (ahlibi) perjodohan. Simple kan.
Kalau aku jujur, gara-gara mereka berdua. Kasihan,
pasti BOS langsung negur mereka berdua. Terlebih aku kasihan teteh, dia masih
nyicil rumah, baru nikah (maksudnya nikah belum ada 3 tahun), baru ngelairin,
anak masih batita, ayah e sudah meninggal. Dendam kan nggak baik, apa susahnya
nutupin aib orang lain. Jeanet, aku kecewa banget karena dia ember. Sebenarnya,
aku sudah dipindah lokasi, tapi kan masih sering ketemu Jeanet. Tiap lihat
wajahnya selalu keinget dia yang nyebarin gosip nggak bener. Daripada musuhan,
lebih baik ngalah, toh diluar juga mendapat apresiasi bagus, dan saat jauh
mereka…rasa benci dan sebalku perlahan memudar. Alhamdulillah, …J
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Selalu ada
solusi di balik masalah. Sebener e yang bikin Halimah senang, di Depok sepulang
dari perusahaan, Halimah ngajar anak-anak ngaji tiap Senin, Rabu, dan Jum’at.
Rasanya seneng kalau berbagi ilmu. Kalau malam Halimah ikut warga Tadarusan,
kebetulan kan Romadhan. Halimah juga dapat tawaran, untuk ikut khataman Qur’an
tiap minggu, hehe seneng kalau bisa kegiatan bermanfaat dan berbaur masyarakat.
Halimah paling seneng kalau kegiatan positif. Pengennya, kegiatan itu to the
point, selesai pulang, nggak banyakan ngrumpi. Halimah suka banget tipikal
kayak Amir Khan (tokoh Phungchu; Wangdu di Film Three Idiot) dan Amir Khan di
Film Tare Zamen Pyar. Jadi melakukan baik ikhlas, nggak peduli di lihat orang
aau tidak. Menyalurkan ilmu dengan cinta tanpa kekerasan, ledekan. Dia kuliah,
nggak nyari ijazah buat kerja tapi memang untuk ilmu, Halimah belum bisa 100%
demikian. Sebener e pengen acuh, ngelakuin apapun sesuka Halimah mengembara,
tapi kembali lagi kalau kuliah nggak ada ijazah…nggak tega orangtua. Aku suka
tipikal cuek, baik di belakang. Nggak bosa-basi langsung action. Walau tak
jarang sering dicap buruk, aku nggak peduli. Tujuanku bukan manusia.
Aku lebih suka, kalau ada temen sakit, diam langsung
jenguk nggak usah ngomong. Itu yang kulakukan. Banyakan ngomong kelamaan, ntar
takut e janji doang, atau banyakan tanya doang malah nggak dijalanin. Halimah
biasanya udah direncanakan matang-matang, tapi dipendem sendirian, kalau udah
dilaksanakan baru ngomong hehe. Kalau ada rizki, Halimah suka main ke yatim
piyatu. Aku suka kalau ada orang yang aku benci karena jahatin Halimah, aku
pergi untuk berapa bulan untuk menghindari kebencian. Tapi akalu mereka sakit
atau terkena musibah, Halimah pengen bantu dia, cuman nggak mau langsung. Di
hati Halimah tetep nggak tega.
Selamat datang dunia pesantreeen…
Yeeee
Sudah lama aku mengejar dunia, ngejar dunia terus
nggak ada habisnya, Kalau aku mati yang kubawa kain kafan aja, lainnya amal
semua. Aku pengen mengembara, menuntut ilmu, belajar parenting. Aku ingin
seperti Rabi’ah Al Adawiyah yang cerdas, taat Allah dan taat orangtua. Aku
ingin seperti Sayyidah Muti’ah RA yang setia dan lembut dalam melayani suami.
Aku ingin seperti Sayyidah Aisyah dan Sayyidah Juwariyah yang memiliki jiwa
leadership tinggi. Aku ingin seperti sayyidah Khodijah yang memiliki jiwa
entrepreneurship tinggi.
Senengnya mau masuk pesantren, jadi keingat mimpiku
waktu kelas 5 SD (Kelas IV madrasah diniyyah sore), waktu itu Halimah suka
banget diajak menghadiri pengajian, Makanya Halimah pengen banget Jadi Halimah
Al Blorani kayak (Rabi’ah Al Adawiyah). Aku nggak pernah nyangka, kukira Habis
S1, lanjut S2. Eh…finally aku milih pesantren hehe. Kan udah lama aku belajar
umum (TK-SD-SMP-SMA-S1). Coba hitung, udah berapa tahun waktu kuhabiskan untuk
belajar ilmu duniawi, sudah 17 tahun. Sementara sekolah mdrasah baru 6 tahun
aja, makanya aku pengen nyantri. Misal usiaku 9esimasi meninggal usia 63)
karena ummat muhammad rata-rata usianya 60 tahun-an. Berapa tahun waktu yang
kuhabiskan untuk belajar agama?. Bayangin kita hidup di dunia cuman sekitar 60
tahun-an. Padahal lama satu hari di akherat = 1000 tahun di dunia. Lah, kita
hidup lak kayak mampir minum doang di dunia. Halimah ngerasa masih banyak hal
yang perlu di perbaiki, dan menurut Halimah, pesantren adalah tempat yang tepat
untuk menempa diri, menimba ilmu agama, memperbaiki akhlak, dll.
Aku tipikal cuek, aku nggak peduli dinilai orang
buruk. Tujuanku Tuhan, dosa-dosaku sudah diampuni saja Alhamdulillah. Manusia
itu makhluk, makhluk nggak boelh sombong, harus ramah. Aku pengen melakukan
kebaikan tapi sembunyi-sembunyi, bodoh amat dinilai buruk orang, yang penting
niatku baik dan yang kulakukan baik. Pengen membantu orang juga
sembunyi-sembunyi. Aku suka gusdur, orang kayak gusdur itu langka…
1. Gusdur
sodaqoh ke janda-janda miskin dan yatim piyatu milyaran, uangnya di sembunyikan
di tas, disuruh membagikan janda-janda miskin tapi nggak boleh diceritakan
orang lain. Baru tahu saja, setelah beliau wafad. Jadi nggak mburu pujian
manusia. Saya suka tipikal yang begini.
2. Gusdur
pernah dituduh murtad ke gereja. Padahal apa yang dilakukan gusdur di gereja
itu bukan untuk menyembah Yesus, melainkan untuk menjenguk karyawan-karyawati
gereja (buruh gereja) yang beragama islam seperti CS, satpam, tukang nyapu,
dll. Di sana gusdur nyangoni mereka dan menguatkan iman mereka diam-diam agar
tidak kegoyah imannya, agar tidak murtad. Lagi-lagi, jadi manusia jangan suka
bersu’udzan tanpa bukti. Apa ada yang mikir nasib mereka orang muslim yang
kepepet ekonomi lantas kerja di lingkungan non muslim?, makannya mbak mas
jangan mudah mengkafirkan orang ya hehe. Tak kasih tahu, yang berhak bilang
mengkafirkan orang itu Tuhan, yang berhak memasukkan neraka atau surga itu
Tuhan. Manusia nggak usah ngurus itu, ngapain mengambil ranah otorotas Tuhan.
Makhluk kog ngambil ranah Tuhan, gendheng itu. Jadilah makhluk yang rumongso
kalau dirimu itu makhluk…J
3. Gusdur
ke tempat PSK, gusdur difitnah main pelacur, bermain dengan pelacur. Apa gusdur
bantah, ya tenang aja. Membela diri? Dan menjelaskan kalau tujuan dia baik, ya
nggak. Gusdur ke PSK itu untuk dakwah. Beliau mendatangi PSK, didakwahi kalau
PSK itu dosa, maksiyat farji yang dosa besar. PSK nya dikasih uang buat
mencukupi kebutuhannya, diminta bertaubat dan berhenti jadi PSK. Malah mulia
toh? Mendakwahi orang buruk menjadi orang baik, bukan hanya mendakwahi orang
baik menjadi baik…kalau mendakwahi orang baik menjadi lebih baik itu wajar,
kalau peduli dan mau mendakwahi orang buruk menjadi orang baik itu luar biasa…J
Aku suka tipikal orang yang punya jiwa sosial
tinggi, jiwa leadership tinggi, dan jiwa entrepreneur tinggi. Itu penting,
kalau nggak punya jiwa sosial berarti seseorang punya hati tapi nggak memakai
hatinya alias hatinya nggak berfungsi. Kalau leadership tinggi itu penting
untuk mengatur negara dan peduli rakyat (yang menentukan kebijakan selaku
eksekutif nya). Kalau entrepreneurship itu juga penting untuk membuka lowongan
pekerjaan, membantu para pengangguran mendapatkan pekerjaan. Halimah sendiri
bukan orang baik, tapi berusaha baik. Halimah tak menuntut pasangan Halimah
nanti harus sempurna, lawong Halimah sendiri nggak sempurna. Yang penting
ketika Halimah melihat dan berada di dekatnya merasa nyaman. Simple kan, Halimah
nggak suka yang rempong, sukanya yang sederhana, simple.
Halimah nggak kagum seseorang karena kecantikan/
ketampanan doang. Pasti minimal ada salah satu undur diantara ketiga hal ini:
1) berjiwa sosial tinggi, 2) berjiwa leadership tinggi, 3) berjiwa
entrepreneurship tinggi. Sebagaimana contohnya:
1. Berjiwa
sosial tinggi;
a. Sayyidina
Abu Bakar (menyumbangkan seluruh harta kekayaannya di jalan Allah dan untuk
RosulNya).
b. Sayyidina
Umar (menghibahkan separuh kekayaannya untuk berjuang di jalan Allah dan
RosulNya).
c. Sayyidah
Aisyah RA dan Sayyidah Atsma RA gemar bersedekah pada yatim piyatu, dhuafa,
janda-janda miskin, fakir miskin.
d. Dll
2. Berjiwa
Leadership Tinggi
a. Rosulullah
SAW : pernah menjadi kepala negara yang adil, bijaksana dan pro rakyat.
b. Sayyidina
Umar : pernah menjabat sebagai kepala negara yang adil, tegas, dan bijaksana.
c. Sayyidah
Aisyah RA dan Sayyidah Juwariyah RA : menjadi panglima perang wanita
d. Ratu
Bilqis : Ratu di zaman Nabi Sulaiman AS.
e. Dll
3. Berjiwa
entrepreneurship tinggi
a. Sayyidah
Khodijah RA ; saudagar kaya raya yang dermawan, rela memberikan seluruh
hartanya untuk perjuangan Rosulullah SAW.
b. Sayyidina
Utsman RA: pengusaha kaya raya menantu Rosulullah.
c. Dll
Halimah suka orang yang nggak egois
mikirin diri sendiri, tapi peduli orang lain. Halimah suka wanita yang lemah
lembut seperti para ummahatul mu’minin dalam melayani suaminya dan Halimah
berjanji in syallah akan meneladani sikap para ummahatul mu’minin dalam
melayani suaminya ketika nanti Halimah sudah berkeluarga. Saatnya menuntut
ilmu, memperbaiki akhlak dulu hehe. Bismillah kalau diriku baik, semoga jodohku
juga baik. Di pesantren pilihanku, bekerja sekaligus belajar. Halimah mengajarkan ilmu sains ke anak-anak. Halimah dididik akhlak dan agama sama Pak Kiahi dan para ustads dan ustadzahnya. Aamiin.
*****
May
those article is useful for you
Can
motivate and inspire you to be better
Let’s
improve our self be better
*****