HALIMAH BINTI MASDARI

Minggu, 29 Maret 2020

PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN, GARDA TERDEPAN PEMIMPIN BANGSA DI MASA DEPAN

PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN, GARDA TERDEPAN PEMIMPIN BANGSA 
DI MASA DEPAN
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Presiden Soekarno Bersama Ibunya
(Picture available at: id.pinterest.com). 

Berbicara tentang perempuan, sosok makhluk Tuhan yang feminin dan didominasi oleh perasaan ini memiliki peran sentral dalam peradaban dunia. Ya, perempuan adalah perhiasan dunia. Bila dunia tanpa dihiasi perempuan, tentu akan sepi dan penuh kegelapan. Eksistensi perempuan membuat kehidupan dunia lebih berwarna. Kehadiran perempuan melengkapi kehidupan lelaki. Bahkan dibalik kehebatan lelaki, ada 2 perempuan dibaliknya yakni sosok seorang ibu dan seorang istri. 

Perempuan adalah makhluk Tuhan yang multiperan yakni berperan sebagai sosok ibu yang mencetak generasi masa depan bangsa, berperan sebagai sosok istri yang mengatur rumah tangga, dan berperan sebagai anak yang berkontribusi untuk membahagiakan orangtua di masa depan. Terlepas dari itu semua, banyak diskriminasi gender yang didapatkan oleh perempuan. Perempuan yang dinafikan sebagai makhluk yang lemah, didominasi perasaan, mudah menangis, tugasnya 3M (Masak, Macak, Manak) menjadi limitasi yang membatasi gerak perempuan dalam memperoleh pendidikan yang layak.

Stigma yang membatasi perempuan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan slogan "Perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi, toh ujung-ujungnya di dapur dan tugasnya 3M (Masak, Macak, Manak)" ini perlu dipatahkan. Justru peran perempuan untuk menjadi seorang Ibu ini  harus dipersiapkan dengan matang sebelum perempuan itu terikat dalam tali pernikahan. Mengapa?. Karena seorang ibu adalah madrosah pertama bagi anak-anaknya. Bagaimana seorang Ibu bisa mendidik anaknya dengan baik bila pengetahuan tentang parenting saja tidak memiliki. Inilah pentingnya bagi perempuan untuk menguasai ilmu parenting.

Perlu diketahui bahwa peran seorang ibu bukan saja hanya merawat anak seperti melahirkan, menggendong, menyuapi, menyusui, dan lain sebagainya. Lebih dari itu, seorang ibu adalah pencetak karakter generasi bangsa di masa depan. Seorang ibu adalah role model yang ditiru bagi sang anak. Mengingat usia anak-anak adalah golden age dimana ia sangat hebat untuk menirukan apa saja yang dilihatnya (great imitator). Bila sang ibu bertabiat buruk seperti suka berkata kasar, bersikap arogan, bergaya hidup penuh hedonisme yang menggambur-hamburkan uang, maka tak elak bila sang anak pun berkepribadian sama. Demikian pula sebaliknya, bila sang ibu berperilaku santun, lemah lembut dalam berkata, berwawasan luas dan cerdas dalam mengambil sikap akan menurunkan generasi yang peka terhadap lingkungan serta berakhlakul karimah.

Gambar 2. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Bersama Ibunya (Picture available at: www.kumparan.com)

Sebagai seorang ibu penting untuk menanamkan nilai-nilai edukasi pada sang anak sejak dini. Nilai-nilai itu seperti nilai egaliter, kejujuran, keberanian, tanggung jawab, kemandirian, dan kedisiplinan. Nilai egaliter yakni kesadaran tentang kesamaan dan kesetaraan di antara sesama manusia. Seorang ibu penting untuk mengajarkan putra-putrinya adab dalam bergaul dengan siapa saja tanpa memandang status sosial, suku, dan agamanya. Peran ibu sebagai madrosatul ula bagi anak akan membuat putra-putrinya sadar bahwa laki-laki dan perempuan memang mempunyai perbedaan secara kodrati, tetapi agama Islam tidak membatasi perempuan untuk bisa mencapai prestasi sama dengan laki-laki. Keduanya harus diberikan prestasi dan penghargaan yang sama. Hal ini penting ditanamkan pada anak sejak dini untuk menghindari paham eksklusifme anak yang membanggakan diri serta merendahkan yang lainnya. Lebih dari itu sebagai upaya mengajarkan toleransi dan pencegahan diskriminasi sejak dini sejak dalam pikiran.

Urgensi nilai kejujuran penting ditanamkan pada diri anak sejak dini. Baik jujur pada diri sendiri, orang lain, maupun pada Allah swt. Mengapa Indonesia termasuk dalam negara dengan nilai angka korupsi tertinggi di dunia?. Karena rendahnya nilai kejujuran dari pejabat negara. Bila ditinjau lebih jauh, justru para perampok uang negara (koruptor) itu berpendidikan tinggi, tak jarang sebagian dari mereka adalah mantan guru besar dari universitas ternama di negeri ini. Mereka melakukan tindak pidana korupsi, tidak lain karena kecerdasan yang dimiliki tidak diimbangi dengan karakter yang baik. Tanamkan pada anak bahwa jujur itu penting sebab sekali seorang itu berdusta, maka ia akan berdusta kembali untuk kedua kalinya, ketiga, keempat, dan seterusnya untuk menutupi kebohongan pertama sehingga sekali berbohong akan menjadi habit (kebiasaan) pada seseorang untuk berbohong.

Nilai keberanian perlu ditanamkan pada anak yakni keberanian untuk menyampaikan pendapat dan keberanian untuk mengatakan kebenaran walaupun harus menghadapi resiko, juga keberanian dalam memikul tanggung jawab. Nilai kemandirian diberikan agar anak tidak tergantung pada orang lain termasuk orangtua. Karena tidak selamanya anak akan ikut orangtua terlebih bila sudah berkeluarga. Nilai kemandirian ini juga akan melatih kedewasaan anak menghadapi masalah yang dihadapi sehingga menjadi solutif, kreatif, dan inovatif. Nilai kedisiplinan akan membentuk pribadi yang on time, tanggung jawab terhadap tugas, tidak menunda-nunda tugas yang dimiliki. Nilai-nilai ini penting ditanamkan pada anak agar anak memiliki karakter yang baik.

Peran ibu sangatlah sentral, selain sebagai pembentuk karakter baik generasi penerus bangsa. Ibu juga yang mewariskan kecerdasan anak. Kecerdasan anak diturunkan pada ibu sekitar 75% - 80%, ibu yang cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas. Genetik kecerdasan anak diturunkan dari kecerdasan seorang ibu. Ini masih ada kaitannya, itulah mengapa seorang perempuan berhak mengenyam pendidikan tinggi. Perempuan mengenyam pendidikan tinggi bukan untuk bersaing dengan lelaki (suami) melainkan untuk menyiapkan generasi masa depan (sebagai bekal untuk mendidik anak-anaknya di masa depan).

Gambar 3. Presiden Jokowi Bersama Ibunya
Lalu apa hubungannya perempuan dengan pemimpin masa depan?. Karena seorang pemimpin terlahir dari rahim seorang ibu. Presiden pun dilahirkan oleh seorang perempuan. Pemimpin masa depan adalah generasi muda saat ini yang kelak menjadi pemimpin masa depan menggantikan pemimpin saat ini. Perempuan perlu berpendidikan tinggi tiada lain untuk menyiapkan generasi masa depan. Generasi yang cerdas, unggul, berprestasi serta berakhlakul karimah tidak lepas dari peran sosok ibu. Sebagaimana kata pepatah:

"Mendidik seorang lelaki sama halnya mendidik individu (seorang diri). Sedangkan mendidik seorang perempuan sama halnya mendidik perempuan itu dan juga generasi masa depan bangsa".

Pernyataan di atas bukanlah sembarang pernyataan melainkan mengandung makna yang luar biasa bahwa perempuan adalah pencetak generasi masa depan. Menginginkan menjadi bangsa yang hebat dan bermartabat, maka didiklah perempuan-perempuannya menjadi perempuan yang hebat bermartabat. Berikan pendidikan terbaik untuk perempuan untuk kemajuan bangsa di masa depan.

Gambar 4. EduCenter (Picture vailable at : https://www.educenter.id/). 

EduCenter adalah salah satu pelayanan pendidikan yang cocok untuk perempuan. Bukan saja memberikan pelayanan kursus akademik, tetapi juga kursus non akademik maupun pengembangan bakat dan kreatifitas anak. Kursus-kursus di EduCenter tidak terbatas hanya menyangkut pelajaran murid di sekolah tetapi terdapat juga beberapa kursus yang akan membantu mengembangkan kecerdasan anak, kreatifitas anak, dan juga kursus yang menyangkut aktifitas anak seperti kursus ballet dan juga kursus bela diri. EduCenter  mengefisienkan dan memaksimalkan waktu yang dimiliki oleh anak-anak untuk kemudian bisa digunakan bersama dengan seluruh anggota keluarganya.

Gambar 5. Talents Course di EduCenter (Picture available at: https://www.educenter.id/). 

Perempuan perlu dibekali  pengetahuan, keterampilan, dan karakter mengingat perannya sebagai pencetak generasi masa depan bangsa. EduCenter adalah pilihan kursus yang sangat cocok untuk perempuan. Kursus pengetahuan bisa dengan mengambil kursus matematika, fisika, kimia, dan kursus bahasa (bahasa Inggris dan bahasa Mandarin). Sedangkan kursus keterampilan untuk perempuan bisa dengan mengikuti kursus  tari balet, belajar memasak, kursus seni dan musik, dan kursus komputer. Adapun pendidikan karakter dapat diberikan melalui pendidikan agama, akhlak, dan teladan yang baik dari orang tua terutama sosok ibu. Pendidikan yang baik yang diberikan pada perempuan diharapkan dapat menjadi solusi untuk mencerdaskan generasi masa depan bangsa sehingga kualitas SDM masa depan Indonesia semakin unggul, bermartabat, berprestasi dan berakhlakul karimah. 

#educenterid

Kamis, 26 Maret 2020

DOA BERKAH 26 TAHUN

DOA BERKAH 26 TAHUN
*****
Oleh Dewi Nur Halimah



Setiap orang tentu memiliki tanggal lahir, yakni hari ulang tahun dimana ia dilahirkan ke dunia. Demikian juga diriku. Namaku Dewi Nur Halimah, nama penaku Halimah Az Zahra. Orang-orang biasa menyapaku Halimah. Aku adalah putri dari pasangan suami istri Masdari - Mahzunah. Aku lahir pada 7 April 1994.

Memperingati ulang tahun memberikan makna tersendiri bagiku. Secara dzahir, ulang tahun adalah bertambahnya usiaku semakin besar sehingga harapannya aku semakin dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup. Secara batin, ulang tahun mengingatkan bahwa usiaku hidup di dunia semakin berkurang dan aku semakin dekat dengan kematian. Semakin dekat dengan rumah abadi, maqbaroh.

Di setiap ultahku aku selalu memohon ke Allah agar hajat-hajatku dunia akherat dikabulkan Allah swt. Golden goal-ku hidup di dunia adalah menghambakan diri ke Allah swt. Semoga kelak aku wafat dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah serta dikumpulkan bersama para kekasih Allah swt. Aku memiliki 5 mimpi yang dari dulu selalu bertahan dan tidak berubah sedikitpun. Bismillah biridhoillah, semoga diijabah Allah swt. Aamiin. 
5 mimpi itu adalah:
  1. Aku berkomitmen untuk menjadi waladun solekhah (anak yang solekhah). Aku tahu bahwa manusia tak ada yang sempurna, termasuk diriku. Semaksimal mungkin aku membahagiakan orangtuaku. Setiap aku mendapatkan gaji kerja, menang lomba, uangnya kuberikan ortuku untuk biaya sekolah adekku (biar ibu bapakku tidak keberatan membiayai adek), biaya pertanian modalnya kubantu karena cukup lumayan besar juga agar beliau lebih ringan. Serta biasanya kuberikan sembako setiap aku habis dapat rizki dan kuagendakan hampir setiap 1/2 minggu sekali. Biar kalau kubelanjakan, ibu nggak perlu lagi pengeluaran buat belanja. Selain itu aku bantu-bantu tapi yang sesuai kemampuanku selain uang seperti menyapu, memasak, dll. Sebisaku berusaha selalu membahagiakan ibuku. Ya ibuku adalah orang yang paling aku cintai. Jadi aku selalu berusaha memuliakannya semampuku. Ibu ingin memiliki anak yang cerdas, maka diam-diam aku rajin belajar. Alhamdulillah selama sekolah selalu juara satu, sewaktu kuliah menjadi mawaores, sewaktu madrasah juara satu terus. Tiada lain untuk membahagiakan ibu. Betapa bahagianya aku tatkala melihat ibu bahagia. Kebahagian ibuku adalah bagian dari kebahagiaanku. 
  2. Semoga aku mendapatkan zauj (suami) yang soleh, cerdas dan tanggung jawab. Ia menafkahiku secara dzahir (menafkahi keseharian, sandang, papan, pangan), batin (kasih sayang, perhatian, peduli, peka), otak (mendidik ilmu terutama ilmu agama), dan nafkah seksual. In syaAllah siap susah senang bersama. Toh aku kan anaknya ringan tangan, pekerja keras. Asal aku cinta mah, in syaAllah pengabdian maksimal dzahir batin. Aku tak mungkin berharap tanpa mempersiapkan diri karena jodoh adalah cerminan diri. Maka untuk menjemput jodoh, aku memantaskan diri. Aku belajar agama tentang ilmu parenting, almahid, hak dan kewajiban istri terhadap suami dll baik belajar dari buku sains, psikologi, maupun dari kitab-kitab. Selain itu aku belajar masak, minimal bisa masak nasi, sayur, dan lauk sederhana. Aku ingin memuliakan suamiku melalui memasakkannya dengan keringatku sendiri. Mengapa? Sebab memasakkan suami itu pahalanya besar juga mulia di sisi Allah swt. Selain itu aku juga belajar dandan, karena cantik di hadapan suami itu pahala. Belajar make up natural sehingga anggun dan indah dipandang. Persiapan dzahir batin in syaAllah kusiapkan mulai belajar ilmu, belajar memasak, belajar dandan. In syaAllah kalau saya cinta dan bisa nerima, saya taat dengan sesungguhnya taat sebagaimana ketaatan Sayyidah Muthi'ah ra pada suaminya. In syaAllah cerdasku bukan untuk menyaingi suami melainkan untuk mendidik anak-anakku nanti. Aku ingin memiliki anak-anak yang soleh solekhah lagi cerdas. Sedangkan. 75%-80% kecerdasan anak diwariskan dari ibu, maka aku perlu belajar sungguh-sungguh. Selain itu cerdasku in syaAllah kugunakan untuk kerjasama dengan suami buat berkarya bersama demi negeri tercinta sebagaimana kerjasamanya Solahudin Al Ayyubi dengan istrinya. 
  3. Aku berkomitmen untuk menjadi zaujati yang solekhah (istri solekhah). Istri solekhah tidak cukup dengan cantik saja, tapi lebih pada ilmu dan akhlak. In syaAllah kelak aku akan meneladani Sayyidah Muthi'ah ra (wanita ahli surga). Di mana tidak menerima tamu laki-laki bukan makhram tanpa izin suami, in syaAllah menyambut suami pulang kerja dengan senyuman dan dandan cantik untuk menyenangkannya, mendidik anak-anak (semoga anakku kelak ngalim ngalim dan menjadi ulama), menyiapkan air dan handuk untuk suami istiqomah dari pengantin baru hingga tua sampai wafat memisahkan kita, dll. In syaAllah menjadi permaisuri selekhah layaknya wanita idaman yang dijelaskan dalam kitab fathul mu'in, wanita idaman ala uqudilujen, wanita idaman sebagaimana dalam kitab akhlakun nisa. Aku in syaAllah akan berusaha maksimal mungkin semampuku untuk meneladani Sayyidah Khodijah dalam melayani rosulullah saw. Aku in syaAllah akan meneladani Sayyidah Aisyah ra yang romantis pada suami. Mungkin saat ini aku cuek, karena memang belum halal. Nanti ketika halal, in syaAllah akan romantis sebagaimana para ummahku. Romantis yang baik sebelum halal adalah mendoakan yang aku cintai, menjadikannya sebagai inspirasi dalam membuat puisi, cerpen, syair maupun novel. Kujadikan cinta sebagai perajut positif berkarya. In syaAllah menikah atas dasar saling mencintai dan sevisi semisi dunia akherat (tertarik sejak pertama nadhor saat ditakokke). In syaAllah aku tegas sebagaimana ibunda Khodijah RA. Ketika cinta dan tertarik, aku terima dan siap mengabdi dunia akherat. Ketika tidak tertarik, akan kutolak dengan lembut dan kudoakan semoga mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku. 
  4. In syaAllah memiliki dzuriyah soleh solekhah yang cerdas. Aku sangat senang dengan kisah-kisah ulama, terutama kisah imam Syafi'i dan Imam Ghozali. Aku juga bahagia ketika tahu Bisma Rahmatullah yang cerdas. Kunci memiliki dzuriyah cerdas adalah ibu yang banyak riyadhoh (tirakat). Maka dari itu aku tirakat, aku berusaha tidak ghosob, mencari nafkah yang pasti halal (tidak riba, tidak ghoror, bukan hasil nipu ataupun yang haram/syubhat). Itulah mengapa ketika ada lelaki mencintaiku selalu kutanya. "Pekerjaanmu apa, bagaimana cara memperoleh rizki di kesehariannya?". Karena dengan tahu pekerjaannya, bisa kuanalisa dengan fiqih dan kutanyakan ulama atau guru, pekerjaannya halal, syubhat, apa haram. Aku tidak mengharuskan penghasilan besar. Tapi aku mewajibkan kehalalan rizkinya, jangan riba dan ghoror. Bagaimana memiliki anak ngalim, cerdas, soleh solekhah kalau rizki dan sumber makanannya haram/ syubhat. Ini penting terkait cita-cita memiliki anak-anak yang cerdas, ngalim, berakhlakul karimah. Maka aku harus maksimal riyadhoh sebagaimana riyadhohnya ibunya imam Syafi'i. Kelak in syaAllah aku neriman dengan nafkah yang diberikan suami. Tapi aku akan selalu menuntut kehalalan rizki yang dinafkahkan. Untuk masa depan akherat diriku dan anak-anakku ketika dihisab di akherat dan cita-cita dzuriyah soleh solekhah cerdas. 
  5. Semoga wafatku dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Paling beruntungnya orang bukanlah orang kaya, bukan pula orang cantik, bukan pula orang pintar tapi orang yang wafatnya husnul khotimah lalu dikumpulkan bersama orang-orang soleh (kekasih Allah swt). Lahul fatekhah. Aamiin. 

