KEUTAMAAN
MENJAGA PANDANGAN DAN KEMALUAN
BAGI
ORANG BERIMAN
Pandangan,
bila berbincang tentang pandangan apa yang terbesit dibenakmu? Pandangan adalah
panah yang dapat menjadi sumber fitnah maupun sumber kebahagiaan. Pandanglah
sesuatu yang halal untuk dilihat sehingga akan mendatangkan manfaat dan
kebaikan bagimu. Sementara memandang akan hal-hal yang haram dilihat dapat
mendatangkan keburukan atau siksaan padamu.
Seringkali
kita jumpai di kehidupan sehari-hari, awal rasa cinta berasal dari pandangan. Itulah
mengapa, pandangan dapat dikatakan sebagai panah beracun yang dapat menjadikan
timbulnya maksiyat mata (zina mata). Bahkan kemaksiyatan farji bermula dari
maksiyat mata. Sebagaimana kisah Siti Zulaikha yang menggoda Nabi Yusuf AS
berawal dari pandangannya terhadap Nabi Yusuf AS. Saat Siti Zulaikha memandang
Nabi Yusuf, ia terpesona akan ketampanan Nabi Yusuf. Dari hal itulah, Zulaikha
tergoda iblis sehingga dikuasai akan nafsunya. Ia selalu terbayang akan wajah
Nabi Yusuf, sehingga ketika ada kesempatan untuk berbuat maksiyat, iapun
terpancing dan menggoda Nabi Yusuf untuk bercumbu rayu dengannya. Namun Allah
berkehendak lain, Allah melindungi Nabi Yususf AS dari hal-hal buruk. Ketika
Nabi Yusuf digoda Siti Zulaikha, Nabi Yusuf menolak. Akibatnya, baju belakang
Nabi Yusuf AS sobek karena dikoyak Siti Zulaikha yang mengejarnya.
Bayangkan,
lelaki mana yang tak tergoda dengan wanita secantik Zulaikha. Wanita yang
sangat cantik, bukan hanya kembang desa (tercantik sedesa), tercantik
sekecamatan, tetapi Zulaikha adalah wanita tercantik senegara. Coba renungkan,
kalau bukan pemuda yang beriman yang selalu ingat akan Tuhannya, mana mungkin
Nabi Yusuf AS menolak ajakan bercumbu Siti Zulaikha. Hal itu tak lain karena,
Nabi Yusuf AS merasa malu berbuat maksiyat sementara Allah SWT senantiasa
mengawasinya barang sedetikpun. Duhai hamba yang beriman, perlu engkau renungi
bahwa malu akan berbuat kemaksiyatan adalah awal dari sumber keimanan
seseorang. Seorang yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT akan merasa malu tatkala
berbuat maksiyat. Hal itu tak lain karena ia malu manakala Tuhan melihatnya,
sementara ia dalam keadaan berbuat maksiyat. Sungguh inilah buah hadits yang
mengatakan bahwa “Malu (berbuat maksiyat)
adalah sebagian dari iman”. Ketika hilang rasa malu seseorang, maka hilang
pulalah keimanan seseorang.
Sebagaimana kisah Kiahi Barseso yang diceritakan dalam Al Qur’an.
Kiahi Barseso adalah kiahi yang tersohor akan kengalimannya pada zamannya,
bahkan muridnya hingga ribuan. Beliau adalah ahli ibadah, tidak pernah berjumpa
pada wanita dan selalu menjaga pandangannya dari maksiyat mata. Maka datanglah
tiga pemuda kepada Kiahi Barseso untuk menitipkan saudari (perempuannya) karena
mereka bertiga hendak bepergian jauh untuk berdagang. Tiga pemuda tersebut yakin
bahwa hanya Kiahi Barseso lah yang bisa dipercaya untuk menjaga adek
perempuannya dengan baik dan aman selama mereka pergi.
Awalnya Kiahi Barseso
menolak amanah untuk menjaga saudari perempuan mereka, karena Kiahi Barseso
takut jikalau ibadahnya terganggu. Namun atas bujukan (dengan alasan
kemanusiaan) oleh tiga pemuda tersebut, akhirnya Kiahi Barseso menyetujui
permintaan mereka untuk menjaga saudari perempuan mereka selama mereka pergi
dengan satu syarat saudari perempuan mereka tinggal di gubug yang terpisah
dengan Kiahi Barseso. Berawal dari menuruti bisikan syetan, ia memandang wanita
yang dititipkan padanya digubug miliknya. Dari pandangan itulah, Kiahi Barsisho
terpesona akan kecantikan wanita tersebut. Ia selalu didatangi bayangan akan
kecantikan wanita tersebut dalam setiap ingatannya baik ketika beribadah,
maupun ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Dari pandangan itu, maka tibalah
zina mata yang berdampak pada zina hati (hati yang selalu terfikir akan
kecantikan wanita), lantas dari zina hati yang selalu terbayang-bayang akan hal
yang tak halal. Lalu berlanjut dengan maksiyat kaki yang melangkah untuk
berzina hingga akhirnya Kiahi barsisha terjebak dalam maksiyat farji dengan
berzina pada wanita tersebut. Hingga akhirnya Kiahi Barsisho meninggal dalam
kondisi su’ul khotimah (mati dalam kondisi bersujud pada syetan). Naudhubillah…
Selain itu, juga Kisah
Malaikat Harut dan malaikat Marut yang terpilih diantara malaikat karena
ketaatannya pada Allah SWT, sehingga oleh Allah diturunkan ke bumi dan dibekali
nafsu layaknya manusia untuk diuji keimanannya. Malaikat Harut dan malaikat Marut
terpilih menjadi hakim di suatu negara karena kebijakannya. Sampai suatu hari,
mereka menangani permasalahan dimana mereka harus menangani masalah yang terjadi
pada seorang wanita cantik yang bernama Zuhra. Zuhra adalah wanita tercantik di
suatu negara, rambutnya terurai sebahu, matanya bebinar-binar, bibirnya merah
jambu, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung. Dialah si cantik Zuhra,
barangsiapa memandangnya di zamannya, maka ia akan terpesona akan
kecantikannya. Datanglah si Zuhra merayu malaikat Harut dan Marut agar mereka
(malaikat Harut dan malaikat Marut) memenangkannya di sidang pengadilan
meskipun ia terbukti bersalah. Awalnya malaikat Harut dan Marut menolak karena
ketakutannya pada Allah. Namun setan datang membisikinya di telinganya,
sehingga timbulah rasa kecewa ketika ditinggalkan si cantik Zuhra. Akhirnya
keesokannya mereka berduapun meladeni Zuhra yang datang ke rumahnya, Zuhra
memberinya pilihan memilih mau berzina dengannya atau memilih mabuk. Malaikat
Harut dan Marut memilih mabuk, dari mabuk itulah akhirnya mereka tak sadarkan
diri hingga mereka (malaikat Harut dan Marut) berzina dengan si cantik Zuhra. Lalu
ada orang yang bertamu di rumah mereka dan mengetahui perbuatan zina itu,
malaikat Harut dan Marut ketakutan. Dari ketakutan akan diketahui sang Raja,
Malaikat Harut dan Marut mencekik orang yang mengetahui aibnya berzina agar
tidak dibeberkan. Sudah mabuk, berzina, membunuh pula. Ketika keluar rumah,
lantas ada suara menggelegar dari angkasa…
“Engkau
telah berdosa besar, maka kau pilih siksa dunia atau siksa akherat?”
Malaikat Harut dan
Marut menyesal dan ia pun memilih siksa dunia. Maka Malaikat Harut dan Marutpun
disiksa di dunia sejak saat itu hingga hari kiamat datang.
Duhai insan yang dimuliakan Allah…
Coba
kau renungi dari kisah-kisah tersebut (Kisah Zulaikha, Kisah Kiahi Barseso,
Kisah Malaikat Harut Marut). Sungguh pandangan adalah panah beracun yang
berbahaya. Berawal dari pandangan, maka timbulah maksiyat mata. Dari maksiyat
mata timbulah bayang-bayang wanita sehingga datanglah maksiyat hati
(membayangkan sesuatu yang tak halal dilakukan). Dari maksiyat mata menjadi
penyebab maksiyat kaki, yakni maksiyat kaki yang digunakan untuk melangkah
dalam kemaksiyatan (berzina). Dari maksiyat kaki, maka timbulah maksiyat farji
(berzina).
Diriwayatkan
oleh Imam Rodifah RA (termaktub dalam
kitab Majlisus Saniyyah halaman 78), Rosulullah SAW berkata bahwa “Zina itu mendatangkan 3 siksa di dunia dan 3
siksa di akherat. Siksa di dunia itu diantaranya: 1) mendatangkan penyakit, 2)
mendekatkan pada kefakiran/ kemiskinan, 3) memperpendek usia/ umur. Siksa di
akherat diantaranya: 1) mendatangkan murka Allah SAW, 2) Memperburuk hisab/
timbangan amal di akherat, 3) dimasukkan ke neraka”.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas RA (termaktub dalam
kitab Majlisus Saniyyah halaman 78), bahwa Rosulullah SAW berkata: “Zina itu menyebabkan hilangnya cahaya iman
seseorang. Ketika seseorang berzina, maka Allah SWT mencabut cahaya iman yang
ada pada diri seseorang. Dan apabila seorang pezina tersebut bertaubatan
nasuha, maka Allah kembalikan cahaya iman pada dirinya”.
Rosulullah
SAW berkata pada pemuda-pemuda bangsa Qurais agar menjaga kemaluannya dari
perbuatan zina. Barangsiapa menjaga kemaluannya dari perbuatan zina, maka akan
dimasukkan surga. Dalam hadits sohih dijelaskan bahwa “Barangsiapa bisa menjaga diantara kedua rahangnya (lisan) dan menjaga
kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan, maka akan dimasukkan ke dalam surga”.
Rosulullah SAW juga bersabda bahwasannya “sesungguhnya
cinta dunia dan perempuan menjadi awal fitnah yang terjadi pada bani isrofil”
(termaktub dalam kitab Majlisus Saniyyah
halaman 78).
Duhai kaum muslimin muslimat yang
dirahmati Allah SWT…
Duhai kaum adam, jagalah pandanganmu
terhadap wanita. Tundukkan pandanganmu ketika memandang wanita yang bukan
makhram (wanita yang tidak halal dilihat) melainkan melalui penghalang/ hijab.
Sesungguhnya padanganmu terdadap wanita dapat menjadikan zina mata, zina hati,
zina kaki hingga zina farji. Ambilah hikmah dari kisah-kisah orang terdahulu
sebagaimana kisah Zulaikha, kisah Kiahi Barseso, dan kisah Malaikat Harut dan
Marut. Dan jagalah kemaluanmu dari perbuatan zina. Perlu diketahui, bahwa
sesungguhnya Allah SWT maha tahu atas apapun yang dilakukan setiap hambanya.
Maka malulah saat engkau berbuat maksiyat, sementara Allah SWT melihatmu.
Duhai kaum hawa, jagalah mandanganmu
dari melihat hal-hal yang haram dilihat termasuk memandang laki-laki yang bukan
makhram. Dan jagalah pula kemaluanmu dari perbuatan zina. Duhai wanita, jagalah
aurotmu, tutuplah aurotmu, jagalah kecantikanmu hanya untuk suamimu semata,
hanya untuk yang halal memandangmu. Jangan kau biarkan aurotmu dipandang oleh
siapapun. Sesungguhnya wanita mulia karena ia mampu menjaga kehormatannya dengan
menjaga aurotnya.
Rosulullah SAW bersabda
“Pendangan itu seperti panah syetan yang
beracun. Maka barangsiapa bisa meninggalkan barang yang haram untuk dilihat
(menjaga pandangannya dari memandang sesuatu yang haram dilihat) karena rasa
takut akan murkanya Allah (ketika berbuat maksiyat). Maka Allah karuniakan iman
yang dirasa manis pada hati orang tersebut”. (termaktub dalam kitab uqudillujen).
Nabi Isa AS berkata “Takutlah
engkau akan pandangan. Karena pandangan bisa menjadi penyebab timbulnya syahwat
(keinginan) dalam hati. Dan pandangan bisa menimbulkan datangnya fitnah”. Seorang
mujahid berkata bahwasannya ketika seorang perempuan menghadap ke depan, maka
iblis duduk di atas kepala wanita tersebut untuk menarik perhatian akan orang
(laki-laki) yang memandangnya. Dan ketika seorang perempuan meninggalkan suatu
tempat (beranjak berdiri pergi), maka iblis duduk di pinggulnya sehingga
menarik perhatian orang (laki-laki) yang memandangnya (termaktub dalam kitab uqudillujen).
Rosulullah SAW bersabda
: “Setelah zamanku, tiada fitnah yang
lebih bahaya yang menimpa kaum laki-laki selain fitnah yang datang dari para
wanita”.
Duhai kaum muslimin
muslimat, sungguh betapa bahayanya memandang akan hal-hal yang haram, maka dari
itu hindarilah. Dalam kitab uqudillujen dijelaskan bahwasannya zinanya mata
adalah memandang akan hal-hal yang haram dilihat, termasuk salah satunya
memandang wanita yang bukan makhram. Zinanya telinga adalah mendengarkan hal-hal yang haram didengar, salah satunya adalah mendengarkan ghibah. Zinanya
lisan adalah membicarakan hal-hal yang haram dilakukan sebagaimana ghibah, adu
domba (namimah), dll. Zinanya kaki adalah kaki yang digunakan untuk melangkah
melakukan maksiyat. Dan zinanya kemaluan adalah berzina.
Rosulullah SAW bertanya
pada Fatimah RA; “Apa saja hal bagus
(kebagusan) yang bisa dilakukan wanita?”. Sayyidah Fatimah RA menjawab: “Perempuan yang tidak memandang laki-laki
yang bukan makhramnya dan laki-laki yang tidak memandang perempuan yang bukan
makhramnya”.
Kaum muslimin muslimat yang dirahmati
Allah SWT….
Demikianlah artikel
yang penulis sampaikan yang sebagian sumbernya dikutip dari kitab majlisus
saniyyah dan uqudillujen tentang keutamaan menjaga pandangan dan kemaluan dari
hal-hal yang haram dilakukan. Semoga tulisan ini bermanfaat, terimakasih telah
berkunjung. Jika dirasa bermanfaat, tulisan ini boleh di share, semoga menjadi
amal ibadah penulis dan bagi yang membagikan ilmu ini. Mohon doanya, semoga
penulis bisa menjadi insan yang lebih baik. Tulisan ini tidaklah sempurna,
sebab penulispun jua manusia yang tak luput dari dosa. Maka dari itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk penulis pertimbangkan pada
penulisan selanjutnya. Saran dan kritik: WA 085725784395/ email. halimahundip@gmail.com. Semoga
bermanfaat.
Tiada yang lebih utama
dari sebuah ilmu yakni ilmu yang diamalkan dan dibagikan pada kaum muslimin
lainnya. Maka atas setiap ilmu yang kau dapatkan, ajarkan pula pada yang
lainnya sebagai jalan dakwahmu akan kebaikan sembari engkau amalkan.
REFEREBSI:
- Kitab
Majlisus Saniyyah. Halaman 78.
- Kitab
Uqudillujen Bab Haramnya Laki-Laki Memandang Wanita yang Bukan Makhramnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar