HALIMAH BINTI MASDARI

Rabu, 20 Desember 2017

REDENOMINASI RUPIAH SEBAGAI WUJUD CINTA RUPIAH DALAM UPAYA MENDONGKRAK CITRA INDONESIA DIMATA DUNIA

REDENOMINASI RUPIAH SEBAGAI WUJUD CINTA RUPIAH DALAM UPAYA MENDONGKRAK CITRA INDONESIA DIMATA DUNIA
*****   
Oleh: Dewi Nur Halimah, S.Si
PH. 085725784395. Email: halimahundip@gmail.com
 
Gambar 1. Ilustrasi Redenominasi Rupiah
(Available at: http://www.ktabank.com/2017/07/redenominasi-rupiah.html).
Mata uang negara Indonesia adalah rupiah. Berdasarkan UU No 7 Tahun 2011, mata uang adalah uang yang dikeluarkan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Rupiah. Uang adalah alat pembayaran yang sah. Berkaitan dengan pernyataan tersebut, uang berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi jual beli bagi warga negara Indonesia. Uang rupiah dikategorikan menjadi dua yakni uang kertas dan uang logam. Kehadiran uang rupiah dalam kehidupan masyarakat sangat membantu dalam hal perhitungan dalam transaksi jual beli. Bukan hanya jual beli dalam pasar nasional, nilai rupiah juga digunakan dalam transaksi di pasar internasional dengan kurs atau menggunakan valuta asing.
Mata uang suatu negara dapat lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan suatu negara lainnya. Tinggi atau rendahnya mata uang suatu negara dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran negara tersebut. Jika penawaran lebih tinggi dibandingkan permintaan maka nilai tukar mata uang suatu negara akan menurun. Sebaliknya, jika permintaan lebih tinggi dibandingkan penawaran, maka nilai tukar mata uang suatu negara akan lebih tinggi. Demikian pula kestabilan inflasi, saat inflasi suatu negara lebih tinggi dari negara lain maka nilai rupiah akan melorot dan berpengaruh terhadap nilai kurs.
Naik turunnya nilai rupiah dalam kurs dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar mata uang terhadap valuta asing diantaranya:
1.      Laju inflasi
Setiap negara pasti melakukan kerjasama perdagangan antar negara, baik kerjasama bilateral maupun multilateral. Dalam melakukan kerjasama menggunakan nilai valuta asing atau yang biasa disebut kurs. Setiap perubahan harga yang terjadi di dalam suatu negara maka akan mempengaruhi negara mitra kerjasama yang lain. Apabila suatu negara mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi, maka harga suatu barang di negara tersebut semakin tinggi. Sebagai akibatnya permintaan terhadap pasar menurun karena daya beli masyarakat suatu negara menurun. Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) ini menjadi acuan nilai tukar yang menentukan hukum nilai dari mata uang suatu negara. Hal inilah yang menjadi landasan mengapa tingkat inflasi menentukan nilai tukar mata uang. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih rendah.   
Pengaruh inflasi dapat terjadi melalui 2 jalur. Pertama, ketika terjadi inflasi di Indonesia, maka rupiah yang beredar naik, sementara dollar yang beredar tetap sehingga menyebabkan nilai tukar dollar terhadap rupiah turun. Kedua, ketika terjadi inflasi maka harga barang di Indonesia naik, sebaliknya ekspor mengalami penurunan, dollar yang masuk ke Indonesia berkurang maka nilai tukar rupiah terhadap dollar AS turun.
2.      Suku bunga
Perubahan  tingkat suku bunga di suatu negara akan mempengaruhi arus modal internasional. Kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing. Kenaikan suku bunga juga akan merangsang permintaan untuk menaikkan nilai mata uang sehingga menjadi mahal. Kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka dengan menaikkan harga barang.Sebagai contohnya suku bunga antara suku bunga rupiah dan suku bunga dollar AS. Jika suku bunga rupiah naik, sementara suku bunga dollar tetap maka akan ada dollar AS masuk ke Indonesia. Sebagai dampaknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS naik. 
3.      Kontrol Pemerintah dan Bank Indonesia
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap valuta asing. Beberapa usaha yang dapat dilakukan pemerintah untuk menjaga kestabilan nilai tukar diantaranya; a). Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing, b). Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri, dan c). Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Selain pemerintah, Bank Indonesia selaku bank sentral juga berperan dalam menentukan kebijakan. Bank Indonesia turut serta menjalankan perannya untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia dengan melakukan tugasnya seperti menjaga stabilitas moneter, sebagai pengatus dan pengawas perbankan di Indonesia, pengatur dan penyelenggara sistem pembayaran yang nantinya akan berkaitan dengan penentuan kebijakan price dual tagging pada masa transisi pelaksanaan program redenominasi.
4.      Ekspektasi
Ekspektasi nilai tukar di masa depan akan mendorong pasar valas untuk bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Sebagai contohnya, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS dapat memicu pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Berbicara besar kecilnya nilai kurs mata uang negara-negara Asia Tenggara, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terbilang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, Indonesia menempati poringkat kedua nilai tukar mata uang terendah dari 10 negara ASEAN  setelah posisi peringkat terendah pertama diduduki oleh Vietnam. Saat ini, jumlah mata uang nasional yang diakui PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) sebagai alat pembayaran yang sah ada 180 mata uang. Menurut The Richest, dari 180 mata uang, Indonesia masuk ke dalam urutan keempat mata uang dengan nilai tukar yang paling rendah terhadap dolar AS. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah.  
Mengingat kedudukan nilai rupiah di mata dunia sangat rendah bahkan termasuk 5 mata uang yang tak dihargai, maka salah satu upaya gerakan cinta rupiah untuk mendongkrak citra Indonesia di mata dunia adalah dengan melakukan redenominasi rupiah (penyederhanaan nominal mata uang rupiah). Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan jumlah digit pada denominasi atau pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga, atau nilai tukar rupiah terhadap barang dan/ atau jasa. Redenominasi rupiah ini merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing dengan menciptakan persepsi yang lebih baik mengenai perekonomian Indonesia, peningkatan efisiensi, serta penghematan signifikan dalam biaya pencetakan uang. Di lain sisi, redenominasi rupiah juga akan meningkatkan kebanggan terhadap nilai rupiah.
Negara-negara yang telah lebih dulu berhasil melakukan redenominasi dalang rangka meningkatkan reputasi ekonomi negara, efisiensi dan akuntabilitas negara diantaranya:
1.      Polandia melakukan redenominasi pada tahun 1991 dengan pemotongan 4 digit angka.
2.      Ukraina melakukan redenominasi pada tahun 1996 dengan pemotongan 5 digit angka.
3.      Turki melakukan redenominasi pada tahun 2005 dengan pemotongan 6 digit angka.
4.      Rumania melakukan redenominasi pada tahun 2005 dengan pemotongan 4 digit angka.
Belajar dari negara-negara yang telah lebih dulu melakukan redenominasi, baik yang berhasil maupun yang gagal melaksanakan redenominasi,  Indonesia dapat mempersiapkan beberapa hal sebelum melaksanakan kebijakan redenominasi agar berhasil. Contoh negara yang sukses menerapkan redenominasi adalah Turki,  Rumania, Polandia, dan Ukraina. Turki merupakan salah satu contoh negara yang berhasil melakukan redenominasi. Turki meredenominasi mata uang Lira secara bertahap selama 7 tahun yang dimulai sejak 2005. Setelah redenominasi, semua uang lama Turki (yang diberi kode TL) dikonversi menjadi Lira baru (dengan kode YTL, di mana Y bermakna “Yeni” atau baru). Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL, atau menghilangkan enam angka nol (6 digit).
Turki meredenominasi mata uang secara bertahap dengan memperhatikan stabilitas perekonomian dalam negerinya. Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan “Yeni” pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9%.
Contoh salah satu negara yang gagal melakukan redenominasi adalah kegagalan redenominasi Brazil pada tahun 1986 – 1989, meskipun Brazil berhasil melakukan redenominasi pada tahun 1994. Selain Brazil yang pernah tercatat gagal melakukan redenominasi, negara-negara lain yang pernah mengalami kegagalan redenominasi yaitu Rusia, Argentina, Zimbabwe, dan Korea Utara. Brazil sempat mengalami kegagalan melakukan redenominasi yakni pada tahun 1986-1989. Brazil melakukan penyederhanaan mata uangnya dari cruzeiro menjadi cruzado. Namun, kurs mata uangnya justru terdepresiasi secara tajam terhadap dolar AS hingga mencapai ribuan cruzado untuk setiap dolar AS. Kegagalan ini dikarenakan pemerintah Brazil tidak mampu mengelola inflasi yang pada waktu itu masih mencapai 500% per tahun. 
Rendahnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah juga menjadi pangkal masalah kegagalan redenominasi pada tahun 1986, mengingat negeri itu masih dilanda konflik politik dan instabilitas pemerintahan yang mengikis kepastian berusaha. Brazil akhirnya berhasil dalam menerapkan redenominasi pada tahun 1994. Kombinasi sukses memangkas inflasi dan masuknya modal asing yang meningkatkan cadangan devisa merupakan faktor terpenting keberhasilan redenominasi di Brazil. 
Berdasarkan kisah keberhasilan dan kegagalan negara-negara yang telah melakukan redenominasi terlebih dahulu dari Indonesia, Indonesia dapat menggunakan standar tolak ukur (benchmark) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan redenominasi dan mewaspadai faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan redenominasi. Sebagaimana Brazil, Indonesia pun pernah melakukan redenominasi pada tahun 1965, akan tetapi gagal karena pada saat itu implementasi redenominasi  tidak mampu mendukung kondisi perekenomian yang kurang kondusif, mengingat inflasi sangat tinggi dan pertumbuhan ekonomi tidak stabil. Meskipun demikian, Indonesia tidak boleh putus asa untuk melakukan redenominasi kembali. Berkaca dari Brazil yang kembali melakukan redenominasi dan akhirnya berhasil, Indonesia seharusnya juga mengambil langkah redenominasi dengan tetap memperhatikan benchmark keberhasilan redenominasi agar kegagalan redenominasi tidak terulang untuk kedua kalinya.   
Redenominasi ini penting untuk meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia. Redenominasi akan menyederhanakan perhitungan dalam setiap transaksi sehingga mempemudah perhitungan dalam transaksi jual beli barang dan/ atau jasa. Bukan hanya itu, dengan adanya redenominasi maka kepercayaan pasar terhadap rupiah akan semakin kuat. Sebagai dampaknya, kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia pun kian meningkat sehingga menambah pendapatan negara.  
Sebagai contohnya nilai rupiah terhadap USD, 1 USD = Rp 13.300. Apabila dilakukan pemotongan 3 digit maka 1 USD = Rp 13,3. Atau bila dilakukan pemotongan 4 digit seperti Malaysia, maka 1 USD = Rp 13. Akan tetapi, bila dicermati dengan seksama, pemotongan 3 digit angka 0 (nol) lebih sederhana dan lebih mudah diterapkan di Indonesia sehingga menjadi pilihan yang tepat dalam penerapan redenominasi di Indonesia. Contoh: 
·         Rp 100.000 menjadi Rp 100
·         Rp 50.000 menjadi Rp 50
·         Rp 20.000 menjadi Rp 20
·         Rp 10.000 menjadi Rp 10
·         Rp 5.000 menjadi Rp 5
·         Rp 2.000 menjadi Rp 2
·         Rp 1.000 menjadi Rp 1
·         Rp 500 menjadi Rp 50 sen
·         Rp 200 menjadi Rp 20 sen
·         Rp 100 menjadi Rp 10 sen
·         Rp 50 menjadi Rp 5 sen
·         Rp 10 menjadi Rp 1 sen
Rp 1 dan sen menggunakan uang logam, sedangkan uang Rp 2 ke atas menggunakan uang kertas. Penyederhanaan ini akan membuat persepsi perekonomian Indonesia menjadi lebih baik, menciptakan efisiensi dalam perdagangan karena memuat nol lebih sedikit dan rupiah akan sejajar dengan mata uang asing.
Tahapan-tahapan dalam proses redenominasi:
1.      Fase Persiapan
Fase ini merupakan tahap awal untuk meraih suksesnya pelaksaan redenominasi. Pada tahap ini yang dilakukan diantaranya; mendorong RUU Redenominasi Rupiah pada Prioritas Proglegnas (Program Legalitas Nasional) 2017, persiapan infrastruktur, dan penarikan uang lama secara rutin perlahan-lahan untuk diganti dengan uang cetakan baru yang sudah diredenominasi.
2.      Fase Transisi
Fase ini merupakan tahap paralelisasi pertama yang merupakan masa peralihan dari uang lama dan uang baru hasil redenominasi. Pada masa transisi ini, uang rupiah yang lama tetap beredar dan uang rupiah baru yang diterbitkan memiliki denominasi yang disederhanakan. Disaat yang bersamaan, harga barang dan jasa pun denominasinya disederhanakan. Selain itu, pada masa transisi ini juga harus ditetapkan UU dual price tag untuk menghindari permainan harga dari pedagang curang. Berkaitan dengan dual price tagging, semua toko diwajibkan punya price tag yang menunjukkan 2 harga yakni harga lama dan harga baru. Misal harga beras 1 kg adalah Rp 10.000 untuk uang lama dan Rp 10 untuk uang baru yang sudah diredenominasi. Selain kebijakan dual price tagging, masyarakat juga diperbolehkan menggunakan uang rupiah lama maupun uang rupiah baru. Secara perlahan, uang rupiah lama ditarik sehingga nantinya hanya tinggal ada uang rupiah baru. Total masa transisi yang dibutuhkan untuk keberhasilan program redeniminasi adalah 6 – 7 tahun. Pada tahap ini diadakan sosialisasi pada masyarakat terkait kebijakan redenominasi rupiah agar masyarakat mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia.
3.      Fase Phasing
Pada tahap ini merupakan tahap paralelisasi kedua atau tahap terakhir keberhasilan redenominasi rupiah. Transaksi sudah dilakukan dengan menggunakan uang baru yang diterbitkan dengan denominasi yang disederhanakan dan uang lama sudah ditarik dari peredaran.
Adapun keberhasilan redenominasi rupiah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu:
1.      Menjaga Inflasi
Ketika inflasi negara Indonesia lebih tinggi dari negara lain, maka nilai tukar rupiah terhadap kurs mengalami kemerosotan (penurunan). Sebaliknya, ketika inflasi di Indonesia lebih rendah dari negara lain, daya beli masyarakat meningkat dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pun turut meningkat. Sebagai akibatnya kepercayaan asing terhadap Indonesia pun meningkat.
2.      Masa Transisi
Masa transisi dari uang lama ke uang baru yang diterbitkan dengan denominasi yang disederhanakan adalah 6 – 7 tahun. Selama masa  transisi ini, pemerintah harus bertindak tegas dalam mengambil keputusan untuk meraih suksesnya program redenominasi. Pemerintah bergerak cepat melakukan sosialisasi, komunikasi dan publikasi terkait kebijakan redenominasi pada masyarakat.
Dengan persiapan yang matang, harapannya ke depan Indonesia dapat berhasil melaksanakan redenominasi rupiah sehingga reputasi mata uang Indonesia di mata dunia pun meningkat lebih baik. Reputasi yang baik diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap Indonesia sehinga mendatangkan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Kepercayaan pasar ini dapat mendorong peningkatan devisa negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat.   

SUMBER DATA:     
Anonim. (2013). “Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi”. Available at https://finance.detik.com/moneter/2150674/ini-dia-cerita-negara-yang-sukses-dan-gagal-melakukan-redenominasi. Diakses Tanggal 21 Desember 2017.
Anonim. (2017). “Daftar mata uang Asia Tenggara dari tertinggi sampai terendah harga kursnya”. Available at: https://uangindonesia.com/mata-uang-asia-tenggara-dari-tertinggi-sampai-terendah/. Diakses Tanggal 20 Desember 2017.
Apinino, Rio. (2014). “Daftar Mata Uang Sampah di Dunia, Rupiah Peringkat Berapa?”. Available at: http://bisnis.liputan6.com/read/2146659/daftar-mata-uang-sampah-di-dunia-rupiah-peringkat-berapa. Diakses Tanggal 20 Desember 2017.
Ernis, Devy. (2014). “Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai”. Available at: https://bisnis.tempo.co/read/628460/rupiah-masuk-lima-besar-mata-uang-tak-dihargai. Diakses Tanggal 20 Desember 2017.

#GerakanCintaRupiah
#RedenominasiRupiah
#DongkrakCitraIndonesia


Jumat, 15 Desember 2017

KEISTIMEWAAN 4 PILAR

KEISTIMEWAAN 4 PILAR
*****   
Written By Dewi Nur Halimah, S.Si
Delivered by KH. Maemoen Zubair from Sarang – Rembang
*****
Kamis Malam, 14 Agustus 2017
Dalam rangka Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Khotmil Qur’an oleh Majlis Taklim Nusantara, Jetis 2017/ 1437 H.         
*****


Nabi Muhammad SAW atau dikenal dengan sebutan Rosulullah SAW adalah nabi akhiruz zaman. Beliau lahir pada hari Senin, 12 Robi’ul Awwal 571 M, tepatnya pada tahun Gajah. Dinamakan tahun gajah karena pada saat kelahiran Rosulullah SAW ada bala tentara Raja Abrahah yang mengendarai gajah hendak merusak Ka’bah. Namun atas kekuasaan Allah swt, Allah kirimkan burung ababil yang membawa kerikil dari neraka untuk dilemparkan pada tentara Raja Abrahah sehingga bala tentara Raja Abrahah binasa. Demikianlah cara Allah swt dengan segala kekuasaanNya untuk melindungi Ka’bah (baitullah). Bulan Robi’ul Awwal, Robi’ artinya bagus dan Awwal artinya dahulu. Bila Rosulullah SAW lahir pada 571 M, sementara saat ini 2017, maka selisih saat ini dengan kelahiran Rosulullah SAW adalah 1446 tahun (2017 – 571).
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tidak berpacuan pada bulan syamsiyah (bulan matahari) melainkan berpacuan pada bulan qumariyah (bulan rembulan). Bulan Syamsiyah (bulan matahari) berpacuan pada bumi mengelilingi matahari (revolusi bumi) sementara bulan qomariyah (bulan rembulan) berpacuan pada revolusi bulan (pergerakan bulan mengelilingi bumi). Bulan syamsiyah disebut ayat Allah an nahar ( ayat Allah siang hari karena matahari terbit pada waktu siang hari) dan bulan qomaroyah disebut sebagai ayat Allah al lail (ayat Allah malam hari karena bulan terlihat pada malam hari). Segala kegiatan manusia termasuk jadwal pendidikan akademik, jadwal kerja berpacu pada bulan syamsiyah (masehi) bukan bulan qomariyah (bulan hijriyah). Pusat perubahan seluruh alam dihitung berdasarkan matahari.
Mengapa segala aktivitas baik di dunia pendidikan, dunia kerja berpatokan pada bulan syamsiyah?. Karena bulan syamsiyah berpacuan pada matahari yang istiqomah ukurannya tiap hari. Coba kau perhatikan dengan seksama, setiap hari ukuran matahari sama, tidak semakin kecil juga tidak semakin besar. Berbeda dengan bulan qomariyah (bulan rembulan) ukurannya selalu berubah-ubah. Pada tanggal 1-7 (awal bulan), ukurannya sangat kecil. Tanggal 8-14, ukurannya semakin besar tiap harinya. Tanggal 15 bulan purnama (bulan sempurna). Tanggal 16-21 semakin mengecil. Tanggal 22-28, semakin lebih kecil ukurannya yang terlihat hingga tanggal 29 sudah tidak kelihatan (bulan tidak terlihat pada malam ke 29). Itulah mengapa bulan qomariyyah tidak menjadi patokan dalam aktivitas manusia, karena bulan qomariyyah selalu berubah-ubah ukurannya (tidak istiqomah).
Bulan syamsiyah menjadi patokan karena keistiqomahan ukurannya tiap hari dari awal bulan hingga akhir bulan. Itulah mengapa kita sebagai manusia dalam beribadah seyogyanya mencontoh matahari yang istiqomah ukurannya tiap hari agar kita senantiasa menjaga keistiqomahan ibadah kita tiap hari. Meskipun demikian, bulan qomariyyah adalah massa yang baik untuk manusia sebagai penentuan dalam menjalankan syari’at, seperti penentuan awal romadhon, penentuan 1 syawal dan lain sebagainya. Bila kita telusuri, terkadang iman manusia itu pasang surut layaknya bulan yang ukurannya terkadang kecil, lebih besar, besar, lantas kecil lagi, bahkan menghilang lalu muncul lagi di awal bulan.
Ketika seseorang mengetahui posisi bumi terhadap matahari (revolusi bumi) maka ia dapat menentukan derajat. Dalam satu putaran (lingkaran) sebesar 360o. Matahari mengelilingi dunia sehari semalam sebesar 1o. Nnamun yang menjadi pertanyaan, bila satu putaran 360o, mengapa jumlah hari dalam setahun (sesuai revolusi bumi terhadap matahari) tidak 360 hari melainkan 365 hari?. Karena dalam satu tahun ada 7 bulan yang jumlahnya 31 hari dalam satu bulan yakni bulan Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember, sedangkan bulan Februari jumlahnya 28 hari kecuali untuk tahun yang habis dibagi 4 jumlah hari dalam bulan Februari ada 29. Dengan demikian jumlah hari dalam satu tahun ada 365 hari.  
Berkaitan dengan bulan qomariyyah dan bulan syamsiyah, tidak terlepas dengan kehidupan manusia di dunia. Kehidupan di dunia identik dengan jerih payah (kerepotan). Maka wajar bila manusia hidup didunia akan kerepotan baik kerepotan oleh kegiatan, pikiran, ataupun masalah yang datang silih berganti. Dunia adalah tempat repot, bila tidak menginginkan kerepotan hidup di dunia maka janganlah hidup di dunia. Di era global, perkembangan zaman semakin pesat sehingga perlu diimbangi dengan keterampilan (skill) yang mumpuni agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Berhubungan dengan bulan masehi (bulan syamsiyah/ bulan matahari). Bulan Desember identik dengan besar-besarnya sumber air (gedhe-gedhene sumber). Bulan Januari berkaitan dengan penghijauan (hijau-hijaunya padi karena musim tanam padi). Bulan Februari identik dengan dekat-dekatnya padi ( mepet-mepet e pari untuk dipanen). Bulan Maret identik dengan penyabitan/ pemotongan padi untuk dipanen (maret = arit/ ngarit pari). Bulan April identik dengan keberkahan atau krisis. Apabila bulan april, seseorang memiliki banyak uang maka itu sebagai pertanda bulan selanjutnya memiliki uang juga. Namun bila bulan April mengalami krisis uang bahkan kesusahan, maka bulan selanjutnya juga akan mengalami demikian. Mengapa demikian, bulan April seolah istimewa? Karena Bulan April adalah bulan kelahiran Rosulullah SAW.
Kehidupan dunia semakin tahun berubah seiring dengan perubahan zaman. Orang yang berakal tentu mengerti zamannya dan mengetahui prubahan yang terjadi pada zamannya. Bila seseorang semakin tidak tahu zamannya, maka akan semakin banyak pergejolakan atau pertengkaran. Kehidupan di era modern manusia dituntut untuk kritis, solutif dan kreatif. Jumlah penduduk (jumlah manusia) yang semakin banyak, namun lahan pertanian semakin berkurang karena digunakan sebagai lahan pemukiman penduduk. Padahal kebutuhan pangan manusia semakin banyak. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir (Na Nabiya Bakda) yang tidak ada nabi lagi setelah awafadnya Nabi Muhammad SAW. Suatu keanehan fenomena zaman akhir adalah, sudah tidak ada lagi nabi, namun jumlah pemeluk agama islam yang menyembah Allah swt semakin besar jumlahnya. Dahulu pemeluk agama islam di Uni Soviet hanya 5-10% dari seluruh warga negara Uni Soviet, sekarang islam dikenal oleh warga Uni Soviet. Suatu Kejaiban (Kekuasaan Allah), Islam pertama hijrah dari Makkah ke Madinah, akan tetapi perkembangan islam pesat di Uni Soviet. Bahkan Hadits yang diterima oleh seluruh ummat islam di perjuru pelahan bumi oleh Imam Bukhari Muslim berasal dari Uni Soviet.
Wong Jowo Kudu Njawani
Kutipan tersebut bukanlah sembarang kutipan, sebab perkembangan Islam pesat setelah islam tiba diperkenalkan di tanah Jawa oleh walisongo. Memang berdasarkan sejarah, Islam pertama kali masuk melalui Kerajaan Samudra Pasai yang terletak di Pulau Sumatra. Akan tetapi perkembangan islam semakin pesat dan baru bisa me-nasional setelah Islam sampai di tanah Jawa. Tidak ada  Islam di Indonesia yang perkembangannya pesat, kecuali terpusat di tanah Jawa baru merambah ke pulau-pulau lainnya. Jawa menjadi segala rujukan kemajuan. Islam mulai tersohor dari dibangunnya masjid Bintoro di tanah Jawa.
Filsafat pertama Indonesia adalah filsafat dari Jawa yang diwariskan oleh nenek moyang yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tembang seperti tembang sinom parijotho, khinanti, dhandhanggulo, dll. Keistimewaan filsafat jawa diantaranya; 1) menggunakan bahasa yang tinggi, 2) kandungan isinya yang luar biasa (tidak bisa digegabah/ diremehkan) karena sarat akan makna kebaikan dan keluhuran. Tembang lebih mudah dihafal wanita dibandingkan laki-laki. Bila yang menyanyi syair tembang laki-laki, maka yang diperhatikan lebih condong pada isi atau content syairnya. Berbeda dengan laki-laki, bila yang membawakan tembang perempuan yang dilihat bukan isinya tetapi lebih pada suara dan rupa (kecantikan wajah) yang membawa syair tersebut.
Manusia terlebih ummat islam berpegang pada As Sunah. Sunah adalah perilku manusia yang diajarkan Rosulullah SAW. Perilaku manusia banyak macamnya, sebagai contoh suku di Aceh dan suku Jawa. Di Aceh memiliki budaya adat di atas syari’at sehingga keputusan kepala suku lebih diutamakan di atas syari’at. Sedangkan suku Jawa memiliki adat mudah menerima hal baru sehingga lebih mengutamakan syari’at sebagai adat. Pusat kemajuan di Jawa adalah Jawa Tengah karena Falsafat Indonesia termasuk tembang sinom parijotho, kinanthi, dandhanggula, dll diciptakan oleh para sunan yang berasal dari Jawa Tengah. Flsafat Jawa seperti tembang dhandhanggula, sinom parijotho, kinanthi sarat akan bahasa sansekerta yang penuh dengan petuah kebaikan. Akan tetapi falsafat itu rusak tatkala tidak dipahami artinya.
Indonesia dijajah Belanda hingga 350 tahun karena hubbud dunya yang melalaikannya pada hubbul wathon. Falsafat rusak saat dinyanyikan wanita. Lalu orang-orang berlomba mencari sinden untuk menyanyikan tembang falsafat, akan tetapi tidak dipahami maknanya lebih fokus pada suara sang sinden dan cantik rupa sang sinden. Alhasil orang dibutakan oleh rupa dan suara sinden sehingga menjadikannya gila (mabuk). Saat manusia mabuk dan dalam kondisi tak sadar, Belanda masuk memainkan taktiknya dengan politik adu domba (devide et impera) dalam memperebutkan perempuan. Itulah mengapa, wanita turut berperan dalam menentukan kemajuan negara.
Perlu diketahui bahwa wanita adalah tiang negara. Hancur dan majunya negara terletak pada kharakter dan akhlak (perilaku) wanitanya. Negara aman, maju dan sejahtera apabila wanitanya cerdas dan berakhlak mulia. Sebaliknya, negara mengalami kehancuran karena rusaknya moral wanita. Berkaitan dengan wanita, mengapa Rosulullah SAW memilih Sayyidah Khodijah meskipun beliau janda?. Sayyidah Khodijah RA adalah wanita yang cerdas dan berakhlak mulia. Bukan hanya itu, Sayyidah Khodijah RA juga berwajah cantik jelita. Kecerdasan Sayyidah Khodijah RA terlihat pada beliau yang menguasai kitab Zabur, Taurot dan Injil.
Mengapa Sayyidah Khodijah tidak disebutkan sebagai ahli qur’an atau yang menguasai Al Qur’an?. Karena semasa Nabi Muhammad belum menikah dengan Sayyidah Khodijah, dan sewaktu Sayyidah Khodijah masih janda, kitab suci Al Qur’an belum Allah turunkan, sedaangkan yang sudah Allah turunkan adalah 3 kitab (Taurot yang diturunkan pada Nabi Musa AS, Zabur yang diturunkan pada Nabi Daud AS, dan Injil yang diturunkan pada Nabi Isa AS). Al Qur’an baru diturunkan ketika Rosulullah sudah menikah dengan sayyidah Khodijah RA, tepatnya QS. AL-Alaq ayat 1-5, di Gua Hiro’. Atas pertimbangan kecerdasan dan akhlak mulia itulah yang menjadi landasan Rosulullah SAW menikahi sayyidah Khodijah RA, walaupun yang meminang (menyatakan cinta dan mengajak untuk menikah) terlebih dahulu adalah sayyidah Khodijah.
Sebelumnya, ketika masa janda, Sayyidah Khodijah telah dipinang beberapa kali oleh lelaki kaum Arab, namun ditolaknya karena Sayyidah Khodijah tahu berdasarkan 3 kitab yang dikuasainya akan ada Nabi Akhir Zaman yang cerdas dan berakhlakul karimah. Itulah mengapa ketika mengetahui ciri-ciri itu terdapat pada Nabi Muhammad SAW (Rosulullah SAW), Sayyidah Khodijah RA langsung meminang dan menyatakan cintanya serta bersedia diperistri Rosulullah. Wajar bila kendati janda, Sayyidah Khodijah dipinang oleh banyak lelaki arab yang kaya-kaya. Karena Sayyidah Khodijah selain kaya raya (saudagar kaya raya), beliau jua cantik jelita dan sangat cerdas. Kecerdasannya itulah yang membuat banyak lelaki terkagum olehnya, terlebih ditopang kekayaan ekonomu dan rupa yang cantik. Namun demikian, Sayyidah Khodijah memilih Rosulullah SAW yang kala itu miskin, karena apa? Karena Rosulullah memiliki ciri-ciri sebagaimana yang tertera dalam kitab yang dikuasai oleh Sayyidah Khodijah, selain itu Rosulullah berpribadi mulia sehingga dijuluki Al-Amiin, cerdas, dan juga tampan.
Sebagaimana topik 4 pillar, 4 pillar kesejahteraan adalah sandang, papan, pangan, dan sehat. Sandang (pakaian) sangat penting bagi manusia untuk menutup aurot sehingga mulia kehormatannya yang membedakannya antara manusia dengan binatang. Nabi Idris AS adalah orang pertama yang menemukan pakaian dengan cara menjahit atas ilmu yang diberikan Allah padanya. Papan (lahan) penting untuk manusia mendirikan rumah sebagai tempat bermukim jua sebagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Pangan (makanan) penting karena untuk keberlangsungan hidup manusia. Makanan diperlukan untuk energi manusia dalam melakukan kegiatan sehari hari, termasuk salah satunya diperlukan untuk pertumbuhan manusia. Kesehatan adalah hal berharga manusia. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat beraktivitas. Sekaya apapun bila sakit-sakitan tentu tiadalah artinya. Berkaitan dengan kesehatan, rumah yang sehat adalah rumah yang ada ventilasinya sebagai tempat pertukaran udara. Rumah yang baik menghadap ke timur sehingga searah dengan terbitnya matahari (mendapatkan sinar matahari di pagi hari yang mengandung vitamin D yang bagus untuk kesehatan). Sedangkan yang kurang baik adalah rumah menghadap ke barat karena mendapatkan sinar tenggelamnya matahari yang kurang baik untuk kesehatan.
Sebagaimana 4 jari yang tidak bisa terpisah (jari kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) yang menggambarkan kebersamaan. Jari kelingking atau jenthik identik dengan “panunggul patenono” yang mengajak pada membunuh keburukan. Jari manis identik dengan memperindah tampilan jari karena jari manis yang dipakaikan cincin. Jari tengah identik dengan “menengahi” keadaan. Jari telunjuk identik dengan membenarkan atau menunjukkan kebenaran. 4 Jari tersebut tidak bisa dipisahkan dan selalu bersama, tidak seperti jari jempol yang terpisah sendiri arahnya.
Sebagaimana simbol jari, kehdupan pun memiliki 4 pilar, termasuk 4 pillar kehidupan bernegara. Pilar akan membawa pada tujuan hidup. 4 Pillar kehidupan bernegara di Indonesia:
1)      Pancasila (P) yang merupakan dasar negara.
2)      Bhineka Tunggal Ika (B) sebagai alat pemersatu bangsa diatas perbedaan-perbedaan yang ada baik perbedaan ras, suku, agama, ethnis, dan lain sebagainya.
3)      Negara Kesatuan Republik Indonesia (N)
Dahulu di Jawa sendiri ada 6 negara yakni a). Negara Kerajaan Banten, b). Negara Kerajaan Cirebon, c). Negara Kerajaan Solo, d). Negara Kerajaan Yogyakarta, e). Negara Kerajaan Demak, dan f). Negara Kerajaan Banyuwangi. Kemudian menjadi 5 karena kerajaan Solo dan Yogyakarta menyatu menjadi satu, kemudiaan semua kerajaan yang terpisah-pisah di seluruh Indonesia menyatu membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4)      UUD 1945 (U) sebagai aturan tatanan nrgara (konstitusi tertulis)
Apabila disingkat, 4 pilar tersebut adalah PBNU. Kapan PBNU makmur? Ketika NU me-nasional karena NU mempersatukan ummat.
Selanjutnya adalah 4 pilar yang menyusun tubuh manusia diantaranya:
1)      Raga
2)      Sukma
3)      Nyawa
4)      Puwaningwaseso
Raga, Sukma dan Nyawa tidak bisa menyatu kalau tidak menempel pada purwaningwaseso. Nyawa tidak bisa menempel bila tak ada sukma. Nyawa adalah arwah yang Allah berikan pada tiap sukma. Sukma menempel pada raga. 4 komponen (raga, sukma, nyawa, dan puwaningwasesa) menjadi sebab manusia bisa hidup di dunia atas izin Allah swt.
Selanjutnya 4 fase pokok kehidupan manusia yaitu:
1)      Taman Kanak-Kanak
Masa dini manusia, dimana manusia memiliki masa golden stage, masa anak-anak meniru pada apa saja yang dilihatnya sehingga disebut sebagai great imitator.
2)      Fase Pertumbuhan (Remaja)
Masa pertumbuhan adalah masa remaja. Dimana pertumbuhan dan perkembangan tubuh kian kentara. Fase ini merupakan fase yang tepat untuk mulai mendidik anak.
3)      Fase Dewasa
Fase yang menjadi patokan kesuksesan seseorang, misal usia 40. Kog di udia 40 seseorang memiliki karir yang cemerlang maka kesuksesan telah diraihnya, kebahagiaan materi telah berhasil dicapainya.
4)      Fase penentuan.
Fase penentuan adalah fase yang mennentukan ciri akhir kehidupan manusia, akankah akhir hidupnya nanti khusnul khotimah ataukah su’ul khotimah. Fase penentuan adalah fase persiapan mengahdapi kematian. Segalanya ditentukan oleh amal perbuatan manusia. Manusia yang beruntung adakah manusia yang akhir hayatnya indah dan khusnul khotimah.
Manusia dituntut untuk belajar sejak lahir hingga ke liang lahat, baik mempelajari ilmu lahir maupun ilmu batin. 4 Pillar ilmu yang wajib dipelajari yaitu: 1) ilmu makrifat, 2) ilmu syari’at, 3) ilmu toriqot, dan 4) ilmu hakikot. “Berhijrahlah dari belahan bumi satu ke belahan bumi lainnya” (keliling dunia) agar engkau mengetahui keadaan dunia sehingga engkau memahaminya dan dapat mempelajarinya. Manusia untuk memenuhi kebutuahn lahir batinnya harus melakukan 4 hal yakni 1) belajar, 2) tidur, 3) kerja, dan 4) hiburan. Masa yang bagus untuk belajar adalah siang hari (nahar) sehingga sangat cocok bagi orangtua sebagai waktu untuk mendidik anak. Ilmu pertama kali ditemukan dari belahan bumi bagian timur, namun berkembang pesat di bagian barat. Ilmu kedokteran diperkenalkan oleh Ibnu Sina (cendekiawan dari Timur) kemudia berkembang pesat di belahan bumi bagian Barat (Eropa) setelah melakukan berbagai riset. Contoh lain, ilmu Falaq (perbintangan), dikenalkan pertama kali oleh cendekiawan muslim dari Timur, kemudian berkembang pesat di Barat (Eropa).
Sayyidah Khodijah RA mengetahui pillar 4 untuk kemajuan negara:
1)      At Tin (Pohon Tin)
Buah tin dikenal sejak zaman Adam AS. Pohon Tin adalah pohon pohonan pertama yang dikenalkan pada manusia sebagai lambang kesejahteraan kehidupan. Dahulu di tanah Jawa banyak sekali pohon Tin, namun sayangnya sekarang sudah punah.
2)      Az Zaitun (Pohon Zaitun)
Pohon Zaitun digunakan dan mulai dikenal sejak zaman Nabi Nuh AS. Pohon Tin sudah mulai tidak digunakan ketika manusia mulai mengenal pohon Zaitun sehingga lambat laun keberadaan pohon Tin punah karena tidak dilestarikan keberadaannya.
3)      Turii Siniin (Kota Turi Sinai)
Kota Turi Sinai mulai dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Selain itu, kitab Taurot diturunkan pada Nabi Musa AS di Sinai sebagai kitab petunjuk untuk kemajuan dunia.
4)      Hadal Baladil Aamiin (Negara yang Aman)
Negara maju karena keamanan negaranya terpenuhi. Sebagai contohnya negara Irak. Irak dahulu mengalami masa kejayaan, akan tetapi sekarang mengalami masa keruntuhan karena adanya ISIS dan Syi’ah.
Bangunan pertama di muka bumi yang mencerminkan 4 pillar kemajuan negara adalah Ka’bah.
Tidak ada negara yang sekaya bangsa Yahudi yang memiliki SDM mumpuni seperti Israel. Akan tetapi di bangsa Arab, Yahudi tidak memiliki tanah air sehingga sampai sekarang Yahudi belum memiliki kemerdekaan. Orang yahudi memiliki sejarah membunuh Nabi. Nabi yang pertama dibunuh oleh bangsa Yahudi adalah Nabi Zakariya dan Nabi Yahya. Nabi Zakaria dibunuh dengan digergaji ketika Nabi Zakariya bersembunyi di dalam pohon, lalu syetan menunjukannya dan bangsa Yahudi menggergaji pohon tempat Nabi Zakariya bersembunyi.
Pilar islam adalah sholat. Sholat adalah tiang agama. Itulah mengapa amalan yang dihisab pertama kali di akherat adalah sholat. Di dalam sholat terdapat 4 gerakan sholat yang utama yakni: 1) berdiri, 2) rukuk, 3) sujud, san 4) duduk. Oleh karena itu solat sangat menyehatkan tubuh karena memperlancar peredaran darah dalam tubuh. Bilangan shalat ini menjadi hal istimewa yang berkaitan dengan sejarah Indonesia. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 (17-8-1945).
Angka 17 ini seperti jumlah roka’at dalam bilangan shalat yakni:
1)      4 rokaat sholat isya’
2)      2 rokaat sholat subuh,
3)      4 roka’at sholat dzuhur,
4)      4 roka’at sholat asar, dan
5)      3 roka’at sholat magrib sehingga total jumlah roka’at dalam sehari semalam ada 17 roka’at.
Demikian pula angka 8 (bulan agustus) yang sesuai dengan 8 anggota tubuh yang digunakan untuk shalat dalam mencapai surga Allah dengan sholat yakni:
1)      Bathuk atau dahi (1)
2)      Kedua telapak tangan (2)
3)      Kedua lutut (2)
4)      Kedua telapak kaki (2)
5)      Hati (1)
Apabila dijumlahkan ada 8 anggota tubuh untuk sholat dalam bersujud (1+2+2+2+1). Coba cermati, Indonesia merdeka pada tahun 45 dan tanggal sumpah pemuda pada tanggal 28. Apabila angka 45 dikurangkan dengan 28 (selisih), maka hasilnya 17 sebagaimana jumlah roka’at dalam sholat selama sehari semalam. Begitu istimewanya angka 17, sehingga manusia dilihat keberhasilannya pun saat usia 17 tahun. Begitu usia 17 tahun kog bodoh, maka kesengsaraan kelanjutan hidupnya, begitu 17 tahun kog semakin cemerlang maka semakin sukses ke depannya. Akhir pada masa cemerlang adalah 21 tahun yang menginjak dewasa. Usia dewasa berawal 28 tahun. Apabila usia 28 tahun sudah berkarir berarti ia akan semakin bahagia kedepannya, kebutuhannya tercukupi. Kalau usia 28 tahun tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), maka pertanda kesengsaraan di kehidupan selanjutnya. Usia 40 tahun adalah usia produktif penentuan karir yang menetap. Subahanallah, Maha Suci Allah atas segala KekuasaaNya. Sungguh betapa istimewanya angka kemerdekaan bangsa Indonesia dibalik folosofinya.
Jumlah bulan dalam setahun ada 12. Bulan yang paling mulia di dalam Al Qur’an di sebut ada 4 yaitu:
1)      Bulan Rojab
Bulan rojab adalah bulan dimana Allah menurunkan nur (segala cahaya kebaikan) pada Nabi Muhammad SAW. Bulan Rojab ditandai dengan penghijauan dan angin yang sepoi-sepoi serta rintik-rintik hujan yang meneduhkan.
Bulan Rojab (Agustus) adalh bulan yang mulia. Selisih bulan Agustus ke Bulan April ada 9 bulan (Agustus, September, Oktober, November, Desember, Januari, Februari, Maret, April). Itulah mengapa angka 9 adalah istimewa (angka kemenangan).
Coba perhatikan:
9 x 2 = 18 ( 1 + 8 = 9 )
9 x 3 = 27 ( 2 + 7 = 9 )
9 x 4 = 36 ( 3 + 6 = 9 )
9 x 5 = 45 ( 4 + 5 = 9 )
Dst

2)      Bulan Selo (Zulqoidah)
Bulan untuk istirahat bagi kaum lelaki Arab.
3)      Bulan Besar (Bulan Zulhijah)
Bulan dimana ummat islam menunaikan Ibadah haji ke tanah suci. Bulan Zulhijah terdapat peristiwa penting terkait sejarah idul adha dimana Allah menguji kecintaan Nabi Ibrahim AS, apakah lebih besar cintanya terhadap putranya (Nabi Ismail AS) ataukah kepada Allah SWT. Ternyata cinta Nabi Ibrahim AS pada Allah lebih besar dari cintanya pada putranya sehinga rela mengorbankan putranya untuk di sembelih, akan tetapi karena ketaatan Nabi Ibrahim AS, Allah ganti Nabi Ismail AS dengan kambing untuk di sembelih sehingga tercetuslah hari raya qurban (idul adha).
4). Bulan Muharrom
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. [ H.R. Muslim (11630) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallohu anhu].
Bulan Muharrom merupakan bulan yang paling banyak pahalanya baik pahala puasa, bersedekah, berziarah ke makam ulama, menyantuni yatim, mengasihi fakir miskin, maupaun beramal kebaikan.    
Bulan yang paling mulia ada 4 yakni bulan rojab, zulqoidah, zulhijah dan muharram. Akan tetapi karena adanya peristiwa penting ada bulan lain yang menjadi istimewa seperti bulan ramadhan, bulan syawal, dan bulan Sya’ban. Bulan ramadhan istimewa karena adanya peristiwa nuzulul qur’an (diturunkannya Al-Quran) dan adanya malam lailatul qodar. Bulan syawal adalah bulan kebahagian yakni bulan kemenangan bagi ummat islam untuk merayakan hari raya idul fitri setelah satu bulan berpuasa. Itulah sebabnya pada bulan syawal, disunahkan sebelum keluar rumah makan dahulu, menggunakan pakaian terbaik, dan memakai wangi-wangian bagi kaum laki-laki. Bulan Sya’ban istimewa karena pada bulan sya’ban Rosulullah SAW uzlah ke gua Hira’ untuk mendekatkan diri pada Allah SWT sebelum menerima wahyu Qur’an pada bulan Ramadhan. Rosulullah meninggalkan Sayyidah Khodijah RA demi cintanya pada Allah swt yang lebih besar.
4 kenistaan bangsa Arab ketika zaman jahiliah yaitu:
1)      Jahiliah (bodoh)
2)      Buta huruf
3)      Tidak ada budaya
4)      Miskin
Akan tetapi kehadiran Nabi diturunkan di bangsa Arab membawa revolusi untuk kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Dari yang buta huruf, dikenalkan huruf arab (huruf hija’iyah) yang digunakan untuk menyusun kata dalam bahasa Arab bahkan tersohor hingga ke seluruh dunia. Dari yang bisa membaca dan menulis, maka jadilah pintar. Kemudian dari yang tak memiliki budaya, Nabi perkenalkan budaya Arab yakni memakai sorban, jubah, siwak, tasbih, dll yang dikenal sebagai budaya ummat islam di seluruh dunia awalnya dari Arab yang diajarkan oleh para Nabi. Dari miskin karena bodoh, kemudian menjadi pintar sehingga pandai mengelola kekayaan bangsa Arab sehingga menjadi negara yang kaya bahkan saat ini negara Arab adalah negara penghasil minyak bumi terbesar di dunia.     
*****
UCAPAN TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim penulis, penulis ucapkan terimakasih pada syaikhuna Maimoen Zubair (KH. Maimoen Zubair) dari Sarang-Rembang selaku mubaligh yang menyampaikan ceramah dalam acara “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW” oleh Majlis Taklim Nusantara, Jetis, Blora. Tak lupa penulis sampaikan terimakasih pada kiahi penulis, Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh PP. Khozinatul Ulum. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya. Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
   Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna, sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga bermanfaat.  
Tiada yang lebih utama dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.   

SUMBER:
Ceramah lisan Syaikhuna Maimoen Zubair (KH. Maemoen Zubair) dari Sarang Rembang saat peringatan Maulid Nabi SAW oleh Majlis Taklim Nusantara, Jetis, Blora. Tanggal 14 Desember 2017.