HALIMAH BINTI MASDARI

Rabu, 17 Maret 2021

SAYYIDAH ROIHANAH RA, UMMUL MUKMININ YANG MULIA

SAYYIDAH ROIHANAH RA, UMMUL MUKMININ YANG MULIA 

Oleh: Dewi Nur Halimah

*****


Diantara salah satu istri rosulullah saw adalah sayyidah Roihanah binti Yazid bin Amru bin Khanaqah. berasal dari Bani Nadhir. Sebagian pendapat mengatakan ia berasal dari Bani Quraizah.

Beberapa keutamaan beliau diantaranya adalah:

1. NASAB SAYYIDAH ROIHANAH RA

Beliau adalah Raihanah binti Zaid bin Amr bin Khunafah radhiallahu ‘anha. Ada pula yang mengatakan nasabnya adalah Raihanah binti Zaid bin Amr bin Khunafah bin Syam’un bin Zaid dari Bani Nadhir (al-Maqrizi: Imta’ al-Asma’ Cet. Dar al-Kitab al-‘Ilmiyah Beirut 6/131). Ada juga yang menyebutnya berasal dari Bani Quraizhah (Mahdi Rizqullah: Terj. Sirah Nabawiyah. Cet. Perisai Alquran Hal: 844). Dan pendapat yang paling banyak, menyatakan bahwa ia berasal dari Bani Quraizhah.

2. CANTIK JELITA 

Sayyidah Roihanah ra adalah sosok perempuan yang sangat cantik. Suaminya yang bernama Hakam sangat mencintai dan menghormatinya. Namun sang suami tak berumur panjang. Sepeninggal suaminya, Sayyidah Raihanah ra berjanji tidak akan menikah lagi.

Namun, dalam Perang Bani Quraizah, Sayyidah Raihanah ra menjadi tawanan Rasulullah saw. Suatu hari, Rasulullah saw meminang Sayyidah Raihanah ra dan menawarkan padanya untuk masuk memeluk agama Islam. Namun, beliau menolak dan memilih tetap beragama  Yahudi.

Rasulullah saw memanggil Ibnu Sa'yah dan menceritakan perihal penolakan Sayyidah Raihanah ra. Ibnu Sa'yah bertekad membantu Rasulullah saw mengajak Sayyidah Raihanah ra kepada ajaran Islam. Ibnu Sa'yah pun menjelaskan tentang Islam kepada Sayyidah Raihanah ra hingga ia setuju masuk Islam. Ibnu Sa'yah kembali ke tempat Rasulullah SAW berada dan mengabarkan perihal Sayyidah Roihanah ra yang akhirnya mau memeluk agama Islam. Sayyidah Roihanah ra pun dipinang Rosulullah saw dan menikah dengan Rosulullah saw.

3. WANITA YANG MULIA DAN PEMALU

Rasulullah saw memerdekakan Sayyidah Roihanah ra dan menikahinya dengan mahar dua belas dinar dan dua puluh dirham. Sayyidah Roihanah ra diberi mahar seperti istri-istri Rasulullah saw yang lainnya. Rasulullah saw menghabiskan malam pengantin bersama Sayyidah Roihanah ra di rumah Ummul Mundzir. Beliau diberi bagian hari seperti istri-istri yang lain. Rosulullah saw menyuruh Sayyidah Roihanah ra untuk memakai hijab.

Sayyidah Roihanah ra adalah wanita yang mulia. Beliau adalah seorang pembantu perempuan Rasulullah saw yang dimerdekakan dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah saw. Beliau selalu memakai hijab di keluarganya.  Tidak ada seorang pun yang melihat wajah Sayyidah Roihanah ra, kecuali Rasulullah SAW.

4. ISTRI YANG DICINTAI DAN SETIA

Rasulullah saw sangat mencintai Sayyidah Raihanah ra. Beliau selalu memenuhi segala permintaannya. Sampai-sampai, seandainya pun ketika Sayyidah Raihanah ra  meminta Rasulullah saw untuk memerdekakan Bani Quraizah, pasti Rasulllah saw akan melakukannya.

Sayyidah Roihanah ra sangat mencintai rosulullah saw. Sayyidah Raihanah ra dikenal sangat pencemburu. Rasulullah saw pernah menalaknya dengan talak satu karena sifatnya yang pencemburu. Sayyidah Roihanah ra terus menerus menangis. Ketika Rasulullah saw masuk menemuinya, beliau masih terus menangis. Kemudian, Rasulullah saw pun merujuknya kembali.

5. WAFATNYA SAYYIDAH ROIHANAH RA

Sayyidah Raihanah ra telah dianugerahkan kenikmatan yang besar dengan beberapa tahun berada dalam naungan rumah Nabi Muhammad saw yang suci. Beliau mengalami hidup bersama Rasulullah saw. Mendapatkan pemuliaan dan kedudukan mulia di dunia serta tarbiyah ruhiyah. Bersama Nabi Muhammad saw, ia merasa nyaman dengan petunjuk dan hidayah. Namun, kehidupannya di rumah nabawi tidak begitu lama. Ia wafat di masa kehidupan Nabi.

Saat kepulangan dari haji wada’ tahun 10 H, Sayyidah Raihanah ra wafat. Rasulullah saw memakamkannya di Pemakaman Baqi’ (Ahmad Khalil Jum’ah: Nisa Ahlul Bait, Hal: 454).

SUMBER: 

Al-Maqrizi: Imta’ al-Asma’ Cet. Dar al-Kitab al-‘Ilmiyah Beirut 6/131. 

Buku 150 Perempuan Shalihah karya Abu Malik Muhammad bin Hamid.

Mahdi Rizqullah: Terj. Sirah Nabawiyah. Cet. Perisai Alquran Hal: 844

Nisa Ahlul Bait, Hal: 454

Tidak ada komentar :