HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 16 Maret 2025

KELAHIRAN AHMAD ZAINAL ABIDIN, LAMBANG PERSATUAN DAN KERUKUNAN

 KELAHIRAN AHMAD ZAINAL ABIDIN, LAMBANG PERSATUAN DAN KERUKUNAN


Senin, 10 Maret 2025 bertepatan 10 ramadhan 1446 H, putra pertamaku lahir ke dunia. Kuberi nama ia Ahmad Zainal Abidin, seperti nama KH. Zainal Abidin (canggahnya). Ya, dia keturunan ketujuh dari Simbah. Urutannya Ahmad Zainal Abidin bin Dewi Nur Halimah binti Masdari bin Mu'anah binti Kiahi Khozin bin KH. Ahmad Hasan bin KH. Zainal Abidin. Semoga nama yang sama membawa keberkahan, kelak putraku bisa meneladani simbahnya menjadi ulama. 

Ketika aku hamil, aku sempat bersitegang dengan suamiku karena ia main perempuan. Pun aku juga sempat bersitegang dengan bapakku karena beda pendapat lantas aku didoakan meninggal saat melahirkan, sakit banget rasanya. Aku juga bersitegang dengan mertuaku karena silent treatment, ketidakpeduliannya selama aku hamil, dan membela anaknya yang ketahuan berbohong, main perempuan saat itu. Sejak hamil sampai lahiran hubunganku dengan bapak dan mertua buruk. Karena aku mendapatkan kekerasan verbal juga silent treatment. 

Alhamdulillah barokah kelahiran Zen (Ahmad Zainal Abidin), semua berubah. Aku mengalah minta maaf dulu ke bapak saat mau lahiran. Begitu kami berdamai, Zen lahir dengan lancar dan cepat bahkan ngelarani saat kontraksi cuman sebentar. Bapak yang awalnya mendoakan buruk, menjadi mendoakan baik. Aku dirawat, baju dan perlengkapan bagiku yang ketinggalan diantar ke rumah sakit, bapak juga mau wira wiri ngurus cucunya, terlebih tahu cucunya laki laki. Sejak dulu, sejak aku kecil aku dididik militer sama bapak. Beliau sayang aku, mendidiknya tujuannya bagus tapi caranya super keras, bahkan sangat keras. Salah dikit, tampar kanan kiri, pukul, tendang, siram air. Pokoknya harus jujur, disiplin, tanggung jawab. Semua baik didikannya, cuman caranya salah. 

Begitu tahu anakku lelaki, Masya Allah sayangnya bapakku ke cucunya luar biasa. Selalu dijenguk, ditanya kabar, dimodali, diperhatikan. Zen, putraku sayang, kehadiranmu mempersatukan hubungan ayah dan anak le. Aku dan bapak rukun barokah kelahiranmu. Pun suamiku, dulu saat hamil suka bohong, suka main perempuan. Alhamdulillah saat aku lahiran dijaga,ditungguin, saat aku dibius total mau dijahit dia nungguin nangis, gemati ke aku dan anaknya. Le, ibuk terharu. Zen sayang, kehadiranmu menambah cinta bapakmu ke ibuk. Pun mertuaku, yang selama aku hamil tidak pernah tanya kabar, tidak peduli sama sekali juga tidak membantu keuangan, silent treatment. Saat Zen lahir, mertua datang, jenguk cucunya bawa belanjaan banyak persiapan aqiqah, berikan sejumlah uang, memberikan obat obat herbal asi booster dan perawatan bersalin paska melahirkan.

Zen, saat hamil kamu ibu bener bener terluka dan tekanan berat dari suami, bapak, juga mertua. Tapi saat engkau lahir, engkau membawa banyak keberkahan sayang. Engkau menyatukan ibuk dengan mereka menjadi rukun. Alhamdulillah ya Allah. Dulu aku rindu sekali disayang, karena yang kudapat selalu kalau bukan dibohongi, silent treatment, kalau nggak gitu ya kekerasan fisik. Tapi sejak dek Zen lahir, semua sayang ibuk. Zen, ibuk hadiahkan Zen buat Islam nggeh sayang. 

Kelak berjuanglah untuk Islam putraku, teladani perjuangan Muhammad Al Fatih dalam menaklukan konstantinopel, teladani Solahudin Al Ayubi putra Najmudin Ayub yang dihadiahkan Islam. Putraku sayang, hadirmu membawa persatuan dan keberkahan kerukunan. Semoga kelak engkau menjadi ulama besar meneladani canggahmu, semoga engkau menjadi pengusaha sukses dermawan meneladani Sayyidina Utsman bin Affan, semoga engkau menjadi ilmuwan meneladani Al Khwarizmi dan Ibnu Sina, semoga engkau menjadi inovator muslim yang menemukan inovasi produk untuk dijual ke muslim muslimah biar tidak tergantung produk dari Un**ever atau produk pro Isra*l. Semoga Allah ridho dan mengijabah doa ibumu dek. Aamiin 


Rabu, 26 Februari 2025

RIYADHOH IBU KUNCI KEBERHASILAN DUNIA AKHERAT SANG ANAK *****

RIYADHOH IBU KUNCI KEBERHASILAN DUNIA AKHERAT SANG ANAK
*****




Dalam sejarah kisah hidup dan biografi para ulama imam mahzab. Anak yang ngalim tidak lepas dari riyadhoh seorang ibu. Sebagaimana contohnya ibunda Imam Syafi'i, beliau adalah wanita yang cantik lagi cerdas ilmu fiqih, ahli puasa dan ahli ibadah melahirkan putra yang cerdas (imam mahzab) lagi soleh.

Kengaliman, kecerdasan, dan kesolehan seorang dzuriyah tidak lepas dari riyadhoh serta visi misi hidup ibuknya. Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel memiliki sosok ibu yang visionaris. Sholahudin Al Ayyubi, sang penakluk konstantinopel untuk kaum muslimin memiliki ibu yang visionaris untuk memajukan Islam dan kemenangan Islam.

Pun ibunda Imam besar ibnu Taimiyah, sang ibu pun berkata :

"Demi Allah, seperti inilah caraku mendidikmu (putraku). Aku nadzarkan dirimu untuk berkhidmat kepada Islam dan kaum muslimin. Aku didik engkau di atas syari'at agama. Wahai anakku, jangan kau sangka engkau berada di sisiku itu lebih aku cintai dibandingkan pada agama, berkhidmat untuk Islam dan kaum muslimin walaupun kau berada di penjuru negeri. Anakku, ridhoku kepadamu berbanding lurus dengan apa yang kau persembahkan untuk agamamu dan kaum muslimin. Sungguh, wahai ananda, di hadapan Allah kelak aku tidak akan menanyakan keadaanmu, karena aku tahu dimana dirimu dan dalam keadaan seperti apa engkau. Yang akan kutanyakan kelak tetangmu adalah : 'Wahai Ahmad, sejauh mana khidmadmu pada agama Allah dan saudara-saudaramu kaum muslimin. Jadilah penulis kitab/buku untuk menyebarkan pola pikirmu dan dakwah, niatkan untuk Islam. Jadilah pengusaha yang memajukan perekonomian ummat muslim. Jadilah penghafal yang menjaga ilmu Allah. Jadilah inivator muslim dunia yang memajukan dan berkhidmad untuk Islam dan kaum muslimin. Imbangi semua ilmu dan pengabdianmu semaksimal yang engkau bisa dengan husnul khuluq, jiwa penyayang, dan jiwa sosial. Teladani sifat rosulullah saw dan para ummahatul mukminin"

Begitulah visi misi para ibu imam mahzab. Bukan keras kepala, tapi teguh pendirian pada agama.

Pun aku, telah banyak persiapan dan riyadhoh yang kulakukan. Akan kudidik dzuriyahku kelak meneladani ibu para imam.

"Putraku, bukan apa yang agama islam dan bangsa ini berikan padamu. Tapi apa kontribusimu untuk kejayaan agama Islam dan tanah airmu. Putraku majukanlah islam dengan ilmu pengetahuan, akhlak mulia, jiwa penyayang, inovasi dan karya karyamu. Tulislaj pola pikirmu dalam kitab/buku. Inovasi dan temukanlah produk untuk mencukupi kebutuhan ummat muslim agar ummat muslim mandiri. Tidak tergantung produk komunis maupun liberal. Dzuriyahku, engkau perlu prihatin. Bahkan produk aksesoris dan alat rumah tangga seperti peniti pun kita import dari China, sementara China negara komunis. Secara tidak langsung laba itu akan membantu kemajuan komunis. Pun banyak produk rumah tangga seperti shampo, sabun, dll semua dari produk yahudi. Keuntungan mereka sebagian dihibahkan untuk kemajuan LGBT. Sementara LGBT jelas haram. Maka jadilah inovator muslim hebat, Penulis kitab, penguat agama yang membesarkan agama Islam dan berkhidmad pada kaum muslimin. Jadilah cerdas yang husnul khuluq mementingkan agamamu sayang. Jadilah pemuda yang kaya untuk berjuang Islam lewat harta, inovasi dengan karya, ngalim dengan ilmu, dan pandai berstrategi seperti Sayyidina Utsman bin Affan dan Muhammad Al Fatih"

Aamiin. Semoga diijabah Allah swt

MELATIH JIWA SOSIAL BAYI SEJAK DALAM KANDUNGAN

 MELATIH JIWA SOSIAL BAYI SEJAK DALAM KANDUNGAN


Blora, 27 Februari 2025. Saat ini usia kehamilanku sekitar 35 Minggu lebih 3 hari. Atau sekitar 8 bulan lebih 3 minggu-an. Aku sering sounding ke anakku meski ia masih dalam kandungan. 

"Dedek, besok dedek dihadiahkan buat Islam sama ibuk. Dedek semoga kelak lahir jadi anak Soleh, cerdas, berjiwa sosial tinggi, sehat mental, sehat fisik tanpa cacat, kaya dan berkontribusi buat memajukan Islam ya dek."

Selama hamil, aku pun melatih janin dalam kandunganku untuk peduli sosial tepat sasaran. Aku sering mengajak dia, jajan membeli dagangan penjual yang sepi atau penjual pentol yang manula. Membeli = sedekah yang tetap menjaga Marwah penjual. Kalau aku welas asih ke makhluk Allah yang lain, semoga Allah juga menggerakkan hati orang-orang untuk welas ke suamiku saat jualan lesehan di pasar. Sesuai dawuh kanjeng nabi, siapa yang welas asih, maka akan diwelas asihi. 

Aku juga sering menyisihkan penghasilanku untuk shodaqoh yatim atau miskin (orang yang mau kerja tapi penghasilan tidak mencukupi, aku suka orang yang usaha tidak berpangku tangan cuman ngarep bantuan nggak mau usaha dulu). Biasanya kalau penghasilanku 30-40 RB karena sering izin pas kontraksi atau morning sickness, aku menyisihkan 10 ribu kusofaqohkan. Kalau penghasilan naik, karena nggak pasti. 200 RB atau lebih sehari, aku kadang shodaqoh 50 rb-100 RB. Khusus buat yatim atau fakir. 

Aku juga nabung, buat beli perlengkapan bayi. Alhamdulillah sekitar 8 JT an sudah kubeli sendiri. Aku kasihan suamiku, penghasilannya tak seberapa kalau tidak dibantu terus nasib anakku gimana. Sementara penghasilan emakku kecil, cuman pedagang garam pasar yang kecil, bapak pedagang keliling pakai tombong. Jadi melas kalau memberatkan mereka terus. Itu aja sejak nikah sampai sekarang 2 tahun nikah, meski rumah sudah pisah tapi belanjaku sering dibantu emakku. Aku paling iuran.

Sebagai gantinya biasanya uang pupuk urea, npk/ organik aku yang membelikan buat pertanian. Buat biaya tandur, irigasi emak bapak juga kubantu, aku yang biayai. Bersyukur sudah dibagehi sawah sendiri meskipun hasilnya sekitar 7 karung kalau dipanen tapi tetap Alhamdulillah. Emakku bapakku banyak berjasa, meskipun mereka terutama bapak sering debat sama aku. Tapi mereka orangtua yang peduli dan tidak pelit. Faktanya aku belanja dibantu, rumah diberi, sawah diberi. Aku tinggal nempati dan renovasi. Mungkin keras cara mereka menyayangiku. GPP radak keras asal dermawan, daripada pendiam tapi pailit, malah mumet. Syukur syukur tidak keras, juga dermawan hehe. 