Aku selalu berdoa pada Allah swt agar aku diberikan kelancaran rizki yang halal dan melimpah. Biasanya aku merayakan ultah dengan membeli banyak jajan (sekitar ratusan jajan), kubagikan anak-anak, lalu kuajak solawatan yang mana hadiah pahalanya ditujukan kepadaku. Aku suka banget solawatan setiap ultah rosulullah, ultah Sayyidah Fatimah, dan ultahku. Tapi 2020 berbeda, wabah corona membuat harus social distancing (menjaga jarak dengan berdiam diri di rumah dan menghindari kerumunan maupun keramaian). Mungkin aku tak bisa solawatan dengan mengumpulkan anak-anak (yang biasa aku kumpulkan), ya sudah aku solawatan sendiri. 

Kesukaanku adalah bila mendapatkan rizki adalah berbagi. Entah dengan memberikan rizkiku pada ibu, bapak, adek atau kubuat beli jajanan banyak (buat ratusan anak soalnya). Aku rindu banget, semoga rizkiku melimpah dan menang lomba-lomba yang kuikuti. Aku ingin sedekah yatim, fakir miskin atau dhuafa. Masih sering in syaAllah istiqomah, cuman besar nominalnya tergantung besar kecilnya penghasilanku. Sebagian kutabung, sebagian buat kebutuhan diri sendiri, dan sebagian lagi buat berbagi entah berbagi sama keluarga, yatim piatu, dhuafa, fakir miskin atau sibyan. 

Duhai Rabbku... 
Rabb Alam Semesta yang memenuhi hajat-hajatku, yang mengurusi makhluk-makhlukNya. Aduhai rabbku, hamba sangat ingin di setiap hari ultah hamba, para pecinta hamba (keluarga, sohabat, dan Halimah lovers) memberikan hadiah  berupa solawat yang pahalanya dihadiahkan untukku sebagai wujud cintanya padaku; baca qur'an syukur-syukur hataman baca qur'an yang pahalanya ditujukan kepadaku sebagai hadiah atas cintanya terhadapku; berjanjenan yang ditujukan pada rosulullah saw, ahlul bayt dan juga diriku; serta rotib-an yang hadiahnya ditujukan kepadku agar aku menjadi wanita solekhah, istri solekhah, umi solekhah, memiliki dzuriyah soleh solekhah, dan wafat husnul khotimah. Tidaklah pecinta itu melakukan sesuatu kecuali yang disukai yang dicintainya. Kebahagiaanku bersama solawat dan senandung berjanjen yang ditujukan padaku, pada rosulullah dan ahlul bayt. Duhai Rabbku, dengan sifat rahman dan wahabMu. Kabulkanlah hajatku. Lahul fatekhah. Aamiin ya rabb ya mujib asa 'ilin. 


Selasa, 24 Maret 2020

APLIKASI TEMAN BERSIH, LAYANAN TERPERCAYA YANG BIKIN BETAH DAN NYAMAN DI RUMAH

APLIKASI TEMAN BERSIH, LAYANAN TERPERCAYA YANG BIKIN BETAH DAN NYAMAN DI RUMAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Aplikasi TEMAN BERSIH di smartphone (Available at https://temanbersih.com).

Virus Corona atau populer dengan COVID-19 telah menjadi momok yang mematikan di dunia. Ribuan nyawa melayang, ratusan jiwa berjuang. Semakin hari, jumlah yang terpapar COVID-19 semakin meningkat. Hal ini menjadi yellow card bagi pemerintah untuk bertindak tegas dalam upaya menangani wabah virus Corona.

Sebagai salah satu upaya untuk menangani penyebaran COVID-19 adalah dengan kebijakan lockdown selama 14 hari. Kebijakan social distancing selama 14 hari ini membuat masyarakat dilarang berkumpul di kerumunan atau keramaian, sehingga aktivitas sehari-hari di rumah. Hal ini tiada lain untuk mengantisipasi penularan COVID-19 semakin merajalela.

Agar kita betah tinggal di rumah dan merasa nyaman aktivitas di rumah selama social distancing, maka kondisi rumah harus bersih. Mulai pakaian, kondisi rumah, maupun hewan kesayangan harus dalam kondisi bersih sebagai antisipasi penyebaran corona. Nah untuk masalah ini, bila kita sibuk. Nggak usah khawatir guys, solusinya download aplikasi TEMAN BERSIH aja.

Kenapa teman-teman harus download aplikasi TEMAN BERSIH?. Karena TEMAN BERSIH solusi efektif bikin kita betah di  rumah. Kenapa harus teman bersih:

1. BERAGAM LAYANAN 
Kita bisa memilih layanan yang disediakan lewat aplikasi. Mau pilih laundry, vakum tungau, atau pet grooving, semua tersedia. Nah, kabar gembiranya TEMAN BERSIH memberikan pilihan layanan laundry terdekat dengan lokasi kita berada mulai dari laundry kiloan hingga laundry satuan seperti tas, sepatu, dan boneka sesuai dengan layanan pilihan kita dan sesuai keinginan kita. Selain itu, banyak pilihan vakum di TEMAN BERSIH dengan layanan vakum terbaik dan terpercaya mulai dari vakum kasur, vakum bantal guling, vakum interior mobil, vakum sofa, vakum karpet, dan vakum boneka. Nggak jauh beda dengan laundry dan vakum tungau, pet grooming juga memberikan pelayanan terbaik dengan groomer terpercaya yang siap datang ke rumah kita (home service). Ada banyak pilihan buat kita grooming mulai dari basic grooming, full grooming, medicated grooming, styling & cutting, sikat gigi dan tick grooming. Kita tinggal pilih sesuai kebutuhan kita, groomer datang ke rumah. Enak kan, kita bebas memilih layanan yang kita butuhkan dengan mitra yang disediakan TEMAN BERSIH sesuai keinginan kita.

Gambar 2. Macam-Macam Layanan Pilihan Laundry (Available at https://temanbersih.com).

Gambar 3. Macam-Macam Layanan Vakum Tungau di Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

Gambar 4. Macam-Macam Layanan Pet Grooming di Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

2. KUALITAS OKE
Pelayanan bisa dengan home service sehingga kita tidak perlu datang ke lokasi tapi servicer yang datang ke rumah kita. Kualitas jasa yang diberikan memuaskan. Kualitas hasil yang dilaundry bersih dan rapi. Hewan kesayangan terurus bersih, dan service vakum tungau memuaskan.

3. MUDAH DAN NYAMAN
Mudah dalam pemesanan jasa TEMAN BERSIH, cukup melalui aplikasi di smartphone. Selain itu, waktu service dan pemesanan fleksibel serta lokasi pemesanan yang bisa dimana saja. Kapanpun dan dimanapun bisa memesan tanpa terbatas waktu dan tempat membuat kita merasa  nyaman.

4. HEMAT WAKTU DAN TENAGA
Dengan menggunakan jasa aplikasi yang ditawarkan TEMAN BERSIH, kita bisa menggunakan waktu kita untuk kegiatan lain yang juga bermanfaat. Sehingga lebih hemat waktu dan tenaga. Kita nggak perlu capek-capek mengerjakan itu semua sendiri, kita bisa memanfaatkan layanan di aplikasi TEMAN BERSIH. Pekerjaan yang lain dapat selesai tepat waktu dan tidak terbengkelai.

5. APLIKASI SIMPLE DAN  BANYAK PROMO
Sebagaimana aplikasi belanja lainnya seperti, Shopee, tokoledia, bukalapak, dan lain lain. Pada aplikasi TEMAN BERSIH, juga banyak promo yang ditawarkan. Bukan hal asing lagi, promo, voucher, diskon adalah hal yang paling disukai konsumen. Jadi memilih TEMAN BERSIH sebagai kawan untuk menjaga kebersihan adalah solusi yang tepat. Bersih bikin kita nyaman, apalagi biayanya ramah di kantong.

Gambar 5. Promo hingga 70% di Aplikasi Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

Buat teman-teman yang sudah download aplikasinya, stay save ya, pelayanannya memuaskan banget. Nah buat teman-teman yang belum download, kalian bisa download di playstore atau bisa juga dengan klik link ini get.temanbersih.com/download lalu download deh. Jangan khawatir teman-teman, pelayanannya memuaskan kog. Kalian bisa lihat di testimoni ini. Teman bersih solusi betah tinggal di rumah.

Gambar 6. Testimoni Pengguna Jasa Laundry di Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

Gambar 7. Testimoni Pengguna Jasa Vakum Tungau di Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

Gambar 8. Testimoni Pengguna Jasa Pet Grooming di Teman Bersih (Available at https://temanbersih.com).

Jumat, 20 Maret 2020

Global Cyber University: Ecosystem Support Menuju Pendidikan Canggih di Era Digital

Global Cyber University: Ecosystem Support Menuju Pendidikan Canggih di Era Digital
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Gambar 1. Universitas Tanjungpura (Available at: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/04/satu-satunya-di-indonesia-munculnya-di-universitas-tanjungpura). 

Indonesia telah memasuki era evolusi ekonomi digital. Bukan hanya dunia bisnis saja yang menerapkan e-business, dunia pendidikan pun juga mulai menerapkan e-learning. Pendidikan canggih atau dikenal dengan sebutan smart education menjadi golden goal universitas menuju Global Cyber University. Hal ini tiada lain karena perguruan tinggi berupaya mewujudkan impian untuk menyandang status "world class university".

Cyber University berasal dari dua kata yakni kata "cyber" yang berarti dunia maya atau berbasis teknologi informasi dan university yang berarti instansi pendidikan perguruan tinggi. Cyber university merupakan perguruan tinggi dengan pelayanan belajar yang berbasis teknologi informasi. Cyber university adalah kecanggihan fasilitas layanan belajar formal secara online, tidak terikat waktu, tempat, dan keadaan.

Sebagai upaya untuk mewujudkan Cyber  University, pelayanan belajar formal harus dapat diterapkan disemua lini mulai dari sistem pembelajaran, kurikulum, pelayanan akademik, maupun  sarana dan prasarananya lainnya. Semua harus berbasis teknologi informasi (dapat diakses online) dimanapun dan kapanpun tanpa terkendala waktu dan letak geografis. Untuk mencapai ini perlu adanya ekosistem Support yang mutualistik antara pihak kampus dan mahasiswa. Mahasiswa yang patuh peraturan akademik kampus dan pihak kampus yang melek teknologi.

Sistem pembelajaran yang berbasis e-learning perlu diterapkan untuk mewujudkan Cyber University. E-learning ini memberikan dampak positif yakni mempermudah mahasiswa untuk mengakses materi pembelajaran sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan. E-learning ini membantu mahasiswa yang sakit dan izin untuk dapat mendapatkan materi perkuliahan. Selain itu, situs tanya jawab online juga akan sangat membantu mahasiswa yang malu bertanya di kelas bisa bertanya materi yang belum dipahami dan menanyakannya secara online.

Sistem pelayanan secara digital pun perlu diterapkan. Website kampus perlu dilengkapi dengan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD), Logistik Apps, Presensi Online, Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SIPPM), dan berita kampus. SIAKAD ini berisi KRS (Kartu Rencana Studi), KHS (Kartu Hasil Studi), dan Transkrip Nilai. Dengan sistem ini mahasiswa dapat mengisi KRS dimanapun tanpa terbatas lokasi sekalipun di kampung halaman selama terhubung koneksi internet. Bukan hanya itu, mahasiswa juga dapat melihat hasil penilaian di KHS dan transkrip nilai secara online.

Presensi Online ini akan memudahkan data masuk secara otomatis pada sistem KRU (Kartu Rencana Ujian) dimana syarat mendapatkan KRU, persentase kehadiran mahasiswa di setiap mata kuliah, dengan indeks ketidakhadiran minimal 25% atau indeks kehadiran minimal 75%. Keuntungan presensi online, kehadiran mahasiswa tidak bisa dimanipulasi. Hal ini karena mahasiswa tidak bisa titip presensi sebagaimana presensi manual dengan manipulasi ttd kehadiran sehingga kehadiran mahasiswa tidak bisa dimanipulasi.

Layanan pembayaran biaya kuliah baik sistem UKT (Uang Kuliah Tunggal) maupun non UKT dapat dilakukan dengan mudah melalui mobile banking maupun ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Mahasiswa tak perlu datang ke kampus untuk membayar biaya kuliah, cukup melalui ATM ataupun m-banking. Sistem Informasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SIPPM) ini berisi serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh civitas akademik baik dosen maupun mahasiswa dan terintegrasi di website kampus sehingga dapat diakses siapapun.

E-library merupakan fasilitas kampus yang mempermudah mahasiswa mengakses jurnal kampus secara gratis atau jurnal langganan kampus secara gratis. Selain itu, E-library memudahkan mahasiswa untuk mengunduh ebook secara gratis dan menyediakan aplikasi simpan pinjam buku yang mudah dan berbasis teknologi.

Apabila ecosystem support system sudah menunjang terwujudnya Cyber University. Pendidikan canggih berbasis teknologi pun dapat diraih dan jalan menuju world class university semakin mudah. Universitas Tanjungpura (UNTAN) merupakan salah satu universitas di Indonesia yang memiliki visi besar menuju Cyber University. Teknologi, Karya, Prestasi (TKP) dipilih sebagai strategi yang  menjadi the power of Universitas Tanjungpura (UNTAN) dalam meraih pendidikan berkualitas bertaraf global. Upaya UNTAN dalam membangun ekosistem digital ini harapannya dapat membawa UNTAN berhasil menuju Global Cyber University. 

#UniversitasTanjungpura
#CyberUniversity
#KontesCeo2020
#LombaBlog
#LombaBlog2020
#MembangunEkosistemDigital
#MenujuCyberUniversity
#UntanMembangunEkosistemDigitalMenujuCyberUniversity

Senin, 16 Maret 2020

BERBAGI ITU INDAH

BERBAGI ITU INDAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si

Gambar 1. Pembagian Zakat Fitrah Dewi Nur Halimah bersama Dompet Dhuafa di Desa Bandungrojo, Kec. Ngawen, Kab. Blora. 

Siapakah sebaik-baiknya manusia?. Pertanyaan yang sering diperbincangkan di kalangan masyarakat pada umumnya. Rasulullah SAW pernah bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni dalam Shahihul Jami’ no: 3289).

Eksistensi manusia dikenang bukan karena seberapa kaya dia, bukan pula seberapa cantik/ tampan dia. Melainkan seberapa ia bermanfaat untuk orang lain. Manfaatkan hidupmu untuk hal-hal yang baik seperti berkarya untuk kemajuan bangsa, berbagi ilmu pengetahuan, berbagi kebaikan, dan lain sebagainya yang maslahat untuk ummat.

Pepatah mengatakan:

"Sharing is caring".

Pernyataan di atas bukanlah sembarang pernyataan melainkan penyataan mengandung hikmah yang luar biasa. Berbagi adalah salah satu bentuk suatu kepedulian kepada sesama. Berbagi ilmu pengetahuan berarti peduli dalam upaya memberantas kebodohan, mencerdaskan generasi masa depan, memajukan  literasi bangsa. Berbagi kebaikan seperti sedekah, infak, zakat pada yatim piatu, fakir miskin, dan dhuafa adalah bentuk kepedulian untuk mengurangi kesenjangan sosial, membantu mengurangi penderitaan orang lain (kelaparan), dan berbagi kebahagiaan sehingga orang lain turut merasakan kebahagiaan kita.

Berkaitan dengan berbagi kebaikan, saya akan menceritakan pengalaman saya pada tahun lalu. Pada 7-13 Mei 2019, saya mengikuti kegiatan "Pesantren Menulis Keliling Nusantara" selama sekitar sepekan. Saya bersama peserta dari seluruh tanah air dikarantina di “De Bahar” jln Menpora, Kelapa Dua, Tugu, Cimanggis, Depok. Gerakan Menulis Buku yang dipelopori Ahmad Bahar ini bekerjasama dengan Pena Writing School, Solusi Publishing, dan Komunitas Pecinta Buku di Indonesia.

Kegiatan selama karantina "Pesantren Menulis Keliling Nusantara" diantaranya pelatihan menulis, pelatihan bisnis menulis, pelatihan wawancara yang baik, pelatihan penulisan berita, pelatihan pembuatan video promosi, dan kunjungan wisata serta tokoh nasional. Salah satu kunjungan tokoh nasional adalah di kediaman Pak Parni Hadi, seorang inisiator, pendiri dan pembina Dompet Dhuafa.

Gambar 2. Dewi Nur Halimah (Bergamis Hijau Toska) bersama Pak Parni Hadi (Berbaju Putih). 

Selama berkunjung di kediaman Pak Parni Hadi, beliau memberikan ceramah singkat tentang kisah hidupnya dan kiprahnya di dunia kepenulisan. Lalu beliau memberikan kuis di ujung sambutannya.

"Adek-adek peserta PMKN (Pesantren Menulis Keliling Nusantara), siapa diantara kalian yang punya pertanyaan tercepat dan unik akan saya beri hadiah. Hadiahnya kalian boleh minta apa saja, misal mengajukan bantuan ke tetangggamu yang miskin, keluargamu atau saudaramu yang miskin!".

Sontak saya segera mengacungkan tangan sebelum peserta lain mengajukan tangan. Alhamdulillah saya tercepat dan dipilih untuk mengajukan pertanyaan.

"Assalamualaikum. Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Dewi Nur Halimah, peserta PMKN dari Blora, Jawa Tengah. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Pak Parni Hadi atas kesempatan yang diberikan. Yang ingin saya tanyakan Pak, dari tadi Bapak menjelaskan tentang kesuksesan Bapak, kebahagiaan bapak. Sebelum meraih kebahagiaan dan kesuksesan seperti saat ini, rintangan atau hambatan atau kesedihan apa yang pernah bapak alami sehingga bisa menjadi motivasi bagi kami untuk pantang menyerah meraih mimpi meneladani semangat bapak?", tanyaku sembari berdiri menghadap Pak Parni Hadi.

"Great Question. Pertanyaan yang berbobot menanyakan masa kelam sebelum meraih kesuksesan. Begini nak, saya ini dari kecil yatim. Bapak saya wafat saat saya masih berusia 100 hari dan saya dibesarkan seorang diri oleh ibu saya, ibu Kasiyem Kasanpuro. Namun ibu saya memilih untuk tidak menikah lagi dengan alasan ingin menyusui saya sepuasnya. Iya, saya adalah anak pengonsumsi ASI selama 2 tahun, bahkan menurut saya lebih. Saya merasa sangat berhutang budi dengan ibu saya. Tanpa ibu saya, saya tidak akan bisa seperti ini, sehat dan kuat," jawab Pak Parni Hadi.

"Untuk selanjutnya kisah hidup saya, kamu bisa baca di buku saya, JURNALISME PROFETIK," lanjut Pak Parni Hadi sembari memberikan buku yang berjudul "Jurnalisme Profetik" pada saya dengan dibubuhi tanda tangannya langsung.

Gambar 3. Buku Jurnalisme Profetik dari Pak Parni Hadi. 
Gambar 4. Tandatangan Pak Parni Hadi di Buku Jurnalisme Profetik. 



Sontak tepuk tangan peserta PMKN (Pesantren Menulis Keliling Nusantara) riuh mewarnai diskusi saya dengan pak Parni Hadi.

"Apa hadiah yang kamu minta Halimah, untuk siapa?", tanya Pak Parni Hadi melalui Pak Suheng.

"Saya meminta zakat untuk dibagikan ke seluruh fakir miskin dan dhuafa di desa saya Pak," kata saya pada waktu itu.

"Iya akan kami berikan. Kami akan memberikan 200 zakat fitrah, kamu distribusikan ke tetangggamu yang fakir miskin, dhuafa yang berhak menerima zakat ya. Senang dengan semangatmu berbagi Halimah," kata Pak Sugeng. "Selanjutnya kamu koordinasi dengan koordinator Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Pak Satriya ya!," lanjut Pak Suheng.

Selanjutnya saya komunikasi secara internal dengan pak Satriya (koordinator Dompet Dhuafa Jawa Tengah) dan Pak Kuwat (Bendahara Dhompet Dhuafa Cabang Blora). Alhamdulillah hadiah itu diberikan tepat pada bulan Ramadhan 2019 lalu.

Pengalaman yang sangat mengesankan bagi saya dimana menjawab quis berhadiah bebas apapun yang kita minta untuk humanity (kemanusiaan). Kabar yang menggembirakan untuk fakir miskin dan dhuafa di desa saya ketika menerima zakat fitrah dari Dhompet Dhuafa. Saya pun tak pernah membayangkan apalagi merencanakan. Sesuatu yang indah yang tak pernah terduga dan berbagi bersama Dhompet Dhuafa. Ya, zakat adalah kebaikan berbagi kepada 8 golongan yang berhak menerima dengan syarat dan ketentuan tertentu. Adapun zakat fitrah adalah zakat untuk membersihkan jiwa, sementara zakat mal adalah zakat untuk membersihkan harta.

Gambar 5. Distribusi Zakat Fitrah Dewi Nur Halimah bersama Dompet Dhuafa pada Fakir Miskin. 

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

#MenebarKebaikan
#LombaBlogMenebarKebaikan

Sabtu, 14 Maret 2020

Solusi Ketika Masalah Menyapa

Solusi Ketika Masalah Menyapa
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si


Tiadalah Allah swt membiarkan seseorang mengatakan "Aku mencintai Allah" lalu dibiarkan begitu saja tanpa diuji. Cinta terbukti apabila seseorang lolos ujian dan menghadapinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Sabar menerima cobaan, ikhlas menjalani ujian. 

Demikian pula diriku, ujian hadir bertubi tubi. Aku berusaha selalu tersenyum dan tegar. Aku percaya bahwa Allah swt tak akan menguji di luar kemampuanku. Walaupun aku pernah sempat merasa bahwa aku tak sanggup menjalaninya. Toh nyatanya, aku mampu. Aku yakin, Allah menguji berdasarkan kapasitas kita. 

Setiap kali aku pergi, aku sering menggunakan cadar. Iya, aku tak tahan memakai masker sebab hampir setiap memakai masker, nafasku pengab apalagi aku atsma. Maka sebagai alternatif, aku memilih cadar sebagai pengganti masker kalau di jalan. Beberapa teman mengetahui itu, kau tahu apa penilaian mereka terhadapku?. Sungguh kejam. 

"Halimah iku wahabi, makanya cadaran

Demi rabbku, bukan seperti itu. Aku adalah santri NU, bapak ibuku adalah NU tulen, kakek buyutku pendiri toriqoh NU. Aku memakai cadar di jalan sebagai pengganti masker. Banyak di tempatku, kalau ada orang bercadar dibenci. Dituduh wahabi. Ini sungguh fitnah yang besar. Apalagi pelakunya adalah masyarakat dan sebagian juga ada guru. Bagaimana mungkin semua yang bercadar wahabi. Memang mayoritas pengikut Wahabi itu bercadar, tapi TIDAK SEMUA yang bercadar adalah pengikut aliran wahabi. 

Perlu engkau ketahui bahwa bercadar itu baik, menutup aurot secara sempurna meneladani Sayyidatuna Fatimah ra. Aku sangat ingin, tapi belum siap mental. Dipakai sebagai pengganti masker saja yang menghujat masya Allah banyaknya, apalagi memakai cadar di keseharian. 

Banyak salah kaprah di lingkungan masyarakat. Harusnya mereka menilai seseorang wahabi atau bukan, tidak dari pakaian yang sekedar simbol. Akan tatapi dari pola pikirnya. Aku sangat mencintai NU, menyukai sejarah PBNU, dan segala hal yang disampaikan KH. Maemoen Zubair terkait NU. Bagaimana mungkin aku yang cinta NU, dari keluarga nasab NU dianggap wahabi. Innalillah 

Janganlah kalian menilai dan menghakimi seseorang hanya dengan pakaian, tapi lihatlah dari pola pikir dan keseharian sikapnya. Jika engkau menjustis seseorang demikian, jelas engkau sangat melukai Sayyidatuna Fatimah ra. Banyak pula pengikut Sayyidatuna Fatimah ra dan mereka bukan pengikut aliran wahabi tetapi memakai cadar. Maka janganlah engkau menuduh seseorang sembarangan. 

Bukan hanya itu, aku menjumpai sekelompok orang yang tiap kali berjumpa pasti ngrumpi dan menjadikan orang lain sebagai objek olok-olokan mereka. Aku pernah beberapa kali memergokinya, ghibah dan menjadikan orang yang dighibahi sebagai bahan olok-olokan dan bahan ketawaan. Maka aku memutuskan tidak mau ikut berkumpul kecuali ada hajat syari'at. Bukan karena aku tak mau bersosialisasi, melainkan aku menjaga diriku sendiri dari fitnah ghibah. 

Kau tahu apa komentar orang terhadapku. Sangat sadis, dengan lantang mereka berkata:
"Halimah, kamu itu cerdas, sangat pintar tapi tidak punya adab. Kamu tidak mau berkumpul. Kamu tidak mau ngobrol. Kamu tidak mau bersosialisasi

Wallahi, pernyataan di atas disampaikan sendiri padaku dan sangat menyakiti relung hatiku. Seseorang menjustis tanpa bertabayun. Aku tidak peduli, prinsipku tetap. Adakah jika aku mau ngobrol ngrumpi lantas di akherat dia bertanggung jawab terhadapku dan menanggung dosaku?. TIDAK. Seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain, kecuali dosa yang dilakukannya sendiri. Seandainya engkau menolak diajak maksiyat, tentu engkau tak akan disiksa. 

Aku in syaAllah mau berkumpul asal tujuan jelas untuk akherat, untuk kebaikan seperti musyawarah ilmu, diskusi kebijakan, rapat, dll yang in syaAllah banyak manfaatnya di dunia dan akherat. Aku khawatir dengan ngrumpi, lisanmu terpeleset dan menyakiti orang lain. Sehingga aku berusaha semaksimal mungkin untuk bicara seperlunya seputar ilmu dan akhlak. Perlu kita ketahui bahwa seleksi pertama agar lolos dari malaikat khafadoh di langit pertama adalah lolos seleksi ghibah. Aku ingin lolos di langit satu oleh malaikat khafadoh. 

Perlu engkau ketahui aduhai hati yang mulia bahwa para wanita solekhah terdahulu itu jarang sekali keluar rumah kecuali urusan tolabul ilmi. Kalau pun keluar selalu izin orangtuanya jika belum menikah, dan izin suaminya ketika sudah menikah. Mereka sangat menjaga lisannya, berbicara sangat sedikit saja kecuali membahas ilmu dan akhlak. 

Aku sangat ingin meneladani para ummahatul mukminin semampuku, aku tidak peduli saat dihujat karena tidak mau ngrumpi. Dihujat karena tidak mau ngrumpi jauh lebih baik bagiku daripada disiksa di akherat sebab fitnah ghibah. Lisan itu kecil, tapi banyak orang tersungkur masuk neraka karena tidak  bisa menjaga lisannya. 

Sosialisasi bukanlah ghibah. Kalau kumpul untuk diskusi ilmu in syaAllah aku usahakan pasti aku datang dan aktif. Tapi bila ngumpul sekedar ngobrol ngrumpi tak manfaat yang hanya menambah dosa. Lebih baik aku mundur, menjauh entah aku menulis, solat atau apa yang sekiranya tak memberatkan hisabku diakherat. Dosa saja sudah banyak, ditambah dosa ghibah malah berbahaya. Bagaimana bisa lolos seleksi malaikat khafadoh langit pertama?. Sungguh aku sangat takut akan fitnah lisan. Iya, aku perempuan yang cuek, tidak peduli komentar orang. Aku teguh prinsip. Selama menurutku baik dibawah bimbingan guru dan kiahiku, aku in syaAllah lebih taat ulama daripada takut celaan orang. Semoga Allah swt senantiasa menjagaku dari fitnah lisan.  Semoga kelak aku dimasukkan dalam golongan orang yang beruntung, orang yang wafatnya dalam kondisi tetap iman, islam, dan khusnul khotimah. Aamiin.

Jumat, 13 Maret 2020

SEMUA ATAS IZIN ALLAH

SEMUA ATAS IZIN ALLAH
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si


Pernahkan kamu menjumpai ada seseorang berkata "Wah ini kebetulan". Iya, kebetulan menurut manusia, tapi tidak menurut Tuhan. Semua yang terjadi semua atas izin Allah, dan tiada yang kebetulan. Bahkan daun kering terjatuh pun bukan kebetulan, melainkan atas izin Allah swt. Semua atas izin dan pertimbangan Allah. Dan pertimbangan pencipta berbeda dengan pertimbangan makhluk.

"Apa yang menurutmu baik, belum tentu baik menurut Tuhan. Apa yang menurutmu buruk, belum tentu buruk menurut Tuhan. Dan apa yang diberikan Tuhan adalah yang terbaik untuk hambaNya"

Pernyataan di atas bukanlah hal yang asing bagi kita. Manusia boleh berencana, Tuhan berencana. Tapi Kuasa Allah lah yang terjadi. Dialah Allah Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Allah mengabulkan doa manusia, artinya Allah mengajarkan bahwa Allah itu Maha Pemberi, bahwa Allah itu Maha Baik. Allah tak mengabulkan doa hambaNya, BUKAN karena Allah itu jahat MELAINKAN untuk menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, termasuk menunda pengabulan doa atau bahkan tak mengabulkan doa. Adakah kamu makhluk? Bila iya, taat lah pada titah Allah swt.

Pernah aku berfikir. Jika Allah Maha Baik, mengapa Allah tak menciptakan surga saja yang penuh kenikmatan, mengapa menciptakan neraka yang menyiksa, katanya Allah Maha Penyayang? Mengapa ada sedih dan senang, kenapa tidak senang saja bukankah Allah bisa melakukan segala sesuatu yang baik baik saja? Mengapa tidak semua manusia diciptakan baik saja.

Sederet pertanyaan mengepul di otakku. Lalu aku berfikir. Bukankah segala sesuatu tercipta atas izinnya dan pasti ada tujuannya. Iya, tujuannya pasti kebaikan. Allah swt adalah sutradaranya alam semesta, sehingga Dia Berkuasa atas segala sesuatu. Coba analogikan dan bayangkan, bila sutradara film, membuat film itu tokohnya protagonis (baik) semua, tokohnya kaya semua dan tidak ada yang memerankan miskin. Bagaimana jadinya?. Film itu akan monoton bahkan membosankan karena gitu-gitu saja, tidak ada konflik yang bikin penonton greget, tidak ada ending. Semuanya datar. Demikian ciptaan Allah, kalau cantik semua. Tidak ada yang jelek, ya yang cantik menjadi biasa. Kalau kaya semua tidak ada yang miskin, apa artinya zakat. Semua ada fungsinya, dan puncaknya melatih husnudzan sama Allah.

Adanya neraka untuk menguji kecintaan makhluk terhadap Tuhannya. Adanya kemiskinan mengajarkan agar yang kaya berjiwa sosial. Adanya ketampanan dan kecantikan melatih agar yang indah tidak mengiina yang buruk rupa dan mensyukurinya dengan ibadah dan berbuat kebaikan. Jadi semua ada fungsinya. 

Semua ada fungsinya. Nggak ada yang kebetulan. Orang jahat pun ada fungsinya, untuk melatih kesabaran dan keikhlasan. Bahkan yang mungkin menurutmu nyamuk adalah makhluk yang nggak berguna, penyebab penyakit DB dan malaria juga ada manfaatnya. Kalau kamu lihatnya dari segi buruk aja, ya nggak bakal nemu. Coba husnudzan, dengan adanya nyamuk, maka ada inovasi obat nyamuk, autan, dll. Nah pabrik obat nyamuk dan autan ini menyerap banyak tenaga kerja. Karena banyak tenaga kerja, akhirnya banyak yang tidak nganggur. Tuh kan, nyamuk juga membawa rizki. Tergantung kamunya. Kalau kamu lihat buruknya, ya buruk aja yang nampak. Coba dibalik keburukan, lihatlah kebaikannya.

Demikian juga masalah. Masalah hadir atas izin siapa? Atas izin Allah swt. Siapa yang bisa menyelesaikan masalah? Ya Allah. Jadi tugas manusia adalah kembali pada Allah dan banyak mengingat Allah baik dikala senang maupun susah. Hati-hati dalam berbuat. Baikmu akan kembali padamu, dan burukmu akan kembali padamu. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Adil, baik di dunia maupun di akherat. Semua atas izin Allah, tapi jangan sampai kamu jadikan ahlibi bahwa kamu maksiyat juga atas izin Allah. Memang semua atas izin Allah, tapi maksiyat terjadi atas dorongan nafsumu. Ingatlah:

"Segala kebaikan datangnya dari Allah. Dan segala keburukan datangnya dari hawa nafsu"

Bukti cinta ada 3 yakni ketaatan, pengabdian dan pengorbanan. Bukan dikatakan cinta bila kamu masih membangkang. Jadikan jalan cinta pada makhluk Allah sebagai jalan menggapai ridho Allah swt. 

Catatan:
Tulisan ini in syaAllah halal di share sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada yang dirubah sedikitpun. Semoga menjadi amal jariyah penulis, para guru penulis, dan yang membagikan tulisan ini. Semoga kelak penulis dapat wafat dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Aamiin. 


Kamis, 12 Maret 2020

RIZKI PASTI TERTAKAR DAN JODOH TAK AKAN TERTUKAR

RIZKI PASTI TERTAKAR DAN JODOH TAK AKAN TERTUKAR
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah


Tingkatan iman paling besar adalah engkau merasa bahagia ketika menerima musibah sebagaimana ketika menerima nikmat. Ini mudah diucapkan, namun aplikasinya sangatlah susah. Hanya hati yang dikaruniai ketakwaan maqom tinggi yang in syaAllah bisa. 

Mayoritas manusia, bahagia ketika mendapatkan nikmat dan sedih atau menangis ketika mendapatkan musibah. Dan tiap kali teringat hal ini, air mataku terjatuh. Bukan karena apa tapi aku merasa sungguh betapa tipisnya imanku. Sesekali semua kukembalikan Allah. Allah memberi nikmat supaya kembali ke Allah dengan syukur. Allah memberi musibah supaya kembali ke Allah dengan sabar. Alhamdulillah kalau bisa, bersyukur mendapatkan musibah sebagaimana bersyukur mendapatkan nikmat.

Terkadang aku tersenyum sendiri saat merenung. 
"Lah iya, nikmat dan musibah kan yang memberi sama-sama dari Allah swt. Lalu apa yang kamu takutkan aduhai hati?. Jika semua pemberian Allah, terimalah dengan lapang dada dan hati yang ikhlas. Masalah tak akan sampai jika Allah tak mengizinkan. Nikmat tak akan sampai, kalau Allah tak memberikan. Bersyukur baik nikmat maupun musibah", gumamku yang tak jarang membuatku tersenyum sendiri.

Terkadang sambil memandangi ayam aku tersenyum. 
"Aduhai ayam, masya Allah imanmu kog tebal. Kamu tidak pernah kawatir besok makan apa. Buktinya makan-makan aja. Kamu mengajarkan bahwa rizki, termasuk makanan sudah dijamin Allah swt," kataku. 

Sesekali saat aku memikirkan jodoh. Aku belajar pada kucing. 
"Lah iya, kucing tidak pernah kawatir jodohnya siapa. Buktinya bahagia. Bukankah jodoh sudah dijamin Allah. Wes ah manteb. Kalau jodoh pasti bertemu. Kalau tidak jodoh, seberapa kuat menggenggam bakal lepas juga. Tulang rusuk tak akan tertukar," Pikirku. 

Aku sering berdialog dengan diriku sendiri saat mengagumi Tuhan. Aku suka menghabiskan waktuku dengan mengaji, membaca, belajar, wisata. Aku tidak suka kumpul banyak orang ngrumpi. Bukan karena apa, tapi aku kawatir akan terpelesetnya lidahku ikutan ghibah. Udah telinga dosa, karena mendengarkan. Lisan juga dosa. Harus ingkar dua duanya, lisan dengan diam nggak ikut ngrumpi. Telinga dengan berniat tidak mendengarkan. Orang bisa aja ngajak maksiyat, tapi dia kan nggak nanggung dosa kita di akherat. Yang dipukulin malaikat juga kita. Jadi lebih baik prefentif karena seseorang tidak akan menanggung dosa orang lainnga. 

Terkadang ketika membaca buku atau kitab, aku menangis sendiri saking takutnya siksaan Allah. Terkadang juga senyum sendiri. Aku jadi teringat abah yahi guru ruhku, seringkali beliau kalau baca kitab nangis sendiri juga senyum sendiri. Ternyata aku pun sama. 

Yakinlah bahwa rizki pasti tertakar. Kamu bisa meniru cara berjualan orang lain, kamu bisa meniru cara mengajar orang lain, kamu bisa meniru strategi bisnis orang lain. TAPI perlu kamu ketahui bahwa rizki orang beda-beda dan sudah tertakar. Jadi kamu tidak bisa meniru rizki orang lain. Kalau rizkimu, pasti sampai padamu. Kalau bukan rizkimu pasti tidak akan sampai padamu. 

Demikian pula jodoh. Kalau seseorang itu jodohmu, ya mudah bagi Allah menyatukan. Mulai dari mudahnya restu dari kedua belah pihak keluarga mempelai, tanggal weton yang cocok, saling mencintai, dll. Mantab lah, kalau Allah menakdirkan seseorang itu jodoh, maka sudah pasti Allah menggerakkan 2 hati untuk saling mencintai. Namun, jika Allah menakdirkan seseorang itu bukan jodoh, seberapa cinta akan terpisah juga. Entah orangtua tidak merestui, entah meninggal sebelum menikah, entah apapun itu. 

Jadi mantab bahwa jodoh bukanlah sandal jepit yang bisa tertukar. Rizki bukan gelombang laut yang bisa pasang surut. Tapi rizki sudah tertakar. Tak ada yang kebetulan, semua pasti. Mantab akan rizki dan jodoh itu juga bagian dari iman. Percayalah, apa yang ditakdirkan padamu pasti akan sampai padamu.

Catatan:


Tulisan ini in syaAllah halal di share sekalipun tanpa izin penulis selama tidak ada yang dirubah sedikitpun. Semoga menjadi amal jariyah penulis, para guru penulis, dan yang membagikan tulisan ini. Semoga kelak penulis dapat wafat dalam kondisi tetap iman, islam, dan husnul khotimah. Aamiin. 

Allah Memberi Masalah, Allah Memberi Solusi

Allah Memberi Masalah, Allah Memberi Solusi
*****
Oleh: Dewi Nur Halimah, S. Si



Setiap orang hidup tidak bisa lepas dari masalah. Masalah hadir untuk menjadikanmu lebih dewasa. Selalu ada harapan pada Allah. Setiap kali hatiku hancur, iya hancur sehancur-hancurnya. Aku manghabiskan waktuku sendiri dengan nangis di masjid biasa aku i'tikaf. Tanpa berkata apapun. Mengaji, doa lalu air mataku meluncur begitu deras.

Setiap kali sedih dan kesedihan itu sangat mendalam, hujan air mata seringkali spontan mengalir tanpa henti. Tak dapat kuungkapkan kecuali pada diaryku, Tuhanku, dan orang yang paling aku percayai. Seringkali aku motoran tanpa arah, berkilo kilo selama siang in syaAllah safety. Aku motoran sambil solawatan dan spontan air mata membasahi pipiku. Luka yang teramat dalam tidak bisa kusembunyikan, tapi solawatan membuatku lebih lega sembari menikmati indahnya alam. Jika cintaku pada manusia dibalas pengadu dombaan, penghianatan. Tapi aku yakin, cintaku pada Nabi Muhammad tidak dibalas dengan penghianatan. Adakah rosulku tega membalas salam solawatku, cintaku dengan penghianatan?. Tentu TIDAK. Solawat adalah obat cinta dimana aku hanya bisa berharap pada Allah swt dan cinta rosulku. Dengan Mencoba selalu husnudzan di balik ujian yang sangat berat.

Aku tidak berani berharap pada manusia, karena seringkali bahkan orang yang pernah kupercayai berhianat. Satu-satunya harapan yang kumiliki adalah dari Allah. Semoga harapan ke Allah tidak hilang, sehingga aku tidak putus harapan hidup.

Terlalu sakit, ketika kepercayaan dihianati terlebih bila orangnya pandai berdrama seolah olah aku yang salah. Aku perempuan yang tak bisa beracting, apa adanya, in syaAllah selalu jujur. Kalau aku marah, dari sikapku kelihatan. Kalau aku bahagia pun kelihatan. Aku tidak suka bermuka dua. Tapi seringkali orang yang kupercayai, justru bermuka dua. Kecuali ibu dan adekku. 

Terkadang ketika kesedihan mencapai puncaknya. Yang sering kulakukan adalah observasi lapangan kondisi gelandangan, pengemis, perminta-minta sekaligus kalau ada rizki sekalian berbagi. Iya, yang sangat aku rindukan ketika kesedihan luar biasa adalah mengadukan pada RabbKu. Bertemu orang-orang yang aku sayangi memberikan ketenangan tersendiri bagiku saat aku difitnah. Biarlah Allah, Dzat Yang Maha Kuat yang menguatkanku.

Berjumpa dengan yatim piatu mengajariku arti syukur. Aku masih diberi orangtua. Sudah sepantasnya aku memuliakan orangtuaku. Biasanya seminggu sekali/ 2 minggu sekali atau pas sembako habis. Aku belanja banyak sembako 1 kresek besar di swalayan. Semata mata untuk membahagiakan ibu. Tanpa berucap kata apapun, langsung kuberi. Setelah itu senyum pergi. Ibu sudah hafal sikapku, aku kalau memberi tidak bilang, setelah memberi langsung pergi. Tanpa ngomong apapun. Demikian adek, aku dulu pernah berjanji bahwa aku yang akan membiayai sekolahnya, dia ndak usah khawatir. Alhamdulillah sudah hampir 3 tahun ini aku membiayainya. Mulai harian, biaya pondok, kitab, peralatan, dll. In syaAllah ridho. Aku tidak akan mengungkitnya, karena aku memberinya dengan cinta. Namun aku memberi persyaratan "Kelak jika di akherat, sampaikan Salamku pada Allah". Aku hanya meminta ia harus sungguh sungguh belajar. Selalu kudorong agar juara juara dan menjaga akhlak. In syaAllah dia perempuan yang sangat lembut, cerdas, juga baik. Semoga cintaku menjadi amal jariyahku di alam kubur. Walaupun aku orang e kalau di depan tak pernah blak blakkan matur cinta dll. Setidaknya, barang barang, biaya, surat sudah menunjukkan aku cinta. Aku tak pernah perhitungan dengan orangtua dan adek kesayanganku. Uangku juga uang orangtuaku. Rumah mereka juga rumahku. Jadi milikku juga milik mereka in syaAllah. Yang kuharapkan hanya ridho Allah, ibuku, bapakku, adekku, dan guruku (guru yang pernah langsung mengajariku). 

Menyambangi panti jompo. Dengan aku melihat orangtua orangtua yang di panti jompo, aku belajar arti memuliakan. Kelak, ketika aku sudah berumah tangga. Lalu ibuku, bapakku, ibu mertuaku, bapak mertuaku sepuh in syaAllah akan kumuliakan dan TIDAK kutaruh dipanti jompo. Aku kasihan melihat orangtua yang ditaruh di panti jompo dan sangat merindukan kasih sayang anak-anaknya. Akan kumuliakan sebagaimana mereka mencintaiku sewaktu kecil. Dulu waktuku kecil, aku seringkali bagai kaleng rombeng. Ngomong tidak jelas berulang kali, tapi ibu tidak pernah marah justru gemes. Dulu aku tidak bisa berjalan, yang menatihku berjalan adalah ibuku sehingga aku bisa berjalan hingga berlari. Saat aku tidak bisa makan, disuapi sama ibu. Justru waktu sepuhnya orangtua adalah ladang pahala bagiku, memuliakannya dengan merawatnya seperti menyuapi, memapah berjalan, mendengarkan ceritanya, dll. Orangtuaku, mertuaku nanti in syaAllah akan kumuliakan. Baikku bukan karena aku baik, tapi aku berusaha semaksimal semampu ku untuk meneladani Sayyidatuna Fatimah ra (putri Rosulullah saw).

Bertemu fakir miskin, dhuafa, gelandangan mengajariku arti syukur. Alhamdulillah memiliki rumah walaupun sederhana, alhamdulillah memiliki sawah sehingga ketika ada rizki bisa berbagi. Banyak cara Allah untuk melatihku bersyukur dan peduli. Terkadang aku memakai cadar, menjumpai fakir miskin memberikan uang semampuku, ke tukang parkir walau tidak markir, ke tukang becak dengan membayar tiga kali lipat pas ada rizki, dll. Namun identitasku kusembunyikan. Jadi tiap aku datang, mereka hanya tahu perawakan Tubuhku. Emakku sudah tahu kebiasaanku, emakku mendukungku. Aku malah suka membantu orang yang tidak kenal, karena in syaAllah pasti ikhlas dan tidak kuungkit. Aku juga suka memberi diam diam, agar yang menerima tidak malu. Kutaruh dimana ia biasa berada, kuberi surat lalu aku pergi. Justru dengan tampang jutek diluar. Peduli diam diam akan membuatku lebih nyaman. Aku tidak suka cerewet ngomentarin orang, yang penting tidak mengganguku, tidak mendzalimi ku ya sudah. Menasehati wajib karena dakwah wajib, diterima alhamdulillah. Tidak diterima juga tidak masalah, wong nasehat gratis, saya tidak kula'an. Nanti yang merasakan juga dia sendiri. Jujur, hatiku berbunga bunga ketika melihat orang yang kuberi senyum sumringah.

Terkadang aku berkeliling untuk menjumpai orang gila. Tiada rasa takut dariku, sebab yang kutakuti hanya Rabbku. Dengan orang gila, aku belajar arti syukur. Bersyukur aku telah diberi akal sehat sehingga waras. Dengan waras, aku lebih banyak bertafakur dan semoga bisa menebar kebaikan, menebar manfaat, menebar prestasi. Aamiin

Seringkali juga ketika aku sedih, aku menjumpai anak anak berkebutuhan khusus (ABK) baik anak autis, anak tuna grahita maupun tuna daksa. Pada yang tidak memiliki tangan, aku belajar arti syukur telah diberikan tangan. Pada yang tidak memiliki kaki, aku bersyukur telah diberikan kami. Banyak hikmah yang kuperoleh. Aku sering melancong sendirian, tiada ada ketakutan di hatiku. Sebab selain siang hari, jua aku yakin Allah senantiasa ada menjagaku. Setiap kali aku ketakutan. Aku selalu 🤲 berdoa. 

"Duhai Allah, Dzat Yang Maha Memelihara. Jagalah diriku. Duhai Allah, Dzat Yang Maha Menyelamatkan, kupasrahkan jiwa raga dan nyawaku padaMu. Selamatkanlah dari dunia hingga akherat. Lahul fatekhah" 

Dia yang sangat sederhana namun penuh dengan ketulusan dan seringkali kuoanjatkan setiap kali aku takut, gelisah, khawatir. Aku memiliki Tuhan, Dzat Yang Maha Menguatkan. 

Cita-citaku dari kecil hingga dewasa cukup sederhana. Masih tetap Istiqomah 5, dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan. 
  1. Menjadi waladun solekhah. Iya aku sangat ingin membahagiakan orangtuaku. Walaupun kadang tanpa sengaja, aku pun pernah mengecewakannya. Tapi aku selalu minta maaf duluan dengan ortu karena aku sadar ridho Allah bersama ridho ibu bapakku selama aku belum menikah, tak sungkan untuk sungkem. Kendati aku sudah menikah, surgaku pada ridho suamiku. Tetap orangtuaku akan kumuliakan sebagaimana birul walidain, mungkin porsinya yang berbeda. 
  2. Menjadi zaujati solekhah. Aku memutuskan menikah atas dasar aku tertarik sehingga bisa cinta supaya aku bisa taat ke suami. Ridho istri pada ridho suami. Istri membangkang, dilaknat Allah dan malaikat. Sehingga bagaimana mungkin aku bisa menerima orang menjadi suami tanpa cinta. Tidak, sekali kali tidak. Apalagi aku tipikal kalau tidak ada ketertarikan sama sekali, selalu protes. Tapi kalau cinta, in syaAllah ridho berjuang, berkorban jiwa raga, nyawa untuk suami selama tidak melanggar perintah Allah swt. Aku ingin menjadi istri yang taat layaknya Sayyidah Muthi'ah ra dan Sayyidah Khodijah ra yang rela berkorban apa saja, demi Allah dan rosulnya. Ya Allah, izinkanlah dan ridhoilah agar aku menikah atas dasar saling mencintai dan ketertarikan satu sama lain. Bukan menikah karena pakewuh, bukan menikah karena terpaksa. Sehingga ibadah atas dasar cinta, dari mencintai makhlukMu menjadi jalan aku semakin mencintaiMu. 
  3. Menjadi umi solekhah. Persiapanku cukup banyak. Aku cerdas, bukan untuk menyaingi suamiku. Justru itu bentuk cintaku padanya. Karena aku menginginkan dzuriyah yang ngalim. Makanya aku semaksimal mungkin untuk wara'. Agar anak anakku kelak in syaAllah ngalim, soleh solekhah. Kukekang mulutku, agar bicara seperlunya saja. Ibunya imam syafi'i tidak pernah ngrumpi. Hari-harinya dipenuhi dengan ibadah. Jika tidak ada kepentingan aku memilih diam. Walaupun tak jarang aku dihujat, dianggap tidak bisa sosialisasi. Wallahi, sosialisasi artinya adalah penyampaian informasi atau ilmu, bukan ngrumpi. Ngumpul ngrumpi tidak sama dengan sosialisasi. Aku tidak peduli penilaian orang apa, aku hanya peduli pada riyadohku. Aku hanya bicara kecuali seputar ilmu, hal manfaat, selebihnya diam. Kalau pun curhat sama keluarga dan orang yang aku percaya. 
  4. Dzuriyah cerdas soleh solekhah. Ambisiku dari dulu adalah memiliki dzuriyah yang cerdas, soleh solekhah. Jadi aku sebagai ibu, sebelum menjadi ibu harus banyak riyadoh. Riyadoh ku diantaranya, berusaha tidak pernah ghosob, berusaha makanan yang masuk diperutku pasti halal (bukan dari riba, ghoror, nipu, dll), berusaha bicara seperlunya saja. Ghibah haram kecuali ghibahnya orang yang didzalimi pada penguasa/ pemimpin untuk mengadukan orang yang mendzaliminya, banyak berbagi (karena Sayyidah Fatimah ra yang dermawan pun tidak lepas dari watak Sayyidatuna Khodijah RA yang penyayang lagi dermawan). Dermawan sama orangtua, adek, fakir miskin, dhuafa, yatim. 
  5. Semoga kelak wafat husnul khotimah. Bagiku orang yang paling beruntung adalah orang yang wafatnya husnul khotimah. Semoga kelak tetap iman, islam, husnul khotimah. 
Aku percaya bahwa dibalik ujian yang sangat berat, Allah telah menyiapkan hadiah untukku yang takkutahu dan tak kuduga sebagaimana janji Allah bahwa dibalik kesulitan ada kemudahan. Aku pun belajar tegar dari kisah nabi Yusuf. Nabi Yusuf pernah dilempari dimasukkan ke sumur, difitnah hingga dijebloskan penjara padahal ia benar. Saat ini aku merasakan posisi difitnah. Biarlah Allah Yang Maha Membuka Kebenaran yang membuka kebenaran tanpa aku menjelaskan. Duhai Allah, Engkau mengetahui mana yang tulus dan mana yang bersandiwara. Engkau telah mengujiku dengan bullying yang dahsyat, Allah mempersiapkan solusi untukku. Dialah Allah, Dzat Yang Maha Menguatkan. Dialah Allah, Dzat Yang Maha Mengetahui isi hati tiap hambaNya. Aku pasrahkan hidup matiku padaMu ya rabb. Aamiin