KEUTAMAAN
MEMBACA AYAT KURSI
*****
PART
IV
*****
Diambil
dari Kajian Kitab Khozinatul Asror Hal 128-129
*****
Ø Keutamaan ayat kursi yang nomor 9
adalah ayat kursi merupakan ayat yang disucikan.
Diriwayatkan oleh Rosulullah SAW bahwasannya
Rosulullah SAW bersabda: “Demi dzat yang
menciptakan diriku dengan kekuasaanNya (kekuasaan Allah), sesungguhnya orang
yang membaca ayat kursi dengan satu lisannya dan kedua bibirnya. Maka Allah
akan mensucikannya seperti mensucikan tulang betis seorang raja sebagaimana termaktub
dalam hadits at tirmidzi dan hadits-hadits lainnya”.
“Dan
barangsiapa menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi sebanyak jumlah
fasilah ayat kursi atau sebanyak jumlah kalimat dalam ayat kursi (50 kalimat)
atau sebanyak jumlah huruf di dalam ayat kursi (170 huruf, maka dipantulkanlah
sifat Allah SWT yang suci pada orang yang membaca ayat kursi tersebut. Dan
Allah SWT akan mengampuni segala dosa orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca
ayat kursi serta memberikan keberkahan pada orang yang membaca ayat kursi yang
suci (secara istiqomah) sebagaimana tertera di dalam kitab Al Kudtsi”.
Ø Keutamaan ayat kursi yang ke 10
adalah di dalam ayat kursi terdapat kalimat yang berisi (menerangkan) tentang
sifat-sifat Allah SWT.
Allah SWT menceritakan suatu hal pada Rosulullah SAW
(dengan memperlihatkan beberapa peristiwa) di malam mi’raj, maka Rosulullah SAW
pun berkata: “Aku melihat di lauh mahfudz
ada 3 tempat bercahaya”. Maka aku (Nabi Muhammad SAW) pun bertanya (pada
Allah SWT) : “Duhai Rabbku, mengapa 3
tempat itu bercahaya?”. Lantas Allah SWT menjawab: “3 tempat iu adalah tempat (untuk para pembaca) ayat kursi, yasin, dan
surat al ikhlas”. Maka aku (Nabi Muhammad SAW) pun bertanya (kembali) : “Ya Rabbi, bagaimanakah pahalanya orang yang
membaca ayat kursi?”. Allah punmenjawab: “Sesungguhnya (di dalam) ayat kursi (terdapat) sifatku. Dan barangsiapa
membaca ayat kursi (secara istiqomah) dengan beberapa ambalan (sebanyak fasilah
ayat kursi atau sebanyak kalimat dalam ayat kursi atau sebanyak huruf di dalam
ayat kursi), maka ia akan dapat melihat dzat-Ku (dzat Allah SWT) di hari kiamat”.
Allah SWT berfirman: “Adapun wajah orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat kursi
akan terlihat bercahaya di hari kiamat dan ia (jua) akan dapat melihat dzat-Ku
(dzat Allah SWT) kelak di hari kiamat sebagaimana termaktub dalam kitab tafsir
Imam Hnafi”.
Diceritakan oleh saudara laki-laki yang dimuliakan
Allah SWT bahwasannya Allah SWT akan memuliakan orang-orang yang menjaga
keistiqomahan dalam membaca ayat kursi di hari kiamat dan Allah SWT akan
memberikan pertolonganNya pada orang-orang yang menjaga keistiqomahan dalam
membaca ayat kursi di malam hari dan di siang hari dengan beberapa ambalan
(sebanyak fasilah ayat kursi atau sebanyak jumlah kalimat dalam ayat kursi atau
sebanyak jumlah huruf di dalam ayat kursi). Maka orang yang menjaga
keistiqomahan dalam membaca ayat kursi (tersebut) akan dapat melihat Dzat Allah
SWT di hari kiamat. Adapun orang yang menjaga keistiqomahan dalam membaca ayat
kursi di malam hari dan di siang hari, maka sesungguhnya ia berada pada puncak
derajat orang agung, lebih awal dan memiliki kedekatan yang sempurna dengan
Allah SWT.
Ø Keutamaan ayat kursi yang ke 11
adalah ayat kursi berisi kalimat tauhid
Sesungguhnya ayat kursi mengandung kalimat tauhid.
Ibnu Arobi berkata: “Semoga Allah SWT
mensucikan sifat Allah SWT di dalam ayat kursi yang agung. Karena sesungguhnya
ayat kursi adalah lebih agung-agungnya ayat yang menjadi gantungan (tempat
bergantungnya) segala sesuatu (atas izin Allah SWT). Karena mulianya Dzat
Allah, maka bergantunglah beberapa hal pada Dzat Yang Maha Mulia (Dzat Allah
SWT). Ayat kursi adalah ayat yang paling mulia di dalam Al Qur’an sebagaimana
paling mulianya surat Al Ikhlas diantara surat-surat di dalam Al Qur’an”.
Surat Al Ikhlas memiliki 2 sisi keunggulan yaitu:
1). Di dalam surat Al Ikhlas berisi kalimat-kalimat tauhid sebagaimana ayat
kursi yang jua berisikan kalimat tauhid, 2). Turunnya surat Al Ikhlas
dilatarbelakangi oleh adanya tantangan dari orang-orang kafir. Sedangkan
turunnya ayat kursi tidak harus dilatarbelakangi dengan adanya tantangan dari
orang-orang kafir.
Sesungguhnya Surat Al Ikhlas mengukuhkan kalimat
tauhid di dalam 15 huruf, sedangkan ayat kursi mengukuhkan kalimat tauhid di
dalam 50 huruf. Maka lihatlah kekuasaan Allah SWT di dalam memuliakan
sifat-sifat-Nya (sifat-sifat Allah SWT) dengan meminjamkan makna yang
dijabarkan dari 50 huruf (di dalam ayat kursi) dan dikatakan bahwa makna 15
huruf (di dalam surat Al Ilkhlas) menerangkan keagungan kekuasaan Allah SWT dan
mengukuhkan sifat wahdaniyah Allah SWT sebagaimana tertera di dalam kitab Al
Itqon.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA bahwa Rosulullah SAW
berkata: “Tidaklah ada ahli (membaca) la
illa ha illallah yang merasa gelisah terhadap kematian dan hari kebangkitan
dari alam kubur, karena pada waktu shoikhah (waktu ditiupnya terompet oleh
malaikat isrofil), para ahli (membaca) La illa ha illallah mengipat-ngipatkan
rambutnya dari debu seraya berkata: “Segala puji bagi Allah SWT yang telah menyelamatkan
kita dari rasa susah”.
Diriwayatkan oleh Nisaburi RA dari ayahnya. Ayah
Nisaburi dari kakeknya. Kakeknya dari Rosulullah SAW. Rosulullah SAW dari
malaikat Jibril AS. Malaikat Jibril AS dari Allah SWT. Dan Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya kalimat La illa ha Illallah
adalah bentengku (benteng Allah SWT). Barangsiapa masuk ke dalam bentengku
(benteng Allah SWT), maka ia selamatdari siksaku (siksa Allah SWT)”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA dari Rosulullah SAW
bahwasannya Allah SWT membuka pintu surga dan sesungguhnya surga mengundang
(para ahli La illa ha illallah) dari bawah Arsy. Dan sesungguhnya surga adalah
tempat berbagai kenikmatan. Lantas surga ditanya: “Sesungguhnya engkau (surga) itu milik siapa?”. Dan surga pun
menjawab: “Sesungguhnya aku (surga)
adalah tempat bagi para ahli La illa ha illallah dan aku (surga) rindu pada
ahli dzikir La illa ha illallah. Dan tidaklah aku (surga) mencari melainkan
pada ahli dzikir La illa ha illallah. Dan tidaklah masuk padaku (pada surga)
kecuali ahli dzikir La illa ha illallah. Dan aku (surga) tertutup bagi orang
yang tidak mau mengucapkan dzikir La illa ha illallah dan orang yang tidak
beriman dengan kalimat La illa ha illallah. Dan neraka pun berkata: “Aku (neraka) adalah tempat segala siksa. Tidaklah
masuk padaku (pada neraka) kecuali orang yang ingkar pada kalimat La illa ha
illallah. Dan tidaklah aku (neraka) mencari melainkan pada orang yang
mengingkari kalimat La illa ha illallah. Dan aku (neraka) haram untuk orang
yang mengucapkan La illa ha illallah (ahli La illa ha illallah). Dan tidaklah aku (neraka) mengikat kecuali
pada orang yang sombong terhadap kalimat La illa ha illallah. Dan tidaklah aku
(neraka) marah kecuali pada orang yang mengingkari kalimat La illa ha illallah.”
Dikatakan oleh seorang perawi bahwasannya rohmat dan
magfiroh (ampunan) Allah untuk orang yang ahli La illa ha illallah. Rohmat dan
magfiroh (ampunan) Allah memberi pertolongan pada orang yang mengucapkan La
illa ha illallah. Rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah mencintai orang yang mengucapkan La illa ha
illallah. Rohmat dan magfiroh (ampunan) Allah dapat mengunggulkan pada orang
yang mengucapkan La illa ha illallah. Dan tidaklah terhalang rohmat dan
magfiroh (ampunan) Allah atas orang yang mengucapkan La illa ha illallah. Dan
tidaklah diperintahkan aku (rohmat dan magfiroh Allah) kecuali pada ahli La
illa ha illallah. Maka janganlah engkau mencampurkan kalimat La illa ha
illallah kecuali dengan iman yang mengukuhkan (iman yang istiqomah) sebagaimana
tertera dalam kitab tafsir asrori tanzil.
*****
PESAN
PENULIS
Dalam mengamalkan
segala sesuatu, langkah pertama yang kita lakukan adalah menata niat. Alangkah
baiknya niat kita lurus yakni semata-mata mencari ridho Allah SWT dan kita
mengukuhkan (memantabkan) keyakinan tauhid kita bahwa segala kekuatan itu
datangnya dari Allah SWT. Mengamalkan membaca ayat kursi adalah perantara
sedangkan pemberi kekuatan, kedudukan, kemuliaan, keberkahan, keselamatan, dan
kenikmatan adalah Allah SWT. Sebagaimana suatu perumpamaan engkau makan, yang
memberimu rasa kenyang pada hakekatnya adalah Allah SWT sedangkan nasi adalah
perantaranya. Sekalipun engkau makan 5 piring, kalau Allah SWT tidak memberimu
kenyang, maka engkau tidaklah merasa kenyang. Sekalipun engkau hanya makan sedikit, namun
jika Allah SWT menghendaki engkau kenyang maka engkaupun merasa kenyang. Maka
dari itu, marilah kita luruskan keyakinan bahwasannya tiada kekuatan melainkan
dari Allah SWT (La haula wala quwwata illa billah). Sesungguhlah Dialah Allah,
Dzat yang Maha Kuat, dialah yang berhak memberikah krkuatan ataupun melemahkan
makhluk. Sesungguhnya tiada sesuatu yang terjadi melainkan atas izin Allah SWT.
Bahkan daun jatuhpun tidaklah kebetulan melainkan Allah sudah mengatur waktunya
sedemikian rupa sehingga daun jatuhpun atas izin Allah SWT.
*****
UCAPAN
TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim
penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh
PP. Khozinatul Ulum Blora sekaligus guru yang mengampu dalam kajian kitab
Khozinatul Asror. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada
beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya
sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan
para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara
gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya.
Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari
sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri
untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah
SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga
dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru
penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis
mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri
yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna,
sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada
penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga
bermanfaat.
Tiada yang lebih utama
dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin
lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang
lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.
REFERENSI:
Syeh Muhammad Haqi An Nadzili. Kitab Khozinatul Asror. Bab Sebab Turunnya Ayat Kursi. Halaman
128-129.