HALIMAH BINTI MASDARI

Tampilkan postingan dengan label Hari pangan sedunia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hari pangan sedunia. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Oktober 2015

"HARI PANGAN SEDUNIA: Petani Pejuang Pangan dan Gizi Bangsaku"



“Artikel Lomba Hari Pangan Sedunia 2015 diselenggarakan PERGIZI PANGAN Indonesia”

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Namun, kehidupan petani Indonesia semakin terpuruk. Tidak hanya itu bahkan para petani banyak yang mengalami kemiskinan. Selain itu, sebagian besar merupakan petani dengan kepemilikan lahan yang sangat terbatas (smallholder). Dengan kondisi tersebut, ketahanan pangan menjadi sangat rentan, sehingga perlu untuk meningkatkan peran petani terutama petani kecil dalam mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan. Bahkan karena pentingnya pertanian untuk ketahanan pangan, maka tercetuslah 1) Hari pangan sedunia. 
Pertanian di Indonesia sedang berada di krisis pangan. Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat Indonesia, sektor pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. Sektor ini juga perlu menjadi salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis. Hal ini dicapai dengan memusatkan perhatian pada bahan-bahan pokok seperti beras, jagung, gula, dan kacang kedelai. Akan tetapi, dengan adanya penurunan tajam dalam hasil produktifitas panen dari hampir seluruh jenis bahan pokok, ditambah mayoritas petani yang bekerja di sawah kurang dari setengah hektar, aktifitas pertanian kehilangan potensi untuk menciptakan tambahan lapangan pekerjaan dan peningkatan penghasilan.
Dewasa kini, telah terjadi pergeseran menuju bentuk pertanian dengan nilai tambah yang tinggi, pengaruh diversifikasi tetap terbatas hanya pada daerah dan komoditas tertentu di dalam setiap sub-sektor. Pengalaman negara tetangga menekankan pentingnya dukungan dalam proses pergeseran tersebut. Sebagai contoh, di pertengahan tahun 1980-an sewaktu Indonesia mencapai swasembada beras, 41% dari semua lahan pertanian ditanami padi, sementara saat ini hanya 38%, suatu perubahan yang tidak cukup besar untuk jangka waktu 15 tahun. Sebaliknya, penanaman padi dari total panen di Malaysia berkurang setengahnya dari 25% di tahun 1972 menjadi 13 % di tahun 1998. 2) Produksi pangan menjadi paramater utama dalam keberhasilan mencapai swasembada pangan.
Tantangan baru yang sedang dihadapi pemerintah adalah untuk menggalangkan peningkatan produktifitas di antara penghasil di daerah rural, dan menyediakan fondasi jangka panjang dalam peningkatan produktifitas secara terus menerus. 3) Pangan dan gizi merupakan fondasi untama untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dalam mensejahterakan hidup rakyat melalui mutu kesehatan masyarakat dengan produk yang bernilai gizi tinggi. Dalam menjawab tantangan tersebut hal berikut cukup penting untuk dipahami :
  1. Fokus dalam pendapatan para petani: titik berat di padi tidak lagi menjamin segi pendapatan petani maupun program keamanan pangan
  2. Peningkatan produktifitas: kunci peningkatan pendapatan petani, sehingga pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan
  3. Dana yang diperlukan dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN
  4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor
  5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang
Selain tantangan yang disebutkan diatas juga masih banyak permasalahan-permasalahan yang dialami para petani terutama petani kecil, seperti:
  1. Harga pupuk dan bibit yang cukup melambung
  2. Kurangnya lahan untuk mereka garap
  3. Harga panen petani yang relative murah
  4. Sektor pasar, bahwa konsumen Indonesia lebih menghargai hasil produk luar di banding panen petani kita sendiri
  5. Sarana dan prasarana yang cukup sulit terutama di desa-desa yang kurang terjangkau oleh masyarakat.

Solusi Efektif untuk Menangani Permasalahan Pertanian Indonesia
            Solusi untuk menangani permasalahan pertanian Indonesia adalah adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, petani, dan peneliti.
Pihak Pemerintah
            Pemerintah memiliki andil yang cukup besar untuk memajukan pertanian Indonesia dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui peningkatan diversifikasi pangan lokal. Apabila hasil pertanian dengan kuantitas yang banyak (melimpah) diimbangi dengan kualitas bahan pangan yang bagus maka pergizi bangsa Indonesiapun meningkat. Selain itu, hasil panen dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang baik juga dapat meningkatkan sektor perekonomian bangsa Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia adalah petani. Adapun tindakan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pertanian Indonesia diantaranya:
  1. Menjaga kestabilan harga bibit dan pupuk agar tidak melambung tinggi.
  2. Menjamin kelancaran sistem irigasi warga petani.
  3. Pengatur kestabilan harga hasil panen agar tidak anjlok sehingga merugikan petani.
  4. Memperkuat kapasitas regulasi.
  5. Meningkatkan pengeluaran untuk peneliti dalam penelitian pertanian.
  6. Mewadahi para peneliti dalam melakukan penyuluhan pertanian.
  7. Megembangkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pertanian.   
Pihak Peneliti
            Peneliti memiliki peran yang cukup besar pada pengembangan pertanian Indonesia. Melalui penelitian-penelitian yang dilakukan para peneliti dapat diaplikasikan ke masyarakat. Peran peneliti diantaranya:
  1. Peneliti melakukan penyuluhan pertanian.
  2. Peneliti melakukan riset terkait pupuk yang murah dan ramah lingkungan.
  3. Peneliti melakukan riset terkait pestisida herbal yang ramah lingkungan dan efektif mematikan hama.
  4. Peneliti melakukan riset terkait agar tanaman tidak mudah/ rentan terserang bakteri, jamur, maupun virus.
  5. Peneliti melakukan riset terkait teknologi pengolahan dan penyimpanan hasil panen.
  6. Dll.        
Pihak Petani
Petani memiliki peran besar dalam pengembangan pertanian Indonesia. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman(seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. 4) Petanipejuang pangan dan gizi bangsaku karena dengan petani yang berwawasan dan mampu berteknologi dalam bertani akan meningkatkan mutu gizi produk pertanian yang dihasilkan. Selain itu, 5) Petani hidup dan mati bangsaku sebab mayoritas bahan pangan yang kita nikmati sebagai makanan pokok maupun makanan penunjang adalah hasil jerih payah dari petani. Bahkan bisa pula dikatakan bahwa 6) petani tulang punggung pangan dan gizi bangsaku karena petani berjasa besar dalam menyumbang bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk kesehatan seluruh rakyat Indonesia.
  1. Petani bersikap lebih terbuka dalam menggunakan teknologi untuk pertanian.
  2. Petani bersikap open minded dan mau menggunakan pupuk organik dibandingkan pupuk anorganik karena lebih ramah lingkungan, produk yang dihasilkan lebih sehat dan bernilai gizi tinggi tanpa terpengaruh zat kimia.
  3. Petani lebih memilih cara-cara herbal dalam bertani daripada menggunakan zat kimia, seperti: penggunaan bio-pestisida, pupuk organik, dll.
  4. Petani taat terhadap kebijakan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
  5. Petani menerapkan cara-cara bertani yang diajarkan peneliti pada lahan pertanian mereka.
  6. Petani mengerti tatacara penanganan pascapanen produk pertanian yang baik dan benar sehingga tetap menjaga keutuhan gizi dari produk pangan itu sendiri.  
     
REFERENSI:
Saragih, Bungaran 2001, Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian, Yayasan Mulia Persada : Bogor.