“Artikel Lomba Hari Pangan
Sedunia 2015 diselenggarakan PERGIZI PANGAN Indonesia”
Indonesia merupakan negara
agraris dimana sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.
Namun, kehidupan petani Indonesia semakin terpuruk. Tidak hanya itu bahkan para
petani banyak yang mengalami kemiskinan. Selain itu, sebagian besar merupakan
petani dengan kepemilikan lahan yang sangat terbatas (smallholder).
Dengan kondisi tersebut, ketahanan pangan menjadi sangat rentan, sehingga perlu
untuk meningkatkan peran petani terutama petani kecil dalam mewujudkan
ketahanan pangan berkelanjutan. Bahkan karena pentingnya pertanian untuk
ketahanan pangan, maka tercetuslah 1) Hari pangan sedunia.
Pertanian di Indonesia sedang
berada di krisis pangan. Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat
Indonesia, sektor pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan
pesat. Sektor ini juga perlu menjadi salah satu komponen utama dalam program
dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau pertanian
Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting
dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan
dan pengurangan kemiskinan secara drastis. Hal ini dicapai dengan memusatkan
perhatian pada bahan-bahan pokok seperti beras, jagung, gula, dan kacang
kedelai. Akan tetapi, dengan adanya penurunan tajam dalam hasil produktifitas
panen dari hampir seluruh jenis bahan pokok, ditambah mayoritas petani yang
bekerja di sawah kurang dari setengah hektar, aktifitas pertanian kehilangan
potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan
penghasilan.
Dewasa kini, telah terjadi
pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah yang tinggi, pengaruh
diversifikasi tetap terbatas hanya pada daerah dan komoditas tertentu di dalam
setiap sub-sektor. Pengalaman negara tetangga menekankan pentingnya dukungan dalam
proses pergeseran tersebut. Sebagai contoh, di pertengahan tahun 1980-an
sewaktu Indonesia mencapai swasembada beras, 41% dari semua lahan pertanian
ditanami padi, sementara saat ini hanya 38%, suatu perubahan yang tidak cukup
besar untuk jangka waktu 15 tahun. Sebaliknya, penanaman padi dari total panen
di Malaysia berkurang setengahnya dari 25% di tahun 1972 menjadi 13 % di tahun
1998. 2) Produksi pangan menjadi paramater utama dalam keberhasilan mencapai swasembada
pangan.
Tantangan baru yang sedang
dihadapi pemerintah adalah untuk menggalangkan peningkatan produktifitas di
antara penghasil di daerah rural, dan menyediakan fondasi jangka panjang dalam
peningkatan produktifitas secara terus menerus. 3) Pangan dan gizi merupakan
fondasi untama untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dalam mensejahterakan
hidup rakyat melalui mutu kesehatan masyarakat dengan produk yang bernilai gizi
tinggi. Dalam menjawab tantangan tersebut hal berikut cukup penting untuk
dipahami :
- Fokus dalam pendapatan para petani: titik berat di padi tidak
lagi menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan
- Peningkatan produktifitas: kunci peningkatan pendapatan
petani, sehingga pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi
sangat menentukan
- Dana yang diperlukan dan dapat diperoleh dari usaha sementara
untuk memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang
dibiayai oleh APBN
- Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting
dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor
- Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu
ditata ulang
Selain tantangan yang
disebutkan diatas juga masih banyak permasalahan-permasalahan yang dialami para
petani terutama petani kecil, seperti:
- Harga pupuk dan bibit yang cukup melambung
- Kurangnya lahan untuk mereka garap
- Harga panen petani yang relative murah
- Sektor pasar, bahwa konsumen Indonesia lebih menghargai hasil
produk luar di banding panen petani kita sendiri
- Sarana dan prasarana yang cukup sulit terutama di desa-desa
yang kurang terjangkau oleh masyarakat.
Solusi Efektif untuk Menangani
Permasalahan Pertanian Indonesia
Solusi untuk menangani permasalahan pertanian Indonesia adalah
adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, petani, dan peneliti.
Pihak Pemerintah
Pemerintah
memiliki andil yang cukup besar untuk memajukan pertanian Indonesia dalam upaya
mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui peningkatan diversifikasi pangan
lokal. Apabila hasil pertanian dengan kuantitas yang banyak (melimpah)
diimbangi dengan kualitas bahan pangan yang bagus maka pergizi bangsa Indonesiapun
meningkat. Selain itu, hasil panen dengan kuantitas yang banyak dan kualitas
yang baik juga dapat meningkatkan sektor perekonomian bangsa Indonesia karena
mayoritas penduduk Indonesia adalah petani. Adapun tindakan pemerintah dalam
upaya meningkatkan mutu pertanian Indonesia diantaranya:
- Menjaga kestabilan harga bibit dan pupuk agar tidak melambung
tinggi.
- Menjamin kelancaran sistem irigasi warga petani.
- Pengatur kestabilan harga hasil panen agar tidak anjlok
sehingga merugikan petani.
- Memperkuat kapasitas regulasi.
- Meningkatkan pengeluaran untuk peneliti dalam penelitian
pertanian.
- Mewadahi para peneliti dalam melakukan penyuluhan pertanian.
- Megembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pertanian.
Pihak Peneliti
Peneliti
memiliki peran yang cukup besar pada pengembangan pertanian Indonesia. Melalui
penelitian-penelitian yang dilakukan para peneliti dapat diaplikasikan ke
masyarakat. Peran peneliti diantaranya:
- Peneliti melakukan penyuluhan pertanian.
- Peneliti melakukan riset terkait pupuk yang murah dan ramah
lingkungan.
- Peneliti melakukan riset terkait pestisida herbal yang ramah
lingkungan dan efektif mematikan hama.
- Peneliti melakukan riset terkait agar tanaman tidak mudah/
rentan terserang bakteri, jamur, maupun virus.
- Peneliti melakukan riset terkait teknologi pengolahan dan
penyimpanan hasil panen.
- Dll.
Pihak Petani
Petani memiliki peran besar dalam
pengembangan pertanian Indonesia. Petani adalah seseorang yang
bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan
tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman(seperti padi,
bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari
tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. 4) Petanipejuang pangan dan gizi bangsaku karena dengan petani yang berwawasan dan
mampu berteknologi dalam bertani akan meningkatkan mutu gizi produk pertanian
yang dihasilkan. Selain itu, 5) Petani hidup dan mati bangsaku sebab
mayoritas bahan pangan yang kita nikmati sebagai makanan pokok maupun makanan
penunjang adalah hasil jerih payah dari petani. Bahkan bisa pula dikatakan
bahwa 6) petani tulang punggung pangan dan gizi bangsaku karena
petani berjasa besar dalam menyumbang bahan pangan yang bernilai gizi tinggi
untuk kesehatan seluruh rakyat Indonesia.
- Petani bersikap lebih terbuka dalam menggunakan teknologi
untuk pertanian.
- Petani bersikap open
minded dan mau menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk anorganik
karena lebih ramah lingkungan, produk yang dihasilkan lebih sehat dan
bernilai gizi tinggi tanpa terpengaruh zat kimia.
- Petani lebih memilih cara-cara herbal dalam bertani daripada
menggunakan zat kimia, seperti: penggunaan bio-pestisida, pupuk organik,
dll.
- Petani taat terhadap kebijakan pemerintah dalam mewujudkan
ketahanan pangan nasional.
- Petani menerapkan cara-cara bertani yang diajarkan peneliti
pada lahan pertanian mereka.
- Petani mengerti tatacara penanganan pascapanen produk
pertanian yang baik dan benar sehingga tetap menjaga keutuhan gizi dari
produk pangan itu sendiri.
REFERENSI:
Saragih, Bungaran 2001, Agribisnis Paradigma Baru
Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Yayasan Mulia Persada : Bogor.