ANJURAN
MEMERANGI BANGSA YAHUDI (KAFIR)
*****
KAJIAN
KITAB TAJRIDUS SHOREH
*****
Diampu
oleh Gus Dr. H.A, Muhammad Nur Ihsan, Lc. MA
Segala puji bagi Rabb
Semesta alam. Tiada Tuhan melainkan Dia. Sesungguhnya agama yang mulia disisi
Allah SWT adalah islam. Islam adalah agama yang hak, agama yang rahmatan lil
alamin. Agama yang mengajarkan tentang yang haq dan melarang yang batil. Islam
hadir untuk memuliakan kehormatan manusia dari jaman kebodohan (jahiliah) yang
penuh dengan kemaksiyatan dan tindakan amoral atau tindakan asusila menuju pada
kedamaian yang dihiasi dengan tindakan beretika (susila). Sesungguhnya apa yang
Allah perintahkan mengandung banyak manfaat bagi hambanya, baik manfaat untuk
dirinya dari segi kesehatan, agama, maupun kemaslahatan ataupun keselamatan.
Demikian jua sebaliknya, atas segala yang dilarang oleh Allah SWT mengandung
kemadharatan yang buruk untuk kesehatan manusia maupun untuk diri manusia itu
sendiri.
Kaum muslimin muslimat
yang dirahmati Allah SWT…J
Bangsa yahudi adalah
musuh kaum muslimin sejak zaman Rosulullah SAW. Bangsa yahudi membenci islam
dan membenci dakwah Rosulullah serta memusuhi kaum muslimin. Itulah sebabnya,
dalam sebuah sejarah dikatakan bahwasannya tidak akan terjadi kiamat hingga
kaum muslimin memerangi bangsa yahudi dan menaklukkan bangsa yahudi.
Diceritakan pula bahwasannya di akhir zaman nanti, bangsa Yahudi akan mati
dibawah taklukan kaum muslimin. Rosulullah
SAW bersabda: “Awal mula pasukanku
(pasukan Nabi Muhammad SAW) perang di lautan. Tetapi sebagian pula ada yang
berawal dari perang di Kota Kaisar”.
Diriwayatkan oleh
Abdillah dari Umar RA bahwa Rosulullah SAW berkata: “Hai ummatku (ummat Nabi Muhammad SAW) semua, perangilah bangsa Yahudi
hingga mereka bersembunyi di bawah batu.” Lantas Rosulullah SAW berkata: “Hai Abdilah, bangsa Yahudi berada di
belakangku, maka bunuhlah. Di dalam sejarah, tidak terjadi kiamat hingga engkau
membunuh bangsa yahudi sebagaimana itu tertera dalam hadits-haditsku”.
Diriwayatkan oleh Abi
Hurairah RA, Rosulullah SAW berkata: “
Tidak terjadi kiamat hingga kalian memerangi bangsa Turki (yang dimaksud bangsa
Turki yang kafir/ bangsa yahudi) dengan tanda-tanda matanya sipit, wajahnya
merah, hidungnya pesek, dan sandalnya terbuat dari bulu”.
Berdasarkan
hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa adanya anjuran bagi kaum muslimin untuk
senantiasa memerangi hingga menaklukkan kaum yahudi kafir, sebab kaum yahudi
membenci islam dan memusuhi islam. Adapun ciri bangsa yahudi diantaranya;
matanya sipit, wajahnya merah, hidungnya pesek dan suka mengenakan sandal yang
terbuat dari bulu (sandal berbulu). Sungguh begitu utamanya memerangi bangsa
yahudi hingga termaktub dalam hadits bahwasannya tidak akan terjadi kiamat
hingga kaum muslimim membunuh dan memerangi bangsa yahudi. Hal ini menunjukkan tentang
keutamaan kaum muslimin untuk memerangi dan menaklukan bangsa yahudi yang
menandakan kemenangan kaum muslimin atas bangsa yahudi. Dengan kemenangan kaum
muslimin atas bangsa yahudi menunjukkan kebesaran Allah SWT dan kejayaan islam.
Pada perang Khoibar,
semua pasukan perang berharap diberikan bendera oleh Rosulullah SAW. Ketika semua
kaum muslimin sudah kumpul semua, tidak ada yang dicari Rosulullah SAW,
melainkan Rosulullah SAW justru mencari Sayyidina Ali. Tetapi Sayyidina Ali
sakit mata dan tidak bisa hadir. Lantas Sayyidina Ali diludahi kedua matanya
oleh Rosulullah SAW, lalu kedua matanya sembuh seperti sedia kala.
Diriwayatkan oleh Sahal
bin Sa’ad RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata: “Aku (Nabi Muhammad SAW) akan memberikan bendera pada seorang laki-laki
di dalam perang Khoibar yang berhasil membuka kemenangan perang (atas izin
Allah) melalui tangannya”. Lantas para kaum laki-laki berharap agar
menerima bendera dari Rosulullah SAW. Maka dari itu, mereka (kaum laki-laki)
datang lebih awal agar mendapatkan bendera dari Rosulullah SAW. Begitu
Rosulullah SAW sampai di medan perang, Rosulullah SAW mencari Sayyidina Ali RA.
Rosulullah berkata: “Dimanakah Ali?”.
Maka dijawab oleh seorang laki-laki bahwasannya Sayyidina Ali RA sedang
menderita sakit pada kedua matanya. Rosulullah SAW pun memerintahkan agar
Rosulullah SAW dipertemukan dengan Sayyidina Ali. Rosulullah SAW mengobati
penyakit mata Sayyidina Ali dengan meludahi kedua matanya yang sakit, seketika
itu juga kedua mata Sayyidina Ali sembuh seperti sedia kala.
Rosulullah SAW pun
bersabda: “Berangkatlah ke medan perang
hingga tiba di medan pertempuran perang Khoibar, lalu perangilah kaum kafir di
perang Khoibar, taklukkanlah mereka dan ajaklah mereka memeluk agama islam.
Sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah pada laki-laki (yang memeluk agama
islam setelah ditaklukkan dalam perang khoibar) serta kemuliaan yang lebih
daripada merahnya binatang ternak (rojo koyo)”. Diriwayatkan oleh Ka’ab bin
Malik RA bahwasannya Rosulullah SAW bersabda: ”Tidaklah aku (Nabi Muhammad SAW) bepergian melainkan pada hari Kamis”.
Diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata kepada utusan para Nabi “Apabila engkau (para utusan Nabi/ kaum
muslimin) bertemu dengan Fulan dan si Fulan kepada 2 lelaki kafir quraish, maka
bakarlah kedua lelaki kafir quraish tersebut dengan api.”Demikianlah kata
beliau (baginda Nabi Besar Muhammad SAW) ketika akan keluar berpisah dengan
kaum muslimin.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA bahwasannya
Rosulullah SAW bersabda: “Dengarkanlah
dan taatlah apabila engkau diperintah pada bukan kemaksiyatan dan apabila
diperintahkan pada kemaksiyatan, maka janganlah engkau mendengarkan ((perintah
maksiyat it) dan janganlah engkau mentaatinya. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah RA bahwasannya Rosulullah SAW berkata: “Barangsiapa taat padaku (Rosulullah SAW), maka ia jua taat Allah SWT.
Barangsiapa membangkang padaku (Rosulullah), maka ia juga membangkang
(maksiyat) pada Allah SWT. Barangsiapa taat pada pemimpinnya (selama
pemimpinnya adil dan mengajak pada kebaikan), maka ia juga taat padaku
(rosulullah). Barangsiapa membangkang (maksiyat) pada pemimpinnya, maka ia juga
membangkang padaku”.
*****
UCAPAN
TERIMAKASIH
Sebagai rasa takdim
penulis, penulis ucapkan terimakasih pada Abah KH. Muharor Ali selaku pengasuh
PP. Khozinatul Ulum. Tak lupa penulis sampaikan terimakasih pada Gus Ihsan (Gus
Dr. H. A, Muhammad Nur Ihsan, Lc. MA) selaku guru yang mengampu dalam kajian
kitab Tajridus Soreh. Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan rahmadNya kepada
beliau, memberikan nikmat panjang umur, melimpahkan rizkinya, dan memuliakannya
sebagai golongan orang-orang beruntung. Semoga Allah swt senantiasa memuliakan
para guru penulis, memberikan rahmad dan kasihNya sebab melalui perantara
gurulah seorang murid dapat memahami suatu ilmu hingga dapat mengamalkannya.
Mohon doanya semoga penulis senantiasa menjadi insan yang lebih baik dari
sebelumnya, dapat bermanfaat di sepanjang hayatnya, dan dapat memperbaiki diri
untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah
SWT dan semoga akhir hayat kita nanti dalam keadaan khusnul khotimah. Aamiin.
Jika dirasa tulisan ini bermanfaat, silahkan dishare. Semoga
dengan membagikan tulisan ini dapat menjadi amal jariyah penulis jua guru
penulis serta orang yang membagikan tulisan ini. Mohon doanya semoga penulis
mendapatkan ilmu yang berkah dan senantiasa bermanfaat, serta menjadi santri
yang berhasil dalam menimba ilmu serta tawadhu’. Tulisan ini tidaklah sempurna,
sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada
penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga
bermanfaat.
Tiada yang lebih utama
dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin
lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang
lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.
REFERENSI:
Abi Al Abas Zainudin Ahmad bin Abdul Latif. Tajridus Soreh. Surabaya: Darul Ilmi. Halaman 30-31.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar