KEUTAMAAN
BERBUAT KEBAJIKAN
*****
Ringkasan
Kajian Kitab Majalisus Saniyyah
(Halaman
79-80)
*****
Segala puji bagi Rabb
Semesta Alam yang menciptakan tiap-tiap persedian pada setiap hambanya. Dialah
Rabb yang menjalankan planet-planet pada orbitnya (sehingga tidak saling
bertabrakan) dengan sinarnya yang benderang. Dialah yang Maha Menghidupkan lagi
Mematikan. Dialah Tuhan yang mematikan makhluk yang bernyawa dan Dialah Tuhan
yang menghidupkan tulang belulang (dari alam kubur) setelah kematian di hari
kebangkitan.
Solawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang mana dengan
mukjizatnya memberikan syafaatnya (atas izin Allah memberikan syafaat) di hari
kiamat nanti. Tak lupa jua, solawat dan salam semoga tercurahkan pada keluarga
Nabi Muhammad SAW beserta para sohabatnya yang dimuliakan derajatnya oleh Allah
SWT. Semoga di hari akhir nanti, kita dapat tergolong sebagai bagian dari
orang-orang yang beruntung yakni orang beriman dan bertaqwa yang senantiasa
dicintai oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
Duhai insan yang mulia,
selalulah engkau berbuat kebajikan. Baik itu kebajikan pada dirimu sendiri
maupun kebajikan pada orang lain. Sesungguhnya baikmu akan kembali pada dirimu
sendiri. Allah SWT memerintahkan engkau supaya berbuat kebajikan itu tiada lain
kemanfaatannya untuk dirimu sendiri. Sesungguhnya apapun yang Allah perintahkan
itu mengandung kemanfaatan yang besar dan apapun yang Allah larang mengandung
kemudharatan yang besar hingga tak baik untuk kesehatanmu. Maka dari itu, sudah
selayaknya sebagai seorang hamba kita taat pada Allah SWT.
Diriwayatkan oleh Abi
Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata “Tiap-tiap persendian manusia bisa menjadi sedekah setiap harinya sejak
terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Sebagaimana ketika engkau
mendamaikan 2 (dua) orang yang berselisih merupakan sedekah, sebagaimana
seorang laki-laki yang menggunakan hartanya di jalan Allah (bersedekah)
merupakan sedekah, dan sebagaimana perkataan yang bagus adalah sedekah. Dan
tiap-tiap kaki yang digunakan untuk melangkah solat adalah sedekah serta
menyingkirkan segala sesuatu yang berbahaya dari jalan jua merupakan sedekah”
(tersirat dalam Kitab Majalisus Saniyyah halaman 79).
Hadist tersebut
menunjukkan bahwasannya setiap kebaikan yang engkau lakukan itu bernilai
sedekah dan mendapatkan pahala. Barang siapa berlaku baik, maka ia mendapatkan
pahala sebanyak jumlah persendian dalam tubuhnya yakni 360 pahala (sebagaimana
jumlah persendian tubuh ada 360 sendi). Maka dari itu, gunakanlah hatimu
senantiasa untuk merenungkan hal-hal yang baik dan janganlah engkau
membayangkan hal-hal yang dilarang/ yang diharamkan. Gunakanlah bibirmu untuk
senantiasa mengingat Allah SWT (berdzikir) sehingga bernilai sedekah dan
janganlah engkau gunakan bibirmu untuk hal sia-sia seperti ghibah (ngrumpi/
menggosip), adu domba, fitnah, dll. Hiasilah matamu dengan hanya memandang yang
halal. Dengarkanlah olehmu segala perkataan dan pembicaraan yang baik lagi
tidak maksiyat. Pergunakanlah kaki dan tanganmu untuk beramal kebaikan sehingga
semua yang dilakukan tubuhmu bernilai ibadah layaknya sedekah.
Jumlah persendian pada
manusia ada 360 sendi. Hal ini dijelaskan dalam kitab Majalisus Saniyyah
halaman 79. Dan tatkala engkau berbuat kebaikan, maka engkau diumpakan telah
bersedekah sebanyak 360 kali (sebagaimana jumlah sendi dalam tubuh). Betapa
banyak cara untuk mendekatkan diri pada kebajikan. Sebagaimana contohnya; 1).
Mencegah diri dari berbuat maksiyat merupakan sedekah, 2). Menjalankan hal-hal
yang diperintahkan Allah SWT dengan penuh ketaatan merupakan sedekah, 3). Meninggalkan
hal-hal yang dilarang/ diharamkan merupakan sedekah, 4). Berbohong untuk
mendamaikan dua pihak yang berselisih agar berdamai dan rukun merupakan
sedekah. Tetapi dalam hal ini bukan berarti menghalalkan segala yang haram dan
mengharamkan segala yang halal melainkan berbohong karena dhorurot (tiada jalan
lain yang bisa ditempuh untuk mendamaikan kedua pihak kecuali dengan
berbohong). Artinya berbohong adalah jalan terakhir setelah jalan yang lain
ditempuh untuk mendamaikan kedua pihak tidak berhasil.
Duhai muslim-muslimat
yang dirahmati Allah SWT. Dalam kitab Majalisus Saniyyah halaman 79 jua
dijelaskan bahwasannya apabila malaikat jibril diturunkan di muka bumi,
malaikat Jibril berharap bisa mendamaikan perselisihan antara dua pihak kaum
muslimin sebagaimana menyiramkan air pada tanaman yang layu. Perlu kita
ketahui, begitu mulianya mendamaikan dua pihak yang berselisih bahkan sampai
malaikat Jibril pun berharap seumpama diturunkan dimuka bumi bisa mendamaikan
kedua pihak yang berselisih. Sudah seyogyanya, sebagai kaum muslimin, apabila
melihat saudara kita yang lain berselisih alangkah baiknya kita membantunya
melerainya, mendamaikannya sehingga mereka yang berselisih dapat berdamai. Bukan
justru sebaliknya, tatkala ada yang berselisih lantas engkau mengomporinya dan
mengadu domba. Sunggu adu domba adalah perbuatan yang tidak baik, maka dari itu
hindarilah. Semua ummat muslim adalah saudara, sudah menjadi kewajiban kita
apabila ada yang beselisih untuk mendamaikannya.
Contoh lain dari sedekah adalah; 1). Ketika
engkau mengucapkan salam dan menjawab salam merupakan sedekah. Mengucapkan
salam apabila bertemu sesama saudara muslim sangat dianjurkan sebagaimana termaktub
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sudah
mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya
mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi). Hadits tersebut diperkuat
kembali dengan sabda Rosulullah SAW: “Apabila di antara kalian berjumpa
dengan saudaranya, maka hendaklah mengucapkan salam kepadanya. Apabila
terhalang oleh pohon, dinding, atau batu (besar), kemudian dia berjumpa lagi,
maka hendaklah dia mengucapkan salam (lagi).” (HR. Abu Dawud: 4200,
dishohihkan oleh Al-Albani dalam Misykat al-Mashobih: 4650, dan
lihat Silsilah Shohihah: 186). Dan keutamaan menjawab salam juga
sangat dianjurkan sebagaimana tertera dalam hadits yang berbunyi “Apabila
kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau
balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa’: 86), 2). Akhlak yang
mulia merupakan sedekah, 3). Bertemu orang dengan wajah tersenyum adalah
sedekah sebagaimana termaktub dalam hadits yang berbunyi: “Senyummu di depan saudaramu, adalah sedekah bagimu (Sahih, H.R.
Tirmidzi no 1956)” . Hadits tersebut diperkuat lagi dengan sabda Rasulullah SAW
yang berbunyi “Kamu tidak akan mampu
berbuat baik kepada semua manusia denga hartamu, maka hendaknya kebaikanmu
sampai kepada mereka dengan keceriaan (pada) wajahmu (H.R. al-Hakim (1/212)”
*****
UCAPAN
TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim
penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh
PP. Khozinatul Ulum. Tak lupa penulis sampaikan terimakasih pada Pak Khobir
selaku guru yang mengampu dalam kajian kitab Majalisus Saniyyah. Semoga Allah
swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada beliau, memberikan nikmat panjang
umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya sebagai golongan orang-orang
beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan para guru penulis, memberikan
rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara gurulah seorang murid dapat
memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya. Mohon doanya semoga penulis
senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari sebelumnya, dapat bermanfaat di
sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Semoga
kita semua senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan semoga akhir hayat kita
nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga
dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru
penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis
mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri
yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna,
sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada
penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga
bermanfaat.
Tiada yang lebih utama
dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin
lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang
lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.
REFERENSI:
Syeh Ahmad bin Syeh Hajazi Al Fasani. Majalisus Saniyyah. Halaman 79-80. Surabaya:
Maktabatil Hidayah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar