Kuatkan Hati dengan Keyakinan bahwa Allah Maha Adil
Kecewa?...yups,
siapa sih yang nggak kecewa kalau kita nggak dikasih kesempatan buat nyalurin
hobi kita. Yup…perkenalkan namaku Dewi Nur Halimah, tapi kamu boleh manggil aku
imah. Yah inilah kisahku tentang kekecewaanku. Sebelumnya siapa sih aku? Aku adalah
gadis desa yang mempunyai tekad yang kuat karena sering melihat dan mengamati
realita sosial tentang kesenjangan sosial, mimpiku…aku ingin bisa menemukan
suatu hal yang bisa dinikmati dan dirasakan terutama oleh rakyat kecil. Yups…sekilas
tentangku, aku anaknya mud-mudan, hobby-nya suka bantuin orang lain tapi
sembunyi-sembunyi, apa-apa suka yang nggak diemberin…hehe…soalnya banyakan
ember malah jadinya nggak jadi dilaksana’in. Itu kebiasaanku dari kecil. Nggak
tahu aku suka sembunyi-sembunyi…karena sembunyi-sembunyi itu asyik…hehe.
By the way, ngomong-ngomong soal
hoby…aku orangnya suka apa aja selama aku bisa mencobanya. Yah aku suka menulis…kadang-kadang
menuangkan perasaanku dalam puisi, cerpen, suka nulis karya ilmiah juga.
Disamping itu aku suka nyanyi…hehe terutama lagu timur tengah, lagu nasyid, dan
lagu pop yang mellow-melow tapi isinya ngresep di hati..ciah…hehe. Ups lupa…aku
juga suka foto-foto. Hobi foto ini bermula ketika aku kuliah, yah ada temenku
yang juga narsis dan aku dirtying dia supaya PD saat foto, nggak hanya itu aku
juga dilatihnya model hijab, supaya PD saat ikut ngadirin acara…hehe. Walhasil,
ajaran dia aku terrapin…iseng-iseng pernah ikut lomba fashion hijab dan juara
2. Alhamdulillah. Aku juga suka tilawah, pidato, dan musikalisasi puisi…kadang-kadang
juga bikin syair, gurindam pas lagi galau…hehe.
Yups…itulah sekilas tentang hobi dan
bakatku. Sedikit cerita, dulu waktu SMA aku pernah nolong orang, dia pingsan
dan aku rawat sampai sadar. Aku nggak cerita apa yang aku lakukan ke keluargaku
taupun siapapun termasuk emak, bapak, ataupun adek. Nah yang bikin aku bingung…beberapa
hari kemudian Emakku tanya ke aku, “Nduk, ngendikane ibu e Wiwid sampean seng
nulung Wiwid pas semaput?”…atau dalam bahasa Indonesianya begini “Nak, kata ibu
Wiwid kamu yang menolongnya ketika dia pingsan”. Aku cukup tersenyum nggak
menjawab. Dari situ aku lumayan bingung, perasaan aku nggak cerita siapapun…lah
kog sampai emakku bisa tahu, ternyata setelah aku kepo-in…si Wiwidlah yang
cerita ke ibunya dan cerita ke orang-orang. Ya udah deh, nggak papa, yang
penting yang cerita bukan aku. Aku sih berpikiran begini “Jika aku menolong
orang lain, aku tak mengharap imbalan darinya, melainkan aku meyakinkan hatiku
pada Allah. Suatu saat nanti Allahlah yang kan menolongku jika aku dalam
kesulitan, jika aku mau menolong orang lain”…yups itulah keyakinanku yang aku
pegang teguh sampai sekarang.
Back to the my story…itulah sekilas
cerita tentang hobi saya. Dari dulu sejak saya SD ataupun madrasah diniah…saya
selalu mentargetkan sesuatu dan saya bernadzar, jika saya memperoleh hadiah
lomba ataupun prestasi ataupun hadiah dari kerja, hadiah itu akan aku
persembahkan ke adekku, satu-satunya adek yang paling aku sayang dan emakserta
bapak, selebihnya baru buat aku dan untuk yatim piyatu ataupun orang yang tak
mampu. Bagiku berbagi tak nunggu kaya, selama Allah memberikan rezki, maka jika
kita merasa cukup…bisalah berbagi dengan orang lain. Alhamdulillah meski tak
seberapa hadiah yang kuberikan…aku bisa berbagi pada mereka. Biasanya ketika
aku memberikan sesuatu pada orang lain dadakan tanpa bilang padanya..hehe…aku
nggak mau janjikarena kalau janji nggak aku tepati…dosalah aku. Mending kalau
niat ngasih langsung aja ngasih…nggak jarang dijulukin sukanya dadakan plus to
the point…tapi surprise kan.
Oh ya kekecewaanku saat aku SMA, aku
nggak diberi kesempatan ikut lomba ke pati (lomba cerdas cermat). Waktu itu
perasaanku kecewa. Mengapa tidak, siswa yang prestasinya di bawah aku…yakni
juara 2, juara 3 kelas aja diajukan lomba kesana, sementara aku yang juara III
Paralel nggak didaftarin lomba…yups nyeseg banget saat itu. Saat emang lagi sedih…seharian
aku murung di kamar, nangis sambil nulis dibuku, baca buku atau al qur’an dan
langsung tidur. Sedihnya lagi ada teman yang bilang ke aku langsung, sebut saja
namanya AW..”Halimah, kog kamu nggak ikut lomba sih, semua nak pintar bahkan
yang juaranya dibawahmu pada ikut lomba loh, kog kamu tidak, masak kamu
kelewatan”…sedih banget rasanya, air mataku sudah hampir tumpah aku tahan waktu
itu. Bagiku aku sudah kalah sebelum berperang dengan tidak diberikan kesempatan
lomba…saat itu aku nyeseg banget. Dan satu kata yang bikin aku bangkit adalah…”Rizki
Allah yang ngatur, aku yakin Allah Maha adil”.
Yang
tertanam dibenakku adalah ““Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kalian orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah,
biarpun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat kalian.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.
Dan jika kalian memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.” (QS.
An-Nisâ` : 135).
Aku yakin, meski aku tak
diberi kesempatan itu, pasti ada kesempatan lain yang Allah berikan dengan
nikmat yang luar biasa. Alhamdulillah aku juara 3 lomba cerdas cermat Akuntansi
dan mereka entahlah, kabarnya kalah…aku sih nggak mau ngurusin urusan mereka, toh
aku nggak diberi kesempatan. Aku ucapkan terimakasih pada bu Dwi, Bu Ni’amah
yang membimbing aku kejar tayang belajar akuntansi jasa dan akuntansi dagang
dalam waktu seminggu yang notabennya pelajaran selama 2 tahun, terimakasih atas
kepercayaan yang telah diberikan, meskipun aku anak IPA…hehe larinya ke IPS.
Dalam seminggu itu, aku lembur, belajar lumayan nggak wajar…masih ingat pesan
kiahi saat sowan “Mbak sampean cerdas, tapi sampean ampun pantang nyerah
meskipun mendapatkan kegagalan, in syaallah sampean pasti bisa, itu proses yang
sampean jalani mbak”, …yups itu kata kiahiku, Alhamdulillah benar adanya.
Kekecewaan kedua yaitu saat kuliah, bakatku foto” nggak tersalurkan
pada saat lomba foto…padahal aku rasa semua sudah tahu kalau aku suka foto”.
Kecewa, sekilas aku kecewa, sudah tahu tapi nggak diberi kesempatan…no matter.
Aku yakin Allah Maha Adil, Allah akan memberiku nikmat yang lain, tinggal waktu
yang menjawab…lihat saja, waktu yang akan berbicara. Kekecewaanku lagi yaitu
aku hobi tilawah, ada lomba tilawah…padahal sudah banyak yang tahu aku suka
tilawah…tapi nggak dikasih tahu, bête…jelas bête. Tapi aku yakin dengan sepenuh
hati…”Doa orang yang didzalimi (tidak diberi kesempatan) in syaallah ijabah.
Aku nggak benci mereka, tapi aku akan mencari lomba yang lain, Aku yakin in
syaallah aku bisa. Karena aku yakin pada janji Allah, bahwasannnya Allah
membagi sesuatu rizki sesuai kadar usaha hambanya, selain itu juga aku yakin
dibalik kesulitan pasti Allah hadirkan kemudahan. Kecewa, jelas kecewa…paling
nggak tahun lalu sudah pernah juara 1 Tilawah. Okay, aku akan nyari lomba yang
lain. Terpenting, aku menolong orang
lain, orang yang membutuhkan, in syaallah masalah nikmat…Allah yang menjamin.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” surat Ar-Ra'd ayat 11.
Itu adalah sebagian kecil dari
kekecewaanku, aku bersyukur…Allah berikan nikmat yang lain, cukup tanamkan
dihati…Allah Maha Baik, Akan memudahkan hambanya yang selalu ikhtiar dan
pantang menyerah. Mohon doanya saudaraku, semoga aku bisa menjadi seorang kaya
yang dermawan…aku pengen atas izin Allah bisa menolong keluargaku, menolong
kerabatku, menolong kaum dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim piyatu.
Jazakumullah Khoir Ahsanal Jaza’.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar