TUHANKU,
IZINKAN RASA CEMBURUKU MENGASAHKU
MENUJU
PERJUANGAN KEMANUSIAAN
Cita-cita?,
Apa itu cita-cita? Mengapa setiap orang memiliki cita-cita?. Ya, itulah
cita-cita. Cita-cita adalah asa yang menjadi target/ tujuan hidup manusia.
Setiap manusia memiliki tujuan hidup masing-masing. Ada yang ingin menjadi
politikus, akademisi, TNI, POLRI, dokter, guru, pengusaha, kiahi, dll. Lalu,
apakah cita-citamu?
Sebagaimana
orang pada umumnya, akupun memiliki cita-cita. Cita-citaku ingin menjadi
sociopreneur dan memiliki foundation. Mengapa aku ingin menjadi entrepreneur,
lebih tepatnya sociopreneur?. Inilah alasanku:
- Menjadi
entrepreneur itu menciptakan lapangan pekerjaan setidaknya bisa membantu
orang lain untuk tidak menjadi pengangguran (unemployment).
- Mengurangi
angka pengangguran.
- Membantu
seorang ayah/ ibu menghidupi keluarganya.
Ya simple, tapi begitu
mengesankan bagiku. Aku selalu berusaha menggapai cita-citaku, tapi masalah
hasil biarlah Tuhan yang menentukan. Selama di perkuliahan aku aktif mengikuti
lomba PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), PMW (Program Mahasiswa Wirausaha),
dan Lomba Business Plan. Golden goalku bukan menang untuk memperoleh kebanggaan
diri melainkan aku mencari modal usaha melalui hibah dari menang lomba. Aku
memulai segala sesuatu dari nol. Berkali-kali batu rintangan aku temui, aku
tetap berdiri. Aku yakin, Tuhan punya cara terindah untuk menemukanku dengan
passionku. Berawal dari lolos PKM-K, aku memulai usahaku sabun. Usaha itupun
jatuh bangun, sempat bangkrut lalu berdiri lagi dan alhamdulillah hingga saat
ini. Berawal lolos PMW dengan aku memprakarsai usaha baju, namun sayangnya
hanya bertahan 3 bulan dan gulung tikar. Gulung tikar saat aku sakit, belum
sempat menjalankan karena tim yang menjalankan….ketika mau menjalankan (aku sudah
sehat), eh usaha yang dijalankan teman tim sudah gulung tikar. Aku tak pernah
putus asa, aku mencoba bangkit lagi. Berharap atas izin dan ridho Tuhanku,
usaha sabun bersama Tim itu bisa besar. Tapi ya kembali lagi, kuasa Tuhan lebih
berkehendak.
Aku punya mimpi, bisa
keliling dunia…bisa mengunjungi Mesir, Dubai, dan berbagai negara. Namun
sayangnya, harapan itu pupus karena ortu tak mengizinkanku lebih tepatnya
wanita pergi tanpa ditemani makhram/ suami. Segala sesuatu yang tak mendapatkan
ridho ortu, pasti ada saja rintangnnya. Walau hal itu positif, pasti banyak
rintangannya. Aku diam-diam suka apply lomba di luar negeri. Entah kenapa aku
memiliki mimpi keliling dunia?, mimpi keliling dunia itu berawal dari aku yang
termotivasi oleh Novel Andrea Hirata yang berjudul “Edensor”. Lomba science
paper yang mana aku lolos sebagai finalis adalah di negara berikut: Malaysia,
Filiphina, Korea, Kroasia, Kanada, dua lagi lupa. Tiap kali aku lolos, selalu
yang menjadi masalah adalah dari mana uangnya untuk berangkat ke sana?.
Sementara timku semua dari lower class, kita cuman modal otak saja. Maka
kubikinlah proposal pengajuan dana. 30 Proposal kusebar hampir di seluruh
perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintahan di Semarang. Ada yang tiap mata
kuliah, aku ijin karena aku kesana-kemari mengurus tandatangan proposal
pengajuan dana dan kesana-kemari (Semarang Atas-Semarang Bawah). Kau tahu, apa
yang terjadi?. Proposal yang menghabiskan dana hampir Rp. 500.000,00 dan aku
bagikan ke banyak perusahaan dan instansi pemerintah. Hanya satu yang tembus,
dan itupun hanya Rp. 1.000.000,00.
Nangis?. Iya pengen
nangis. Bagaimana tidak, perjuangan sudah kesana-kemari, ngurus tandatangan PD
III dan PR III yang nggak mudah untuk 30 proposal, izin kelas berkali-kali
untuk membagikan proposal karena mengejar deadline dana untuk keberangkatan,
ngeprint yang banyak ngulang-ngulang. Hasilnya tak sebanding. Dana yang kami
butuhkan 30 juta, sedang yang kami dapat dari sponsorship hanya Rp.
1.000.000,00. Sponshorship itu seperti balapan lari, kalau sudah didahului anak
lain dari universitas yang sama yang juga mencari sponsorship, maka milikmu ya
nggak akan tembus. Akhirnya dengan perasaan sedih, air mata yang bercucuran
setelah capeknya perjuangan kesana-kenari, terputuslah kita tak jadi berangkat
karena kepenthok dana. Bantuan dana dari Universitas untuk daerah Asia Rp.
1-1,5 juta/ anak. Kalu Eropa/ Amerika 1,5-2 juta/ anak. Jadi terpikir, seolah
ke LN itu hanya milik segelintir kaum borjuis (golongan upper class). Yups…akhirnya nggak Jadi ke Malaysia.
Namun begitu aku nggak
pernah kapok, masih suka apply-apply walaupun berangkat e nggak bisa,
Setidaknya saya nggak bisa berangkat bukan karena nggak mampu secara IQ tapi
karena kepenthok dana. Meskipun sangat menyesakkan, emang sudah takdirnya gitu
mau diapain. Ya dijalanin saja. Setidaknya sudah lolos finalis, alhamdulillah.
Terakhir yang aku ingat, international
science paper competition yang aku
ikuti dan aku lolos sebagai finalis adalah lolos di science paper ke Kanada dan
harus berangkat pada Agustus 2016. Butuh dana 50 juta, “Ya Allah, uang
darimana?”. Kabar kembira dan kabar menyedihkan, kabar gembira karena aku
lolos, kabar menyedihkan karena mendapatkan uang segitu banyak e darimana,
nggak mungkin kan jual kampung atau sawah. Terus makan darimana dan tinggal
dimana orangtuamu kalau jual kampung/ sawah?. Yap…lagi-lagi, dengan air mata
yang bercucuran aku harus mengikhlaskan bahwa aku nggak bisa berangkat. Sahabat
terdekat selalu menjadi saksi tangisan air mata ini.
“Hal, setidaknya kamu sudah menjadi Finalis. Jangan sedih terus, aku
tahu perasaanmu. Syukuri walaupun kamu nggak bisa berangkat. Setidaknya secara
otak kamu mampu, walaupun kepenthok dana. Semangat Hal, Allah akan memberikan
pengganti nikmat yang lebih baik”.
Kurang lebih, begitulah
cara sahabatku menghiburku. Kalau sudah nangis, ya nggak ngomong sepatah
katapun. Diam memeluk bantal dan boneka, tidur hehe. Ya, cara melampiaskan
kesedihanku begitu. Akupun tak tahu…wudhu lalu baca Al-Qur’an setelah itu tidur.
Nangis sepuasnya biar lega (nggak pake suara…air mata banjir), meluk boneka,
ketiduran. Bangun-bangu sudah fresh tapi
mata lebam semua karena kelamaan nangis mungkin hehe. Well meskipun begitu, aku
nggak pernah nyerah, nggak bisa juara di International competition, minimal aku
harus juara di kompetisi nasional. Akhirnya dengan kerelaan hati, aku mengikuti
kompetisi-kompetisi karya tulis di dalam negeri. Alhamdulillah ya gagal, ya
juara. Wajar…tapi alhamdulillah sempat juara 3, juara 2, dan juara 1 LKTI
Nasional. Aku pribadi suka semua kompetisi, tapi paling favorit lomba wirausaha
sama lomba karya tulis ilmiah. Aku lomba semata-mata mencari modal usaha. Lomba
yang pernah kuikuti banyak, sekedar menyalurkan hobi mulai dari lomba pidato
(Juara 2 Sejateng), lomba nyanyi, lomba tilawah (Juara 1 dan 2), lomba nulis
cerpen, puisi, hehe…fashion juga pernah. Juara 2 sama finalis Lomba Kreasi
Hijab Syar’I dan Fashion. Ikut lomba Fashion karena iseng doang, jengkel aja
dibanding-bandingin. Nggak tahunya iseng berujung juara, alhamdulillah…tapi
fashion syar’i looh ya. Jadi intinya, aku ngelakuin apa aja yang aku suka,
nyalurin hobi. Hobiku menulis fiksi ilmiah, ngarang lagu, nyanyi, ngelukis,
bikin kaligrafi, ngegambar, dan public
speaking.
Ngomong-ngomong tentang
“Foundation”, aku menemukan kenyamanan saat aku survey sosial. Makanya
cita-citaku ingin memiliki foundation. Entah mengapa aku menemukan “rasa
syukur” yang tersembunyi di relung hati yang terdalam ketika aku bertemu yatim
piyatu. Yatim piyatu adalah anak yang tidak memiliki ayah dan Ibu (ayah dan
ibunya telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Yatim adalah
anak yang tidak memiliki seorang ayah (ayahnya telah meninggal dunia) di saat
usianya di bawah 18 tahun. Piatu adalah anak yang tidak memiliki Ibu (ibunya
telah meninggal dunia) di saat usianya di bawah 18 tahun. Menurutku, Mereka
(anak yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) adalah anak yang tanggguh.
Mereka tumbuh tanpa didikan ayah dan ibu. Mereka kurang mendapatkan kasih
sayang orangtua, tapi mereka berjiwa penyayang satu sama lain dengan temannya. Mereka
harus menentukan hidupnya sendiri sejak kecil, tanpa arahan ayah dan ibu, tanpa
perhatian dari seorang ayah dan Ibu. Mengapa kita dianjurkan untuk mencintai
yatim piyatu?. Karena Sang Baginda Rosul pun (Nabi Muhammad SAW) adalah seorang
yatim piyatu. Beliau yatim sejak dalam kandungan, ketika beliau di lahirkan
ayahnya (Abdullah RA) sudah meninggal dunia. Ketika usia 6 tahun. Rosulullah
telah menjadi yatim piyatu karena ibundanya (Siti Aminah RA) meninggal dunia
menyusul sang ayah. Tiap kali berjumpa yatim piyatu, itulah mengapa aku
menemukan rasa syukur yang terdalam karena dari mereka aku belajar arti sabar
dan arti syukur. Rasa syukur karena aku masih memiliki kedua orangtua. Rasa
sabar karena tiap manusia memiliki cobaan hidup masing-masing. Mereka (anak
yatim piyatu, anak yatim, dan anak piyatu) telah mengajarkanku arti sabar,
sabar menghadapi cobaan hidup walaupun mereka tanpa sosok ayah dan ibu.
Selanjutnya,
perjalananku menyambangi RSJ (Rumah Sakit Jiwa). Di RSJ, aku menemui banyak
orang sakit jiwa (atau pasien-pasien orang gila). Di sana banyak sekali remaja
yang menderita sakit jiwa, jumlahnya cukup banyak mulai dari remaja hingga
dewasa. Mereka ditempatkan di ruang yang berbeda-beda tergantung tingkat
kegilaannya dan rehabilitasi yang sudah diberikan. Di sana, hatiku tersentuh. Mungkin
mereka gila karena beban yang begitu berat yang menekannya hingga ia tak kuat
lagi. Di sini, akupun belajar syukur. “Alhamdulillah,
aku masih dikaruniai waras di tengah-tengah cobaan yang menimpaku,
alhamdulillah”. Aku salut pada orang yang memiliki kepedulian tinggi dengan
orang-orang gila. Dahulu waktu SMA, aku pernah mendapatkan cerita dari ayahku,
tentang kisah nyata sosok kiahi yang berjiwa sosial tinggi. Beliau adalah Alm.
Gus Wahid. Beliau mendirikan pesantren yang berisi orang-orang gila. Tiap ada
orang gila di jalanan yang tiada yang merawat, di bawa ke pesantren,
direhabilitasi tanpa bayaran sepersenpun. Ketika mereka sudah waras, mereka
ditanya siapa keluarganya dan dimana alamatnya untuk dikembalikan pada
keluarganya. Dari situ, hati saya tersentuh, saya kagum pada Gus Wahid. Beliau
sangat berjiwa sosial tinggi.
Selain itu, saya juga
suka berkunjung ke YPAC (Yayasan Penyandang Anak Cacat) untuk mengajar dan
menggali potensi anak berkebutuhan khusus. Di YPAC, saya memotivasi juga
termotivasi. Di sana, saya memotivasi anak-anak untuk menggali dan
mengembangkan bakatnya seperti yang pandai membuat dan membaca puisi agar
berlatih terus untuk menjadi penulis puisi hebat, yang hobi dan suka menari
maka jadilah penari hebat, yang hobi musik maka jadilah pemusik hebat, yang
hobi nyanyi maka jadilah penyanyi hebat yang bersuara merdu, yang hobi tilawah,
maka jadilah penghafal Al-Qur’an, dll. Disana, saya melatih puisi dan menyanyi.
Di sana saya menginspirasi mereka untuk tetap semangat dan tidak menyerah
karena terbatas oleh fisik. Saya senang melihat senyum mereka begitu sumringah.
Di YPAC, aku memotivasi mereka untuk menemukan passionnya juga aku termotivasi
dari semangat mereka. Aku belajar arti syukur, “Alhamdulillah masih diberi tangan dan kaki yang lengkap”. Mereka
(anak berkebutuhan khusus) saja yang geraknya terhalang/ terkendala fisik,
mereka tetap semangat dan ceria, masak aku yang normal tidak semangat. Aku
harus lebih semangat…itulah tekadku. Disana saya banyak mendapatkan pelajaran
berharga tentang arti rasa syukur, tentang optimis dan semangat serta sabar
atas ujian hidup.
Selanjutnya
perjalananku, menyambangi Rumah Sakit. Di situpun aku terketuk, ketika melihat
orang yang menderita sakit keras yang sudah akut. Disini saya belajar arti rasa
syukur. “Alhamdulillah saya diberikan
nikmat sehat sehingga saya dapat beraktivitas”. Namun, ada sesuatu yang
kurang enak jua, di rumah sakit itu mereka yang BPJS tak mampu dan Non BPJS,
pelayanannya beda banget. Yang BPJS tak mampu seringnya disepelekan, kurang
mendapatkan pelayanan. Bagiamana perlakuan perawatnya yang suka membentak
pasien BPJS tak mampu, bagaimana perlakuan yang lainnya. Memang benar,
dimanapun mayoritas orang menilai dari status sosial. Saya selalu salut pada
orang-orang yang berjiwa sosial tinggi, seperti Bu Ainun (Istri Pak Habibi)
yang memberikan pengobatan gratis pada penderita penyakit ginjal. Karena orang
yang berhati demikian sangat jarang.
Perjalanan survey, yang
jua menyentuh hatiku adalah saat survey sosial dengan para gelandangan dan anak
jalanan. Air mata rasanya berjatuhan. “Alhamdulillah
saya masih di beri nikmat keluarga yang mendidik saya dan tidak membiarkan saya
menjadi gelandangan”. Para gelandangan itu kasihan, mereka tidur di bawah
jempatan, anak-anak kerja sebagai loper koran tak jarang banyak yang perempuan
dari mereka menjadi korban kejahatan seksual (diperkosa) hingga hamil. Ada juga
yang makan dari mengais sisa-sisa makanan di sampah. Biasanya saya mengajak
mereka makan di pedagang lalu saya ajak ngobrol layaknya teman mereka. Dan ada
pula yang tidur di gerobak. Sepanjang pengamatan ini, aku nggak kuat nahan air
mata. Air mata itu bercucuran membasahi pipi. Ya Allah izinkan aku menjadi
orang kaya yang dermawan yang peduli dan sayang pada yatim-piyatu, dhuafa,
fakir-miskin, gelandang, dan orang gila. Meskipun berbagi, aku tak menunggu
kaya. Aku suka berbagi sedari kecil, berbagi semampu yang aku punya.
Ya
Rabb..,
Aku
cemburu, cemburu pada mereka yang kau izinkan pergi keliling dunia dengan
hartanya.
Aku
cemburu dengan mereka yang bisa bebas lomba ke luar negeri tanpa terpenthok
dana
Aku
cemburu pada mereka, Tuhanku…
Beberapa
kali aku terpenthok biaya sehingga tak bisa mengikuti kompetisi di LN itu…
Mungkin
ada hikmah tersembunyi yang hendak Kau berikan untukku…
Berikan
aku nikmat yang lain, yang tidak dimiliki oleh manusia yang lain
Ya
Rabb…
Bila
aku keliling dunia dengan caraku tak Engkau izinkan
Maka
izinkan aku keliling dunia dengan caraMu yang datangnya tiada kusangka-sangka
Ya
Rabb…
Aku
cemburu…
Aku
cemburu pada mereka yang kau takdirkan hidup berlimpah harta namun dermawan.
Mereka peduli dan demawan pada yatim piyatu, dhuafa, fakir-miskin, dan para
gelandagan.
Ya
Rabb…
Izinkan
nanti di usiaku di bawah 30 tahun, aku bisa sukses menjadi seperti mereka,
sosok kaya yang jua dermawan dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Ya
Rabb…
Aku
cemburu, aku cemburu pada para ahli ibadah yang menghabiskan waktunya hanya
untukMu.
Pertemukanlah
aku dengan kekasihMu, satukanlah aku dengannya sehingga semakin dekatlah aku
denganMu
Bukalah
pintu hidayahMu untukku, agar hatiku selalu terbuka untuk selalu mengingatMu
Ya
Rabb…
Izinkan
rasa cemburuku menjadi jalanku semakin dekat denganMu.
Jangan
Engkau jadikan rasa cemburuku sebagai dendam, melainkan jadikanlah rasa
cemburuku sebagai jalanku untuk rasa kemanusiaan…
Bila
itu baik bagiku, maka izinkanlah aku meneruskan itu pada orang lain…
Bila
itu tak baik, maka jauhkanlah jua pada orang lain…
Izinkan
aku menjadi bintang yang menyinari kegelapan Ya Rabb…
Izinkan
aku bermanfaat untuk orang-orang di lingkunganku
Ya
Rabb…
Bila
aku menggapai sesuatu dengan caraku tak Engkau izinkan…
Maka
berikan aku sesuatu dengan caraMu
Karena
Engkaulah Dzat Yang Maha Berkuasa
Bahkan
kedipan mata dan daun terjatuhpun itu terjadi tiada kebetulan melainkan atas
kehendakMu
Tuhanku
engkaulah Sutradara Alam Semesta
Maka
atas sifat Rasyidmu, jadikanlah aku bagian dari orang berilmu…
Maka
atas sifat wahabMu, jadikanlah aku sosok yang dermawan sesuai kemampuanku
Maka
atas sifat Rahman dan Rakhimmu, jadikanlah aku sebagai sosok yang penyayang
terhadap sesama…
Maka
atas sifat Al Halim, anugerahkanlah sifat penyantun dan penyabar bagiku…
Ya
Rabb Ya Quddus…
Duhai
Dzat yang Maha Suci…
Jadikanlah
aku wanita suci yang senantiasa menjaga kesucianku dan kehormatanku hingga aku
memberikannya pada pasangan halalku…
Ya
Rabb Ya Salaam…
Duhai
Dzat Yang Maha Mensejahterakan Makhluknya…
Sejahterakanlah
hidupku serta kehidupan keluarga serta orang-orang yang aku cintai
Ya
Rabb Ya Mu’min
Duhai
Dzat Yang Maha Pemberi Keamanan…
Anugerahkanlah
kenyamanan dan rasa aman di hatiku sehingga semakin bersyukurlah diriku…
Ya
Rabb Ya Muhaimin
Duhai
Dzat Yang Maha Memelihara…
Peliharalah
daku dari maksiyat. Hindarkanlah lisanku dari terpelesetnya lisan. Hindarkanlah
tangan dan kakiku dari maksiyat tangan dan kaki. Hindarkanlah farjiku dari
perzinaan. Hindarkanlah mataku dari melihat yang tak engkau ridhoi. Dan
hindarkanlah telingaku dari mendengarkan hal-hal yang buruk yang membuatku
semakin jauh dariMu….
Ya
Rabb Ya Aziiz…
Duhai
Dzat Yang Maha Perkasa…
Kuatkanlah
hatiku dalam menerima cobaanMu. Kuatkan iman dan takwaku agar aku senantiasa
mengingatMu…
Ya
Rabb Ya Baari’
Duhai
Dzat Yang Maha Melepaskan…
Ajarkan
aku untuk ikhlas melepaskan segala sesuatu yang tak menjadi milikku.
Ya
Rabb Ya Ghaffaar
Duhai
Dzat Yang Maha Pengampun…
Ampunilah
dosaku, dosaku yang telah lampau, saat ini dan yang akan datang
Ya
Rabb Ya Razzaaq
Duhai
Dzat Yang Maha Memberi Rizki pada hambaNya…
Karuniakanlah
nikmat rizki yang halal, toyyib dan membawa keberkahan padaku, keluarga serta
para sahabat dan orang-orang yang aku cintai
Ya
Rabb Ya Fattah…
Duhai
Dzat Yang Maha Pembuka Rahmad…
Limpahkanlah
rahmadmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku
cintai
Ya
Rabb Ya Alim…
Duhai
Dzat Yang Memiliki Ilmu lagi Maha Mengetahui…
Anugerahkanlah
nikmat ilmu pada diriku, keluarga serta para sahabat dan orang-orang yang aku
cintai sehingga dengan ilmu itu kami dapat bermanfaat untuk lingkungan dan
orang-orang disekitar kami.
Ya
Rabb Ya Baasith…
Duhai
Dzat Yang Maha Melapangkan…
Lapangkanlah
hatiku untuk senantiasa ikhlas dalam menerima segala yang engkau berikan
padaku. Menerima cobaan dengan sabar dan
menerima nikmat dengan syukur.
Ya
Rabb Ya Raafi…
Duhai
Dzat Yang Maha Meninggikan Derajat…
Tinggikanlah
derajatku di hadapanMu, di hadapan para pencintamu beserta para kekasihMu
Ya
Rabb Ya Mu’izz…
Duhai
Dzat Yang Maha Memuliakan…
Muliakanlah
diriku dihadapanMu dan dihadapan para makhlukMu. Sesungguhnya tiada yang dapat
memuliakanku kecuali Engkau Ya Rabb, Ya Tuhanku, Tuhan Semesta Alam.
Ya
Rabb Ya Samii’
Duhai
Dzat Yang Maha Mendengar…
Dengarkanlah
doaku, kabulkanlah doa-doaku Ya Rabb. Sebab tiada Dzat yang bisa mengabulkan
kecuali Engkau. Jauhkanlah telingaku dari mendengarkan segala maksiyat yang
menjauhkanku dariMu. Dekatkanlah telingaku untuk mendengarkan kebajikan yang
mendekatkanku padaMu.
Ya
Rabb Ya Bashiir…
Duhai
Dzat Yang Maha Melihat…
Ingatkanlah
daku bahwa Engkau senantiasa selalu melihatku. Sehingga dengan demikian semakin
takutlah aku berbuat kemaksiatan, karena sesungguhnya Engkau senantiasa mengawasiku
tiap detik.
Ya
Rabb Ya Adl…
Duhai
Dzat Yang Maha Adil…
Limpahkanlah
sifat adil padaku, jadikanlah kelak aku sebagai ibu yang adil terhadap putra
putriku kelak dalam memberikan kasih sayang. Jadikanlah aku sebagai guru yang
adil terhadap murid-muridku. Dan jadikanlh aku sosok yang adil yang peduli
terhadap orang lain. Sesungguhnya tiada kekuatan melainkan dariMu, Ya Rabb.
Ya
Rabb Ya Lathiif…
Duhai
Dzat Yang Maha Lemah Lembut…
Lembutkanlah
hatiku. Jadikanlah aku sebagai wanita yang lemah lembut lagi penyayang laksana
Sayyidah Khodijah RA yang lemah lembut lagi penyayang.
Ya
Rabb Ya Muqiit…
Duhai
Dzat Yang Maha Pemberi Kecukupan…
Cukupkanlah
apa yang aku miliki, sehingga semakin bersyukurlah hatiku atas apa yang aku
miliki. Sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Mencukupkan segala sesuatu bagi
hambaMu.
Ya
Rabb Ya Mujiib
Duhai
Dzat Yang Maha Mengabulkan..
Kabulkanlah
doa-doaku, sesungguhnya tiada yang dapat mengabulkan doaku kecuali Engkau.
Ya
Rabb Ya Hakiim..
Duhai
Dzat Yang Maha Bijaksana…
Jadikanlah
diriku sebagai insan yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Ya
Rabb Ya Qowwiyu…
Duhai
Dzat Yang Mah Kuat…
Kuatkanlah
hatiku untuk ikhlas menerima cobaan dariMu. Kuatkanlah imanku dan takwaku untuk
senantiasa selalu mengingatMu baik dalam sukaku maupun dukaku.
Ya
Rabb Ya Tawwaab…
Duhai
Dzat Yang Maha Penerima Tobat…
Terimalah
taubatku. Bimbing aku menuju jalan ridhoMu. Jadikanlah aku sebagai bagian
orang-orang yang Engkau cintai dan Engkau kasihi.
Ya
Rabb Ya Afuww…
Duhai
Dzat Yang Maha Memaafkan…
Maafkanlah
segala dosaku dan bimbinglah aku untuk senantiasa menjadi insan yang pemaaf.
Ya
Rabb Ya Mughnii…
Duhai
Dzat Yang Maha Pemberi Kekayaan…
Anugerahkanlah
nikmat harta yang halal dan toyyib, berkah lagi melimpah untukku. Dan
jadikanlah daku sosok yang dermawan atas nikmat yang telah Engkau berikan.
Ya
Rabb Ya Nafiii…
Duhai
Dzat Yang Maha Memberi Manfaat.
Jadikanlah
aku sebagai insan yang bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan dimana aku
berada.
Ya
Rabb Ya Hadii…
Duhai
Dzat Ynag Maha Pemberi Petunjuk…
Berikanlah
petunjuk hidayahmu padaku agar aku tidak tersesat pada jalan yang salah.
Sesungguhnya Englah Maha Pemberi petunjuk, dan hanya Engkaulah yang dapat
menyelamatkanku.
Ya
Rabb Ya Rasyiid…
Duhai
Dzat Yang Maha Pandai…
Jadikanlah
aku wanita yang cerdas sebagaimana Engkau limpahkan kecerdasan pada Sayyidah
Aisyah RA agar aku dapat menularkannya pada keturunanku (putra dan putriku)
kelak atas izinMu.
Ya
Rabb Ya Shabuur..
Duhai
Dzat Yang Maha Sabar…
Jadikanlah
aku wanita yang sabaar dalam menerima ujian dan cobaanMu. Sesungguhnya
Engkaulah Dzat Yang Maha Penyabar lagi Menyabarkan, maka sabarkanlah daku dalam
segala urusanku.
Aamiin,
Aamiin, Aamiin Ya Rabbal Alamiin.