Kadang suka melas kalau nyawang suami. Penghasilan dia hanya seribu-20 rb sehari. Untung beras tidak beli, hasil panen sendiri dari sawah diberi bapakku. Alhamdulillah, paling belanja ya buat lauk dan sayur. Makanya aku tetap kerja buat bantu meringankan beban suamiku. Suamiku bukan pemalas, dia pekerja keras cuman ya memang rizkinya sedikit. Gimana dengan mertuaku?. Entahlah dia tidak peduli, faktanya selama aku hamil tidak pernah tanya kabar, tidak pula tanya anaknya bisa nafkahi istrinya tidak, bisa bantu tidak. Banca'an, belanja, beli perlengkapan semua dadi aku sendiri dan emakku. Boro boro ngasih, lawong suami aja kerja belum mapan penghasilannya, dengan tanpa nurani bilang besok serahan nikahan adekmu bantu ya. Kayak gitu GPP kalau anaknya sukses, wong anaknya nafkahi istrinya saja belum bisa mencukupi, masih kepental pontal bahkan istrinya yang biayai. Kog ndak melas sama anak sendiri. Ngomong itu lihat situasi dan kondisi, minta dibantu selama ini modali besar nggak buat rumah tangga anakmu, anakmu sudah mapan belum. 

Aku suka melas memandang suamiku, aku mencintainya, aku juga selalu menjaga amanah suamiku meskipun suamiku tidak melihatnya. Tidak ada peluang lelaki lain di hatiku kecuali hanya suamiku. Sebab ridho Allah bersama ridho suamiku. Aku juga neriman dengan keadaan suami dengan catatan suami harus selalu jujur dan terbuka ke istri, tidak main perempuan baik kholwat atau sejenisnya, dan bentuk kejahatan lain. Nyawang suami, celana cuman berapa biji doang yang dibawa saat habis nikah melas. Alhamdulillah pas ada Rizki ya kubelikan 3 celana panjang, 3 celana pendek, selusin CD, baju Koko 2, baju batik panjang 2, baju Koko pendek 4, sepasang sarung dan Koko khusus 2025, dan kebutuhan lain. Sandal juga rusak, kasihan. Alhamdulillah Allah titipkan Rizki untukku. Kubelikan suamiku biar senang, biar terawat, biar dipakai. Sandal juga kubelikan, aku sayang suamiku. Aku tidak suka janji nanti kubelikan ini mas, basi. Aku suka diam diam belikan, kalau sudah beli langsung kuberikan. Atau langsung orderan shopee dan kubayar lewat shopeepay atau transfer baru udah kubelikan bilang, jadi kejutan. Semoga keberkahan untuk suamiku, semoga dagangannya laris. 

Putraku ...
Besok yang jiwa sosial ya, ibuk waktu hamil kamu itu perjuangan di atas rata rata. Hipotensi 80 sistol, 50 diastol, rendah banget tensinya. Muntah dari usia hamil 3 bulan sampai hampir 9 bulan. Sehari bisa 4-12 kali sampai pucet dan lemes. Belum kontraksimu saat hamil usia 6 bulan sampai 9, nendang nendang rasanya rusuk remuk kayak dipukulin. Tiap hari dikerokin bapakmu, dibikinkan jamu bapakmu, dirawat bapakmu. Bapak emang tidak menanggung soal biaya, karena penghasilan bapakmu kecil. Tapi bapakmu peduli act of service di tenaga, tindakan gercep merawat ibumu. Meskipun sempat selisih gegara kegoda perawan payudara Gedhe. Alhamdulillah taubat, jadi kumaafkan. Allah memaafkan hamba yang TAUBATAN NASUHA. Aku juga memaafkan orang orang yang bener bener mau taubat jadi baik. Ibukmu ini melatihmu dermawan sejak dalam kandungan. Ya dermawan ke orangtua, ke suami, ke yatim piatu dan fakir miskin. Tapi kalau bantu orang lihat lihat ya sayang, biar tepat sasaran. Tidak asal bantu. 

Besok jadilah orang yang punya kontribusi besar memajukan Islam seperti Solahudin Al Ayubi, Najmudin Ayub dan Muhammad Al Fatih yang menaklukkan konstantinopel ya sayang. Ibu mau kamu jadi orang hebat yang rendah hati, cerdas, berjiwa sosial tinggi.